Bunga Ayu Seaside Resort Tebar Bibit Sidat, Berbarengan Jembatan Gantung di Cicatih Diresmikan
Algivon -- Laiknya memenuhi nazar, Pegiat Lingkungan dan Sosial Kemasyarakatan yang akrab disapa Opung Bastian atau sebaliknya Bastian Opung (74) mengisahkan lika-liku pembuatan jembatan gantung di atas Sungai Cicatih Kabupaten Sukabumi. Menurutnya, pantas warga dua kecamatan masing-masing Warungkiara dan Cikembar di Kabupaten Sukabumi, kini punya jalan alternatif:
“Cukup vital jembatan gantung ini, karena diidamkan sejak
puluhan tahun lalu oleh ribuan warga di dua kecamatan,”papar Bastian Opung pada
Senin, 16 November 2020 dengan menambahkan – “Ya tiga hari lalu (13/11/2020)
semua pihak yang terlibat membuat atau melakukan udunan (patungan), meresmikan
jembatan gantung ini.”
Tercatat dalam kepanitiaan pembuatan jembatan gantung ini,
di antaranya Vertical Rescue Indonesia VRI) sebagai titik ke-109 dari 1.000
yang direncanakan, Methodist 90 Go Charity Jakarta, Bunga Ayu Seaside Resort
(Palabuhanratu), program Karya Bakti TNI Yon Armed 13 Nanggala Kostrad
Sukabumi, serta masyarakat di sekitar pembuatan jembatan ini di Kecamatan
Warungkiara dan Cikembar.
Lepaskan Ribuan Sidat
Seperti janji Opung Bastian yang juga representasi Gerakan
Hejo di Kabupaten Sukabumi bersama Tony Francis, berbarengan dengan peresmian
jembatan gantung yang memiliki bentangan lebar suangai sekitar 70 meter, dengan
Panjang 90 meter, lebar jembatan 1,2 meter, dan melintang di atas ketinggian
sekitar 11 meter, hari itu (13/11/2020) juga ditebar ribuan bibit:
“Khusus penebaran untuk re-stocking ikan sidat (Anguilla
spp) ini memang tidak rame-rame. Harus senyap saja, biar sidatnya bisa hidup panjang
untuk dipanen 8 bulan ke atas,” kata Opung Bastian yang mengatakan Kabupaten
Sukabumi dari Jabar dan Kabupaten Kebumen serta Cilacap dari Jawa Tengah –“Itu
tiga daerah pemasung sidat ekspor ke Asia Timur (Jepang, Korsel, dan Taiwan),
sayang dari Sukabumi dalam dua tahun terakhir menuruun kuantitasnya, karena kemarau
yang relatif panjang.”
Iseng ke Bastian Opung, untuk ribuan bibit sidat kualitas terbaik dari Hulu Sungai Cimandiri yang dilepasliarkan kali ini, dananya dari mana? "Sssttt, jangan ribut ini mah dari the power of udunan orang-orang tertentu yang sangat cinta lingkungan, tetapi selalu silent..., ujarnya dengan menutup bibirnya oleh silangan telunjuknya.
Lebih jauh menurut Tony francis ikan endemik sidat yang
berharga tinggi ini dan terbaik di dunia, yang di Jepang disebut Unagi sebagai
ikan kelas satu, serta sering digunakan sebagai kelengkapan ritual keagamaan, sebaiknya:”Jangan
sampai hilang atau langka. Harapannya, sumbangsih bibit sidat ini bisa berkelanjutan.
Artinya, dipanen setelah ukurannya memang cukup,” ujarnya dengan menambahkan –“Hindari
pemakaian alat strum, dan racun.”
Sementara itu Lili Kepala
Dusun Ciseupan Desa Kertamukti Kecamatan Warungkiara tempat yang relatif dekat
ke pusat pelepasan sidat ini di dekat jembatan gantung yang baru, berharap
ribuan sidat yang dilepas-liarkan di Sungai Cicatih bisa menambah
keanekaragaman hayati unggulan di daerahnya. Harapan utamanya, pihak pemerintah
dan para pengusaha eksportir sidat, sebaiknya lebih peduli juga pada keberadaan
sidat di alam asalnya, dan jangan semua ikan di alam diambil:
Pergilah nak sidat lalu hiduplah dengan bebas hingga beranak pinak ...
“Lagi tak bosan-bosan, semoga tak diracun atau distrum. Percayalah,
masyarakat di sini saat ini, sudah lebih sadar lingkungan,” tutupnya penuh asa.
(Harri Safiari)
Tidak ada komentar