Bupati Bandung di Kampung Stamplat Girang Rancabali, Apresiasi Warga Merintis Kepariwisataan
Bupati Bandung Dadang Supriatna (berselendang merah) penuhi janjinya kunjungi Kampug Stamplat Girang di Indragiri, Rancabali Kab. Bandung (26/5/2021) - Warga berinisiatif mengembangkan kampung atau desanya ...
Algivon – Tamu yang dinanti oleh
puluhan orang, saat gelaran pernikahan istimewa di bawah ketatnya ketentuan protokol
kesehatan terkait pandemi Covid-19, pada Rabu, 26 Mei 2021 khusus bagi pasangan
mempelai Lidra & Eusi di ‘Kampung Wisata’ Stamplat Girang, tepatnya di Ciparay
RT 004/RW 007 Desa Indragiri, Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung, siang hari
itu datang dan terwujud juga.
Tak lain tamu khusus untuk pernikahan ini adalah Bupati
Bandung, Dadang Supriatna. Kita tahu, ia baru saja dilantik Ridwan Kamil, Gubernur
Jabar bersama pasangannya Wakil Bupati Bandung, Syahrul Gunawan (26/4/2021) di
Gedung Sate, Bandung, datang berkunjung ke sebuah pernikahan di pelosok
Kabupaten Bandung yang dekat dengan perbatasan Kabupaten Cianjur.
Istimewanya dalam acara pernikahan ini, sang mempelai wanita
yang orang tuanya dikenal sebagai Kepala Dusun di Kampung Ciparay sekaligus
sebagai Ketua LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan), Dede Komarudin, adalah
sosok yang dikenal luas punya perspektif baru memajukan kondisi daerahnya.
“Anggaplah ini apresiasi bagi warga Stamplat Girang. Ini kan
janji khusus Pak Bupati sendiri saat berkunjung ke Alam Santosa di Pasir Impun Desa
Cikadut, Cimenyan pada 5 Mei 2021 lalu. Beliau akan melihat dan berkunjung sendiri
ke rintisan desa wisata di Stamplat Girang,” papar Eka Santosa, Ketua Umum DPP
Gerakan Hejo yang dalam perhelatan ini mengaku – “Ya, saya di sini anggap juga sebagai
tuan rumah dari warga stamplat girang bersama Pak Kades dan Pak Camat
Rancabali. Khusus mempersiapkan acara ini, malah menginap demi meresapi
bagaimana indah dan tenangnya tinggal di kawasan yang serba hijau. Dan, semua itu
terbukti! ”
Pandangan lainnya, acara pernikahan pasangan Lidra dan Euis ini,
menurut Fajar dan Ridwan Iwenk dari komunitas Sahabat Desa yang selama ini
membantu mengembangkan potensi kepariwisataan di Stamplat Girang dan beberapa
kampung smaupun desa lain di Kabupaten Bandung:
“Ini eksperimen bagi kami untuk pelibatan warga Stamplat
Girang dibantu oleh Gerakan Hejo dan Disparbud Kabupaten Bandung. Sedikit demi
sedikit daerah ini sudah jadi dtw
(Daerah Tujuan Wsata) khusus. Malah tamunya, datang dari kalangan menengah ke
atas dari Bandung dan Jakarta,” kata Iwenk yang seharian itu tampak sibuk
mengkoordinir warga setempat untuk aktif menjadi pegiat praktis kepariwisataan –“Mulai
anak-anak hingga warga manula, semua tadi tampak aktif. Mereka senang ikut
terlibat dalam semua tahapan helatan.”
Kompak, masyarakat peduli wisata siap bergerak lebih aktif dimasa-masa mendatang - perlu ada kesamaan gerak dan langkah serta perpektif baru yang segar ...
Sekedar info, betapa istimewanya dusun Stamplat Girang pada helatan
pernikahan ini, tengoklah siapa di
antaranya yang hadir seturut kemunculan Bupati Dadang Supriatna. Malah, beberapa jam sebelumnya tampak hadir Ketua
DPRD Kabupten Bandung Sugianto. Lainnya hadir pula ADM KPH Bandung Selatan,
Tedi Sumarto, Kadisparbud Kab. Bandung, Yosep Nugraha, Kadis LH Kab. Bandung,
Asep Kusumah, Camat Rancabali Kabupaten Bandung, Dadang Hermawan, dan Kepala
Desa Indragiri, Agus Margono, beserta unsur Forkopimda, aktivis LMDH, BUMDes, serta
tokoh masyarakat setempat. “Unsur pemerintah dan masyarakat, cukup lengkap
hadir, pernikahan ini sangat luar biasa dihadiri Pak Bupati,” ujar Maman (35)
warga setempat.
Kembangkan DTW
Dadang Supriatna secara khusus kepada redaksi menyatakan rasa
gembira dan mengapresiasi prakarsa rintisan warga, mengembangkan area di
Stamplat Girang menjadi dtw, ternyata berkat bimbingan dari komunitas Sahabat Desa, dan
aktivis Gerakan Hejo, serta dibantu unsur warga dan Lembaga lainnya,”kerjasama seperti
inilah yang berasal dari warga setempat. Ini justru yang harus digalakkan demi mensejahterakan
warga,” papar Bupati Bandung dengan nada bungah.
Masih kata Dadang Supriatna yang didampingi Kadisparbud Kab. Bandung, dalam waktu dekat, ujarnya:”Bakal ada 47 rintisan desa wisata lainnya di Kabupaten Bandung yang akan dibantu agar produktivitas kunjungan ke desa-desa ini meningkat secara signifikan. Insya Alloh untuk Stamplat Girang pun nanti melalui Disparbud bertahap akan dilakukan beberapa bantuan lainnya. Termasuk, penataan bangunan, dan bertahap tentang status kepemilikan lahan di sini, juga perbaikan jalan.”
Hal menarik lainnya, secuplik penjelasan Eka Santosa tentang
status dari 23 rumah yang dihuni oleh sekitar 80-an warga di Stamplat Girang yang
dulunya merupakan eks shelter pengumpulan kayu, seluas kira-kira 3 ha, dan kini masih milik Perkebunan, “ya, bertahap
tadi itu oleh Pak Bupati akan secara diakomodir tentang status lahan itu. Ini
kan sebagai bonus bahwa penduduk di sini selama 3 generasi telah mampu memelihara
ekosistem hutan, sungai, dan hasilnya cukup baik. Buktinya, itu ada hutan
jamuju dan rasamala yang langka. Terpenting, hutannya masih lestari dan budaya cinta lingkungannya masih relatif baik,” tutupnya.
(Harri Safiari, Wahyu, Akbar)
Tidak ada komentar