Kang Isur Jurnalis Senior Bandung Selamat Jalan – Karya & Baktimu Kami Kenang Abadi
Kang Isur meninggalkan kita pada Selasa 29 Juni 2021 di Bandung - legacy nya yang penuh dengan dinamika dunia jurnalistik patutlah kita kembangkan sejumlah cita-citanya ... (foto istimewa)
Algivon – Seiring lonjakan kasus
Covid-19 di Bandung Raya pada Juni 2021, satu lagi kabar duka datang dari rekan
seprofesi di bidang jurnalistik. Rekan itu, tak lain Kang Isur atau Drs. Suryana
yang dikenal sebagai salah satu jurnalis senior Kota Bandung. Ia meninggalkan
kita pada Selasa, 29 Juni 2021 sekira pukul 03.30 WIB di Rumah Sakit Hasan
Sadikin Bandung.
“Ayah itu semalam dibawa ke RSHS setelah ya … lebih dari
seminggu terpapar sakit yang dikiranya seperti flu biasa saja. Baru tadi malam
ke RSHS, tapi kan di sana juga harus antri mendapat penanganan dokter,” papar
Silmi Fawza Ludya putri sulungnya yang menunggu di rumahnya di Jl. Sukapura No.
61 RT 4/RW 1 Kelurahan Sukapura, Kiaracondong Kota Bandung.
Masih menurut Silmi rencananya jenazah akan dimakamkan di pemakaman
keluarga di Parakanmuncang (Cibembem), Cicalengka Kab. Bandung.”Tapi hingga
hari ini pukul 11.00 WIB siang, jenazah ayah belum bisa keluar dari RSHS,
karena katanya masih mengantre di sana. Semoga saja, proses pemakamannya
lancar,” terang Silmi yang tinggal di rumahnya hanya ditemani adik terbontot
yakni Sara Nazneen Aqila, sambil menyatakan bahwa ibunya yakni Cucu Rohayati
dan Faozan Rino adiknya yang masih berkuliah di UIN Sunan Gunung Djati Bandung –“Berusaha
mengurus hingga bisa keluar jenazah dari
RSHS, semoga hari ini bisa keluar untuk dimakamkan.”
Kang Isur sendiri yang dikenal luas sebagai salah satu
wartawan senior di Kota Bandung sejak era 1980-an, kepergiannya yang
meninggalkan sang istri Cucu Rohayati dan tiga putra-putrinya, serta dua orang
cucu sangatlah mengejutkan banyak kalangan. Tak kurang Mugi Sudjana, Ketua Umum
Ormas BBC dan Eka Santosa Ketua Umum DPP Gerakan Hejo, keduanya sangat
kehilangan atas sosok Kang Isur yang selalu memberikan pencerahan dalam
kegiatan kemasyarakatan.
“Sangat fenomenal karakter Kang Isur, selalu memberikan
pencerahan dalam berbagai permasalahan lingkungan dan kebudayaan, juga nasihat
perpolitikannya yang etis dan santun,” kata Eka Santosa mengantar kepergiannya –“Jurnalis
seperti Kang Isur, sukar dicari penggantinya. Ia multi talenta, dan luas pergaulannya.
Karya dan Baktimu Kami Kenang Abadi.”
“Saya hilang kontak dengan Kang Isur beberapa hari ini. Eh,
diluar dugaan hari ini, ternyata takdir Tuhan berkata lain. Selamat jalan Kang
Isur,” kata Mugi Sudjana kepada redaksi. Senada dengan itu jurnalis senior di
Kota Bandung Adi Raksanagara, tak henti-hentinya mengucapkan duka sembari
mengingatkan kita akan sosok Kang Isur yang cukup fenomenal dengan segala
pemberitaannya selama ini.
“Profesionalitas dan kemandiriannya, serta keterampilannya
menyajikan liputan melalui video secara mandiri akhir-akhir ini, patut menjadi
bahan study bagi rekan-rekan jurnalis masa kini dan mendatang. Kang Isur,
relatif menguasai semuanya, terutama dalam hal kedalaman naratif dan menemukan
sumber-sumber berita terpercaya. Keterampilan ini cukup langka dewasa ini,”
papar Adi Raksanagara mewakili sobat-sobat jurnalis di Bandung Raya.
Siapa Kang Isur ?
Sepintas, mari kita kenang siapa sebenarnya Kang Isur?
Menurut info yang terkumpul, Drs Suryana nama resmi Kang Isur yang lulusan IAIN (UIN Bandung saat ini) 1992,
adalah kelahiran Bandung 15 Mei 1966. Riwayat karirnya secara singkat bekerja
di media massa sejak pertengahan tahun 1994 (HU Mandala Bandung), pindah ke HU
Rakyat Merdeka Jakarta tahun 1996, lanjut ke Majalah Panji Masyarakat Jakarta
(1997), nyambi di HU Berita Kota pada tahun 2000. Sembari bejalar jurnalistik
cetak juga pada tahun yang sama hingga 2001 bekerja di Radio Mora Bandung, lalu
mendirikan Bandung News Radio (tahun 2000).
Tahun 2002 hingga 2005 pindah ke Cirebon menjadi reporter HU
Media Indonesia, nyambi belajar stringer Metro TV. Awal 2003, lalu diminta
menjadi reporter radio Elshinta liputan Cirebon dan sekitarnya hingga 2005.
