Menakar Peluang dan Tantangan Aplikasi Teknologi Recirculating Aquaculture System, Profitable-kah?
O P I N I
Oleh: Fittrie M. Pratiwy, Dosen FPIK, Universitas
Padjadjaran
Algivon -- Fenomena akhir-akhir ini, betapa tingginya
tingkat permintaan masyarakat akan ikan, terjadi karena gizinya yang tinggi. Hal ini mendorong adanya
perkembangan teknologi untuk budidaya perikanan secara baik, yang terkontrol,
dan efisien. Namun, dirasakan bahwa perikanan budidaya sering dipandang memiliki
dampak negatif terhadap lingkungan. Hal ini terjadi karena anggapan borosnya
penggunaan air, serta limbah yang timbul dari pakan ikan itu sendiri.
Salah satu parameter yang harus dilakukan yakni, kualitas
air sebagai media dari budidaya, idealnya air yang masuk ke dalam kegiatan
budidaya harus terjaga serta bebas dari predator, caranya harus dikontrol dengan melakukan pergantian serta
pengaliran air yang kontinu.
Diakui, budidaya ikan secara intensif menjadikan penggunaan
padat tebar dan juga pemberian dosis pakan yang tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan terhadap kualitas
air budidaya, yang diakibatkan oleh tingginya sisa pakan serta sisa metabolisme
ikan. Ini dapat menghasilkan produk sampingan berupa ammonia. Ammonia ini dapat
memberikan pengaruh negatif terhadap mutu kualitas air suatu perairan, dan yang
juga dapat berakibat langsung pada ikan yang dibudidayakan. Oleh sebab itu,
kondisi lingkungan sangatlah berpengaruh positif terhadap kelangsungan hidup
dan pertumbuhan ikan yang dibudidayakan. Karenanya, pengendalian lingkungan
yang optimum, di antaranya harus menerapkan system budidaya yang efektif.
Sejatinya, sudah banyak inovasi yang diterapkan untuk
meningkatkan efektifitas serta meningkatkan produksi perikanan budidaya di
Indonesia, salah satunya dengan memanfaatakan teknologi RAS (Recirculating Aquaculture System). Teknologi popular
ini dirancang dan dikontrol sesuai kebutuhan biota yang akan dibudidayakan.
RAS pada intinya menerapkan sistem perikanan budidaya secara
intensif, dengan menggunakan komponen demi meningkatkan pemanfaatan air secara
terus – menerus. Galibnya, proses budidaya dengan menggunakan kembali air untuk
habitat air, setelah melalui proses filtrasi, dilakukan agar mengurangi
penggunaan air dari sistem budidaya ikan yang selama ini konvensional. Teknologi
ini amatlah cocok, dan dapat
diaplikasikan untuk berbagai jenis ikan, baik ikan laut maupun ikan darat,
serta untuk budidaya ikan dari mulai pendederan benih hingga ukuran konsumsi.
Kini, pada sektor perikanan budidaya, teknologi RAS ini
dimanfaatkan untuk mengurangi pemborosan terhadap penggantian air pada
prosesnya, demi memudahkan para pembudidaya mengontrol kualitas air, dan
nutrisi bagi ikan indukan maupun benih. Disamping itu, penerapan teknologi RAS
untuk budidaya, biasanya lebih aman dari pencemaran. Bila hal ini diterapkan di
luar lingkungan perairan, dipastikan menjadikan ikan lebih sehat. Penyebabnya, karena sanitasi dan kebersihannya lebih terjaga.
Karenanya, penerapan teknologi ini tergolong ramah terhadap lingkungan.
Pada pihak lian,pPenggunaan RAS pada budidaya ikan dapat berpengaruh
positif, demi mengurangi laju peningkatan ammonia. Ujungnya, laju pertumbuhan
ikan tidak akan terganggu. Karena kualitas air yang dihasilkan dari
diterapkannya RAS paling efektif, hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai reduksi
ammonia, serta mampu memberikan hasil yang terbaik dalam penyerapan ammonia.
