Pendiri PSII ke Bahlil Lahadalia Terkait Acara OSS, Pertanyakan Diksi Pencak Silat, Apa Maksudnya?
Roedy Wiranatakusumah pendiri Pencak Silat Institute Indonesia (PSII) - Sekelas Menteri, Bahlil Lahadalia idealnya menempatkan diksi yang cerdas, jangan membawa-bawa satu identitas tertentu'.
Algivon – Adalah pendiri Pencak
Silat Institute Indonesia (PSII) Roedy Wiranatakusumah menegaskan, Menteri
Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia telah membuat kegaduhan yang tak elok
terhadap dunia persilatan di Indonesia.
“Apa maksudnya membawa-bawa Pencak Silat dikatakan tidak
bisa lagi bermain-main dalam acara OSS (Online Single Submission),” tegas Roedy
Wiranatakusumah yang juga merupakan tokoh Persilatan dan praktisi Hukum Senior,
Kamis, (12/8/2021).
Pernyataan Roedy Wiranatakusumah ini merespon statemen yang
disampaikan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia yang mengatakan
dengan adanya OSS maka para pengusaha nakal, yang diistilahkan Bahlil tukang
‘pencak silat’ atau ‘kungfu’ tidak bisa lagi bermain-main.
Seperti diketahui Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil
Lahadalia dalam pernyataannya dalam suatu Webinar mengatakan, "Jadi OSS
ini memudahkan betul, tidak perlu lagi ketemu-ketemu pejabat terlalu banyak
selama dia benar, jangan pengusaha pencak silat, kalau pengusaha pencak silat,
kungfunya banyak pasti harus ketemu, karena harus luruskan kungfu-kungfunya itu.”
Bahlil Lahadalia juga mengatakan, Presiden Joko Widodo telah
meluncurkan sistem perizinan online terpadu atau Online Single Submission (OSS)
Berbasis Risiko pada, salah satu tujuannya adalah meningkatkan transparansi
perizinan.
OSS, kata Bahlil Lahadalia hadir untuk membantu
pengusaha-pengusaha dalam mengurus izin berusaha secara baik dengan memangkas
birokrasi, biaya, waktu, dan menciptakan transparansi.
“Kalau pengusaha tukang kungfu nggak bisa barang ini. Nah
kita kan tukang kungfu juga dulu, jadi kita tahu, nah yang baik-baik aja ini
barang,” kata Bahlil Lahadalia
“Pengusaha yang pencak silatnya banyak wajib kita tahan
supaya jangan membuat masalah di negara ini,” kata Bahlil Lahadalia.
Cabut & Minta Maaf …
Alhasil, pernyataan dari Bahlil Lahadalia membuat pendiri
Pusat Kajian Kebudayaan Pencak Silat Indonesia (PKKPSI) atau lebih dikenal
dengan Pencak Silat Institute Indonesia (PSII), Roedy Wiranatakusumah menjadi
berang, dan merasa aneh terhadap Bahlil Lahadalia
"Bahlil Lahadalia selaku Menteri Investasi dan Kepala
BKPM harus meminta maaf dan mencabut kata-katanya yang diungkapkan dalam
webinar soal OSS yang membawa-bawa pencak silat dan kungfu," tegas Roedy
Wiranatakusumah.
"Saya juga meminta Presiden Joko Widodo harus menegur
Bahlil Lahadalia," tegas Roedy Wiranatakusumah yang pernah membawa Pencak
Silat ke tingkat dunia sehingga diakui UNESCO.
Roedy Wiranatakusumah menambahkan, Pencak Silat itu mulia,
"Jika dituduh demikian saya tidak terima, dan harusnya sekelas Menteri,
Bahlil Lahadalia menempatkan diksi-diksi yang cerdas jangan membawa-bawa satu
identitas tertentu," ujarnya.
"Mungkin bisa jadi para pendekar-pendekar tidak akan
terima Pencak Silat diacak-acak seperti ini," tegas Roedy Wiranatakusumah.
Seperti diketahui, Pencak Silat di PSII juga memberikan
sarana edukasi dan pembinaan, pendidikan, pengelolaan berbasis Pencak Silat,
selain Konservasi pengelolaan kajian komunikasi Silat.
“Kami bahkan dituntut harus lebih kreatif dan harus
melakukan strategi yang tepat dan tersasar, secara khusus untuk kembali menguatkan Pencak Silat Indonesia pada dunia yang telah ditetapkan sebagai
Warisan Budaya Dunia Tak Benda atau Intangible Cultural World Heritage oleh
UNESCO,” ungkap Roedy Wiranatakusumah.
Roedy Wiranatakusumah mengatakan, di lembaganya selalu
melihat secara arif dan tidak lepas dari strategi sejarah bangsa, dan membangun
komunikasi budaya besar yang dikemas dalam ruang pembinaan dan pengayoman untuk masa depan
bangsa.
“Maka Visi Misi kami jelas, menjadi institut bela diri,
seni, dan tradisi Pencak Silat Tradisional Indonesia berbasis riset yang unggul
dan mampu menjadi jembatan silat tradisional ke era modern," ungkap Roedy
Wiranatakusumah.
"Lembaga kami membentuk pesilat yang ber-literasi,
memiliki kepribadian yang bijak, cerdas, kreatif, kritis, mampu bekerjasama,
mampu bertanggung jawab sebagai pilar masyarakat,” kata Roedy Wiranatakusumah.
Roedy Wiranatakusumah mengatakan, di lembaganya pihaknya
melakukan penelitian, pengembangan dan penyebarluasan pengetahuan, serta
melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat guna meningkatkan taraf
kehidupan Guru Pencak Silat, aliran, dan stakeholders terkait.
“Kami menciptakan lulusan yang mempunyai kompetensi tinggi
pada aliran masing-masing khususnya ilmu beladiri dan literasi Pencak Silat
yang mampu bersaing di peringkat Nasional dan Internasional,” pungkas Roedy
Wiranatakusumah. (Harri Safiari/RLS /
ATA)
Tidak ada komentar