Pada September 2005 pindah ke Bandung kemudian bekerja di stasiun televisi
swasta lokal yang salah satu pemilik sahamnya Walikota Bandung Dada Rosada.
Pada tahun 2006 hingga 2007 dipercaya menjadi produser news di CT-Channel,
hingga akhirnya TV itu dibeli oleh perusahaan lain di Jakarta dan berganti nama
menjadi Rajawali TV (RTV).
Sebelum CT Channel
berganti nama menjadi RTV, Kang Isur sudah pindah kerja dan bergabung
dengan Radar Cirebon (2007) untuk liputan Bandung. Setahun kemudian (2008) diminta mengelola
sekaligus membidani lahirnya Radar Cirebon Televisi (RCTV) milik jaringan usaha
Jawapos Grup, sebagai pimpian editor grafis. Setahun setelah itu pula (2009) dirinya
bekerja di koran Bandung Ekspres sebagai
redaktur. Setahun dari itu (2010) diminta merancang, mendirikan, dan mengelola
Radar Tasikmalaya Televisi (Radar TV) dan bertindak sebagai Produser Eksekutif
News (pelaksana pemimpin redaksi). Sejak awal 2012 pindah ke Bandung untuk mendirikan
biro perwakilan Radar TV di Jawa Barat untuk RCTV Cirebon dan Radar TV
Tasikmalaya.
Pada pertengahan 2017 bersama aksi.co dan destinasiaNews.com
membangun pendirian Aksi TV sebagai subdomain aksi.co yang menopang aktivitas
partai politik, LSM Lingkungan Hidup Gerakan Hejo, pun menopang aktivitas Pokja Pendidikan Inklusif di Bandung.
Pada perjalanan jurnalistik itu dirinya pernah menjadi
penulis lepas media asing, di kantor berita Inter Press Service (IPS)
Philippina yang berkantor di Bangkok. Kang Isur kerap mengisi konten di situs
internet Suratkabar.com kerjasama Indonesia-Jepang. Pada saat Indonesia masih
dipimpin Bapak Pembangunan Indonesia Soeharto, bekerja menjadi penulis lepas di
Harakahdaily.com (Malaysia). Selain menulis di media konvensional, juga menulis
di empat blog milik sendiri. Kemudian bersama Tatali News Cooperation
mendirikan Pentas TV dan memiliki sebagian sahamnya.
Betapa luasnya pergaulan Kang Isur dengan berbagai
komunitas, dirinya juga cukup aktif di perkumpulan Forum Diskusi Wartawan
Bandung (FDWB) angkatan pertama. Menjabat Sekjen di LSM Yayasan Buruh &
Lingkungan Hidup (YBLH), dan simpatisan Greepeace Indonesia area Jawa Barat.
Dosen jurnalistik TV di STMIK CIC Cirebon (2009) program D-1. Sering menjadi MC
dan moderator untuk berbagai acara diskusi.
Sebagai aktivis lingkungan, Drs.Suryana ini sejak 2017 aktif
di DPP Gerakan Hejo (GH) yang dipimpin Eka Santosa. Bahkan 2018 menjadi Ketua
[sementara] DPD Gerakan Hejo Kota Bandung hingga 2019. Sebagai wartawan yang
juga ikut beraktivitas di JBN (Jurnalis Bela Negara) sejak 2017 yang diikutsertakan
salah satu sebagai penasehat.
Menikah dengan Cucu Rohayati tahun 1992, dan kini dikaruniai
dua puteri dan satu putera. Puteri pertama kuliah di Geodesi ITB (lulus April
2017), putera kedua kuliah di UIN Bandung, dan puteri ketiga masih masuk SD
kelahiran Januari 2011.
Kepada penulis dalam waktu-waktu terakhir, sering Kang Isur
menginginkan pengembangan karirnya di bidang antra lain: Public Relations -
Media Relations - Company Newsletters -
Photojournalism - Video Production - Video Editing - Video News - Youtube
Production - News Writing - Broadcast Television - Editorial Broadband
Journalism - Broadcast Journalism –
Media Production - Coorporate Events. “Bertahaplah kita kembangkan dan
partner bersama Kang Mugi Sudjana di antaranya sudah siap untuk diwujudkan.
Tunggu sebentar ya, ini setelah reda pandemik Covid-19,” itu pesan almarhum
kepada penulis yang kerap ia ungkapkan.
Demi memupuk dan melapangkan jalan ke arah wujud impiannya,
Kang Isur cukup intensif menggarap aneka media online, di antaranya www.intronews.my.id,
di televisi online juga mendirikan Otoritas TV, Alas TV, www.terasnews.net
dibawah naungan PT Teras Media Nusantara, www.jawaratv.com, juga blog Algivon,
situs video blog Allewoh, pendiri BBCTV (www.bbc-tv.id).
“Semua yang kita jalankan saat ini harus kita wujudkan. Kita
harus mandiri dan independent sebagai jurnalis. Apalagi sekarang ini menjadi
jurnalis yang tak terombang-ambing banyak pihak, sangatlah sulit. Kasihan
masyarakat, kalau pemberitaannya diurus oleh jurnalis yang labil,” itu kata-kata
Kang Isur yang masih diingat penulis sampai saat ini. (Harri Safiari).
Wilujeng angkat ka kalanggengan, Kang Isur. Pileuleuyan.
BalasHapusSelamat Jalan kang isur semoga Allah tempatkan ditempat yang mulia
BalasHapusSemoga Khusnul khatimah
BalasHapus