Sistem filtrasi yang digunakan yaitu filtrasi biologi (biofilter), dan juga
filtrasi fisik (sedimentasi dan penyaringan seperti pasir, kerikil, arang
batok, ijuk, spons, serat kapas.
Pada penggunaan teknologi RAS ini, hal terpenting dalam sistem
ini yaitu filtrasi. Ini merupakan tahap untuk menentukan keberlangsungan hidup
ikan yang akan di budidaya. Jika filtrasi tidak berhasil, niscaya akan
berdampak besar kepada penurunan kandungan oksigen dalam air. Akhirnya, bila
ini terjadi akan menimbulkan penyakit
dan kematian bagi ikan. Filter mekanis ini dapat digunakan sebagai filter awal
guna menyaring partikel besar. Artinya, sebelum air masuk ke dalam proses
filter biologi, filter ini perlu dicuci setiap periode tertentu.
Sedangkan, untuk
biofilter (filter biologi), digunakan karena fungsinya sebagai unit pembersihan,
perbaikan kualitas air kembali, serta dapat menetralkan secara biologis senyawa
ammonia, dan zat toksik lainnya (nitrit, nitrat, fosfat).
Fakta lain, biofilter ini pun biasanya digunakan sebagai tempat untuk membiakkan bakteri yang dalam perikanan air tawar dikenal dengan bakteri nitrosomonas dan nitrosobacter. Peran bakteri di sini, sangatlah penting untuk produksi serta keberlanjutan dari akuakultur. Intinya, setiap komponen yang ada dalam sistem RAS berperan besar, untuk meningkatkan cara kerja dari teknologi ini, pertama – tama air akan mengalir dari bak pemeliharaan langsung ke protein skimmer, tujuannya ini untuk menetralisir amonia dan limbah lain. Kemudian, air dimasukkan ke filter fisik, dan setelahnya melewati filter biologi (biofilter).
Setelah itu dilakukan aerasi pengisian kembagi oksigen ke
dalam air dan desinfeksi, gunanya demi
pencegahan terhadap penyakit. Setelah itu, , barulah keluar air bersih yang
dapat digunakan kembali. Cara tersebut dapat membuat air yang telah dikeluarkan
dari kegiatan budidaya tidak perlu diganti.
Saat ini, teknologi
RAS ini masih sangat terbatas, hal ini
karena penggunaan peralatan yang dibutuhkan cukup rumit, pun biaya yang
dikeluarkan cukup mahal, terutama pada
saat instalasi kolam awal. Karenanya, ikan yang dibudidayakan disarankan
merupakan ikan – ikan yang ekonomis serta memiliki daya jual tinggi. Hal ini
berguna untuk menutupi modal yang dikeluarkan, selain itu pemilihan ikan untuk
budidaya ini agar mampu bekerja dengan baik di sistem re-sirkulasinya.
Kesesuaian pemeliharaan dan pemilihan spesies ikan tertentu
dalam RAS ini, sejatinya bergantung pada profitabilitas, masalah lingkungan,
serta kesesuaian biologis. Harapannya dengan dikembangkannya teknologi RAS,
maka dapat meningkatan produksi dengan kualitas yang tinggi secara signifikan.
Tujuan lainnya, agar kebutuhan akan
permintaan masyarakat secara nasional dapat terpenuhi, serta mengefisienkan penggunaan
air, juga lahan karena fleksibel dalam memilih lokasinya, ramah lingkungan
karena tidak membuang limbah, melainkan
air yang dipakai akan memutar terus menerus. Pun teknologi ini sangat membantu
untuk meningkatkan laju produktivitas. Ujungnya, niscaya akan pula menguntungkan para pembudidaya ikan konsumsi
saat ini maupun masa mendatang. Inilah
yang kita sebut profitable itu, teknologi RAS digunakan dalam budidaya ikan. (***)
Tidak ada komentar