Dari Rapimnas Partai Berkarya, Semula Hanya Rapat Pengurus Pleno DPP - Sikap DPW Jabar?
Algivon -- Ketua Umum Partai Berkarya, Tommy
Soeharto atau Hutomo Mandala Putra akhirnya memberi peringatan keras akan
memecat para kader yang menamakan diri Presidium Penyelamat Partai Berkarya
(P3B) dari keanggotaan partai bila tetap memaksakan diri menggelar musyawarah
luar biasa (Munaslub) pada 11 Juli 2020 di Jakarta.
Inilah salah
satu keputusan dari rapat pleno DPP
Partai Berkarya yang digelar di Gedung Granadi, Jakarta, Rabu (8/7/2020).
Lainnya, dari[L1] rapat ini yang dihadiri 30 Ketua DPW
dari 34 Ketua DPW Partai Berkarya se Indonesia, secara aklamasi diperluas
menjadi Rapimnas Partai Berkarya.
“Terpenting
hari ini kita kehadirn H. Akhmad Goesra S.H yang sebelumnya tergabung dalam
pimpinan P3B yang akan menyelenggarakan Munaslub itu. Ya, beliau telah kembai
ke jalan yang benar,” kata Priyo Budi Santoso, Sekjen Partai Berkarya dalam
konpres-nya yang memperluas Rapat Pleno DPP Partai Berkarya menjadi Rapimnas
Partai Berkarya.
“Yang jelas
sejumlah agenda dalam Rapimnas yang dimulai pukul 16.00 sore (8/7/2020) ini
akan dibahas banyak hal, di antaranya:”Evaluasi saat kepesertaan pada Pileg
2019 termasuk persiapan untuk menghadapi Pileg 2024, strategi verifikasi ulang
menyangkut perlu atau tidaknya ikut verifikasi partai, dan membahas tentang rencana
parliament threshold yang berkeadilan bagi Partai Berkarya, evaluasi menghadapi
Pilkada 2020, serta revitalisasi organisasi, juga berbagai hal strategis
lainnya,” jelas Priyo Budi Santoso.
Perbedaan paling
significant pada perubahan nuansa rapat pleno DPP Partai Berkarya yang
diperluas menjadi Rapimnas Partai Berkarya, pada sore harinya diikuti oleh
Sekertaris maupun Bendahara dari setiap DPW se Indonesia melalui terobosan
teknologi komunikasi aplikasi Zoom. “Ini
dilakukan dalam kaitan prosedur pandemik Covid – 19,” kata Priyo Budi Santoso.
Sikap
DPW Jabar ?
Sementara itu menurut Eka Santosa
Ketua DPW Partai Berkarya Jawa Barat, rapat pengurus pleno DPP menjadi Rapimnas
merupakan momentum yang ditunggu-tunggu.
“Diketahui dalam
situasi skeptis pasca Pileg 2019, dan dari sisi organisatoris kita agak kesulitan
untuk memberikan arahan terhadap struktur partai di bawahnya, terutama DPD
maupun DPC. Ini karena belum ada arahan khusus pasca pileg, plus situasi
pandemi Covid-19 menambah semcam ketidakpastian. Saat ini suasana pembinaan
partai terkesan tergesa-gesa.”
Pada pihak
lain kata Eka Santosa menyoal perolehan suara pada Pemilu 2019 yang tidak atau
belum mencapai ambang batas. “Perlu dilakukan evaluasi secara utuh. Jangan pula
evaluasinya setengah-setengah, ” ujarnya.
Fenomena
lain yang dirasa janggal di mata Eka Santosa, perlu adanya peringatan keras
dalam hal munculnya keinginan diselengarakannya Munaslub. “Setidaknya, dan saya
kira ini kewenangan DPP untuk memberikan sikap tegas sesuai AD/ARDT. Sebabnya,
ada kesalahan fatal, muncul sebuah institusi di luar AD/ART yakni Presidium Penyelamat
Partai Berkarya. Lalu ditambah dengan istilah lub (luar biasa).”
Khusus kata Eka
Santosa, tentang adanya pihak di Jawa Barat yang bergabung ke kegiatan Munaslub,
perlu diingatkan:
“Ada dua hal
yang tentu berkonsuekonsi, pertama yang berkaitan dengan struktur dan jabatan,
saya kira ini dapat diselesaikan melalui mekanisme tertentu, karena ada etika dan
aturannya. Tetapi bila berkaitan dengan status keanggotaan? Mungkin ini harus
dipelajari dulu melalui AD/ART, sebab ini menyangkut hak yang bersangkutan
untuk bergabung di sebuah partai,” pungkasnya.
(Harri Safiari)
Dari Rapimnas Partai Berkarya, Semula Hanya Rapat Pengurus Pleno DPP - Sikap DPW Jabar?
Reviewed by Harri Safiari
on
11.49
Rating:
Tidak ada komentar