Om Ikan Om ... !!! TK Salman Al Farisi
OM IKAN OM.., begitulah anak-anak TK Salman Al Farisi bergembira saat menangkap ikan di balong milik Eka Santosa, Pasir Impun, Kab. Bandung, Rabu (22/2/2017). Mereka lalu berkomentar soal ikan yang ditanam di kolam khusus yang berisi ikan endemik ini.
“Ikan itu lucu ya, licin sama
empuk. Aku sayang ikan, tapi suka makan ikan,” kata seorang bocah dengan
kondisi basah kuyup. ”Oh, ini oblok”, begitu ujarnya polos ketika para kakak pembimbing
dari Alam Santosa menjelaskan wadah ikan tradisional yang dulu era 1970-an
masih banyak kita lihat di tatar Sunda.
“Om ikan Om,” seru puluhan bocah
lainnya dengan wajah ceria. Ini mengingatkan pada frasa yang sempat menggejala
ke seantero jagat dari Indonesia pada akhir era 2016-an – “Om Telolet Om”.
Di sini diperkenalkan jenis
peralatan ikan tradisional lainnya seperti heurap, kecrik, bubu, korang,
cireung, sirib, sair, ayakan, koja, sair lambit, sebagian besar bocah yang lucu
memancarkan roman antusias. “Korang ini untuk apa?” tanya seorang bocah. Tatkala
dijelaskan fungsinya sebagai wadah ikan oleh kakak pembimbing, seketika bocah
ini tampak tenang.
Puncaknya, 140 bocah TK Salman Al
Farisi yang dituntun 18 guru di bawah pimpinan ibu Kepala TK Heti Ponco, mereka
secara bergiliran menangkap ikan di kolam yang tersedia.
Wuih, ramainya tak bisa
digambarkan. Kolam ikan seketika berkecipak, sementara ikan yang licin
ramai-ramai ditangkap tangan-tangan mungil. Di sisi lain para guru pembimbingnya
bisa selfian sejenak.
“Kegiatan ini pastilah berkesan
bagi murid kami. Ini lanjutan dari bahasan materi tentang ikan di kelas,” jelas
seorang guru pembimbing. Pihaknya berharap program yang sangat disukai
anak-anak ini berlanjut di masa depan. Mereka tampak asyik.
Pendidikan Lingkungan Hidup
Di sela-sela peliputan ini,
secara tak sengaja bertemu Eka Santosa, pemilik kawasan Ekowisata dan Budaya
Alam Santosa seluas 4,5 ha di kawasan Bandung Timur. Lokasi ini berada di kaki
Gunung Manglayang, sekitar 700 meter diatas permukaan laut. Eka Santosa
langsung berbaur dengan bocah-bocah TK itu.
”Bersyukur, kini sudah mulai
banyak dari berbagai sekolah belajar tentang lingkungan hidup. Tempat ini
didedikasikan agar Jabar dan Nusantara lebih peduli hijau,” ujarnya sambil
dirinya menata ‘proyek baru’ saung jangkung di bagian ujung selatan Alam
Santosa.
Yang Eka pikirkan saat berdiskusi
dengan penulis, anak harus mengenal ikan dan konsumsi paling baik untuk
anak-anak adalah ikan. Sebab, ikan sangat berprotein hewani, gizinya dapat
mencerdaskan otak anak-anak.
Eka mengaku sangat prihatin
melihat dunia luar, khsusunya di kawasan daerah aliran sungai (DAS) Citarum
yang airnya sudah terkontaminasi limbah industri. Paling mengerikan dari
konteks itu, Citarum dibawa ke muara Saguling, Cirata, maupun Jatiluhur.
"Saya menyarankan anak-anak
tidak diberi ikan tangkapan dari ketiga bendungan tersebut. Karena, ikan yang
ditanam di tiga danau itu terkontaminasi air Citarum yang menyebar limbah
B3," kata Eka.
Limbah itu menjadi makanan ikan.
Sayangnya, produksi ikan polutan itu termakan anak-anak kita. Dampaknya, akan
terjadi kelumpuhan syafat otak yang mengakibatkan otak kosong. Tidak salah jika
pada kurun waktu tertentu generasi berikutnya akan mengalami kebodohan.
Sementara Dadan Supardan, GM Alam
Santosa, menilai program pengenalan lingkungan tentang ikan sangatlah penting.
”Ini tahapan lanjutan dari program kaulinan budak yang rutin kami lakukan,
pesertanya beberapa lembaga pendidikan,” kata Dadan. (jawara)
Om Ikan Om ... !!! TK Salman Al Farisi
Reviewed by ALGIVON
on
16.40
Rating:
Tidak ada komentar