Giliran DPP Gerakan Hejo Menerima Kunjungan Kepdes Indragiri, Tedi Sumarto & Usep Rustandi: Lanjutkan Kerjasama ini
Algivon -- Waktu yang dinanti oleh jajaran DPP Gerakan
Hejo, mewujudkan kehadiran rombongan Agus Margono, Kepala Desa Indragiri, Rancabali
Kabupaten Bandung, kesampaian juga pada Kamis sore (22/4/2021. Galibnya, mereka
tiba di Kawasan Ekowisata dan Budaya Alam Santosa di Pasir Impun, Desa Cikadut,
Cimenyan Kabupaten Bandung, tepat waktu. Terucap kata terima kasih dan selamat datang atas
kehadiran rombongan Kepala Desa Indragiri dari daerah Bandung Selatan ke
Bandung Utara. Pertemuan ini, layaknya membalas kunjungan rombongan DPP Gerakan
Hejo beberapa hari lalu (31/3/2021) ke Bandung Selatan,”hatur nuhun atas
kehadiran bapak-bapak dan ibu ke Kawasan Bandung Utara,”kata Eka Santosa, Ketua
Umum DPP Gerakan Hejo yang sore hari itu masih tetap dengan busana kebesarannya,
‘bersarung ria’
Tampak menyertai rombongan Kepala Desa Indragiri pada Kamis
sore itu rekan-rekan dari ‘Sahabat Desa’ yang selama ini menjadi mitra
strategis untuk pengembangan desa wisata di Bandung Selatan, di antaranya Fajar,
Ridwan Iwenk, David, dan M Syahril Iskandar.
“Hari ini sempat berkeliing di Alam Santosa yang katanya
luasnya sekitar 5 ha, kami cermati mulai situasi dan kelengkapan nuansa adat
Sunda serta Nusantara, termasuk konservasi hutan ‘buatan’ yang amat lebat, juga
kami amati sejumlah bangunan dan rumah adat Sunda, konservasi ikan endemik (lokal),
dan lapang Asia Afrika yang ada di puncak bukit Alam Santosa. Semua ini asset utama
untuk pengembangan desa wisata di Cikadut - Cimenyan,” papar Fajar yang selama
ini telah sukses mengembangkan desa wisata di beberapa daerah.
Bagi Agus Margono yang didampingi Kadus Dede Komarudin yang
juga merangkap Ketua LMDH Kampung Nyampay Desa Indragiri, kehadirannya ke
Kawasan Alam Santosa merupakan pembelajaran tersendiri dalam hal pengembangan
desa wisata:
Nuansa baru, mencari titik temu dari level dasar untuk pengembangan kepariwisataan yang bermaslahat secara berkelanjutan
”Bangunan dan arsitektur tradisional di sini, sudah tertata
baik. Ini patut dicontoh, tadi Kang Eka Santosa mengijinkan Abah Warsa dari
Kampung Kuta (Kab. Ciamis) untuk ikut menata di Desa Indragiri. Ini sebuah
pembelajaran baik bagi desa kami nantinya. Tak percuma hari ini kami jauh-jauh
datang dari Bandung Selatan …banyak manfaat yang didapat.”
Kata Tedi Sumarto & Usep
Rustandi
Cukup menarik dalam pertemuan ini yang dari pihak Eka Santosa
yang saat itu didampingi jajaran pengurus DPP Gerakan Hejo seperti Rudi ‘Rahayu’
Rambo, Kang Ozenk ‘Percussion’, Edi Subagja, dan Harri Safiari, petangnya usai
berbuka puasa bersama hadir masing-masing Tedi Sumarto, Adm Perum Perhutani KPH
Bandung Selatan, juga Usep Rustandi, Adm
Perum Perhutani KPH Bandung Utara. Pantauan redaksi, rupanya arah diskusi
tentang pengembangan kepariwisataan di dua wilayah Perum Perhutani ini semakin hangat
dan mengerucut:
“Lanjutkan kerjasama ini, hingga semua pihak yang terlibat
selain merasa nyaman pun memperoleh benefit yang wajar, tanpa meninggalkan efek
bagi keseimbangan lingkungan fisik dan sosial-budaya di daearah yang akan
dikembangkan,” papar Tedi Sumarto yang diamini rekannya Usep Rustandi.
Terkait jangka waktu KSO (kerjasama operasi) yang kita berjangka
rata-rata 2 tahun lamanya antara Perum Perhutani dengan mitranya dalam hal pengembangan
kepariwisataan:”Ya, ini sudah menjadi beleid dari pihak direksi di pihak kami.
Namun janganlah ragu, kami tetap mengutamakan trust (saling percaya) di antara
para pihak. Buktinya, belum pernah ada wan prestasi yang terjadi dalam
perjalanan kerjasama ini,” tambah Usep Rustandi.
Pada akhir pertemuan ini Eka Santosa secara terbuka,
mengapresiasi semua pihak yang beritikad baik untuk memberdayakan warga di
perdesaan dengan memanfaatkan kekayaan alam secara bijak:
”Sepakat ya kita? Melalui kerjasama ini tidak semata berorientasi
pada hal-hal teknis meraup pengunjung sebanyak-banyaknya. Justru yang kita
tingkatkan kualitas pengunjungnya. Mereka menjadi lebih pro aktif pada
pelestarian, dan pengembangan lingkungan yang berkelanjutan berbasis budaya dan
kearifan lokal,” pungkas Eka Santosa yang selama ini dikenal juga sebagai Sekertaris
Jenderal atau Duta Sawala dari BOMA (Baresan Olot Masyarakat Adat) Jawa Barat.
(Harri Safiari)
Tidak ada komentar