HM Farhan: Menjaga 4 Pilar Kebangsaan, Vaksinasi Covid-19 Tunjukkan Kepada Dunia, Indonesia Bangkit !
Algivon – Kembali, Anggota MPR RI Muhammad
Farhan (HM Farhan) yang juga Anggota DPR RI dari Partai NasDem Dapil 1
Jawa Barat (Kota Bandung-Kota Cimahi) menggelar Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan
bertajuk, ‘Vaksinasi Covid-19 Bagian dari Perjuangan Menjaga 4 Pilar Kebangsaan’.
Kegiatan ini berlangsung pada Selasa, (16/3/2021), di Dash Futsal Jalan A.H.
Nasution Kota Bandung, Jawa Barat.
Hadir dalam kegiatan ini di antaranya Ketua DPD Partai NasDem kota Bandung Rendiana
Awangga, Camat Antapani, Kapolsek Antapani, dan warga Cibiru, Ujungberung,
Cinambo, dan Antapani.
HM Farhan seusai acara mengatakan, kedatangannya ke kota
Bandung untuk melakukan satu agenda tunggal, yaitu Sosialisasi Empat Pilar
Kebangsaan terkait tugas dan amanat dari
Anggota MPR RI:
"Kegiatan khusus ini fokus dalam hal sosialisasi
vaksinasi, dan kenapa vaksinasi ada hubungannya dengan empat pilar? Jawabnya, vaksinasi
adalah usaha kita bersama-sama demi menjadikan
kita bisa bertahan ditengah-tengah deraan
pandemi Covid-19," ungkap HM Farhan.
Lebih lanjut HM Farhan menegaskan, vaksinasi memiliki nilai strategis,
karena akan memberikan kepercayaan diri dan kepercayaan kepada dunia bahwa
Indonesia sudah siap bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.
"Maka kita harus berusaha bersama-sama dan harus masif,
untuk itulah jika dilihat dari perspektif empat pilar kebangsaan maka sesuai
dengan sila kelima Pancasila yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia, ini memastikan bahwa keadilan sosial itu tidak hanya bagi penyelenggara
negar saja,a tetapi juga seluruh warga negara Indonesia," kata HM Farhan.
"Insha Allah mudah-mudahan kita akan bisa menjadi
bagian solusi untuk melakukan vaksinasi secara nasional, baik di Jawa Barat
khususnya di kota Bandung dan Cimahi, karena kita sedang menjalin komunikasi
dan kerjasama dengan lembaga-lembaga swasta untuk menyelenggarakan vaksinasi
massal," ungkap HM Farhan.
"Seperti diketahui jumlah penduduk Bandung dan Cimahi
sekitar 2,6 juta jiwa, apabila setiap hari dilakukan vaksinasi untuk 20.000
orang, maka membutuhkan waktu 130 hari atau enam bulan," kata HM Farhan.
"Sesuai arahan Pemerintah fokus vaksinasi adalah untuk
usia 60 tahun ke atas dahulu, dan pekerja pelayanan publik, misalkan usia 16
tahun sudah menjadi guru maka boleh divaksin, namun bila usia 16 tahun hanya
berstatus Pelajar atau Mahasiswa sebaiknya jangan dulu diberi vaksin,"
ungkap HM Farhan.
HM Farhan menjelaskan, vaksin, alat suntik dan tenaga
kesehatan sudah disediakan oleh negara, sedangkan penyelenggaraannya seperti
penyediaan fasilitas tenda, pendaftaran dan lainnya disupport oleh pihak
swasta, namun pengelolaan data, pendaftaran dan lainnya akan dilakukan oleh
dinas kesehatan Jawa Barat.
"Kendala vaksinasi saat ini masih banyak, di antaranya
masih ada pertanyaan dalam sosialisasi mengapa yang memiliki penyakit jantung,
tumor, darah tinggi dan lainnya tidak bisa ikut divaksin, dan hal tersebut
memang harus dijelaskan oleh kita, ini karena uji coba klinis itu belum sampai
menyentuh kelompok yang beresiko tinggi, baru kepada kelompok biasa,"
ungkap HM Farhan.
"Kemudian pada saat yang bersamaan, ada keluhan dari
masyarakat tentang ketersediaan vaksin, dan hal ini adalah masalah bersama di
mana Menteri Kesehatan sudah mengakui Indonesia mengalami keterbatasan stok
vaksin, dan pada saat yang bersamaan ada tugas lain yang sangat besar yaitu
mengawasi penggunaan anggaran 74 triliun rupiah untuk vaksinasi, dan ini yang
harus kita awasi bersama-sama," tegas HM Farhan.
Terkait vaksin kadaluarsa, HM Farhan mengatakan, vaksin
kadaluarsa harus dibuang dan jangan dipaksakan, "Harus ada transparansi
dari Pemerintah, apabila ada kesalahan pencatatan harus diperbaiki jangan
dibiarkan, dan kita memastikan tidak ada pelanggaran hukum," tegasnya. (Harri Safiari)
Tidak ada komentar