Ujaran Abah Alam, Sosok Pendekar Kini dan Mendatang dalam Konteks Kebangsaan, Apa Katanya?
Algivon -- Syahdan, istilah ‘Pendekar’ di Indonesia
memang lebih sering dipopulerkan melalui cerita komik sampai film layar lebar.
Alhasil, sering kita temui dalam tokoh legenda pendekar Si Pitung atau Andi, Si
Buntung Jago Tutugan. Kira-kira, gambaran seperti itulah sosok pendekar di
benak sebagian masyarakat. Tak heran,
muncul istilah lain, seperti abang jago atau jawara yang melulu berurusan
dengan adu fisik.
“Pandangan itu memang tidak salah, tapi ada yang lebih
benar,” ujar Adhitiya Alam Syah (79) sebagai Penasihat (PPPSI) Perkumpulan Pendekar Pencak
Silat Indonesia saat dijumpai di jeda rakor perkumpulan pendekar tersebut di
Sékéjéngkol, Cileunyi, Kabupaten Bandung awal September 2021 lalu. “Orang yang
proaktif menyikapi situasi dan kondisi, demi terjaganya lingkungan sekitar baik
manusia atau pun alamnya dengan ikhlas, itulah pendekar,” lanjut pria yang
akrab disapa Abah Alam ini.
Sejenak kita kembali ke masa-masa perjuangan revolusi kemerdekaan
RI. Di masa-masa itu pendekar punya peran besar. Di era perjuangan revolusi itu
yang disebut tentara memang belum banyak, dan para pendekar itulah yang mengisi
kekurangannya. Kita bisa melihat di berbagai Taman Makam Pahlawan di mana pun.
Pada pusara makam-makam tersebut tidak sedikit yang bertuliskan hanya nama saja,
tanpa pangkat. Bahkan banyak juga pusara yang bertuliskan ‘Tidak Dikenal’.
“Mereka adalah para pendekar yang gugur, dan diakui negara sebagai
pahlawan,” ujar sesepuh Kawargian ABAH
Alam ini.
“Hendaknya dalam memperingati Hari Pahlawan setiap 10
November itu kita juga mengenang dan menghormati semangat kepahlawanan para
pendekar yang rela mengorbankan jiwa-raganya demi kemerdekaan yang kita nikmati
sekarang ini,” lanjut Abah.
Makna
Kata Pendekar …
Sejatinya kata Abah Alam :“Kata Pendekar itu sendiri
merupakan singkatan yang mencerminkan apa dan harus bagaimana pendekar
berpreilaku,” ujarnya dengan penjelasan tambahan bahwa suku kata PENDEKAR itu
terdiri dari huruf P yang berarti Proaktif, Pendekar itu bertindak tidak
menunggu perintah. E kependekan dari Edukatif, memahami perannya sebagai orang
yang terdidik dan juga mau mendidik. N itu Netral, pendekar tidak boleh
memilliki keberpihakan dalam menegakkan kebenaran. D dari kata Dedikatif
artinya dedikasi pendekar ditujukan untuk masyarakat, bangsa dan negara. E dari
kata Elegan, setiap tidakannya senantiasa
menghadirkan simpati. K itu Kreatif dalam menyikapi berbagai permasalahan
jaman. A adalah Aspiratif dan R dari kata Responsibility yang merangkum semua
perilaku pendekar itu perilakunya dapat dipertanggungjawakan.
“Kesemua itu merupakan silaturahmi yang didasari silih asih,
silih asah dan siluh asuh. Silih asih ku pangarti hingga bisa saling memberi
pengertian dan saling memahami. Silih asah ku pangabisa, saling mengasah
keterampilan, dan silih asuh ku pangaweruh dalam hal ilmu pengetahuan,” tutur
Abah Alam.
Menurut Abah Alam, pendekar di era sekarang, bisa berasal
bukan dari perguruan pencak silat saja. “Tapi dari berbagai bidang ilmu dan
profesi yang di dalam jiwanya tertanam kependekaran seperti singkatan tadi,”
katanya.” Jiwa pendekar itulah yang kita perlukan di masa kini demi masa depan
bangsa dan negara kita,” ujarnya.
Di penghujungnya bincangan Abah Alam berharap bahwa kaum
muda dapat menghormati dan mengenang kependekaran masa lalu, dengan
melestarikan semangat juang kepahlawan; mampu tampil dengan dengan jiwa, dan semangat kependekaran di bidang apa
pun keahlian maupun profesinya. “Cukup Itu!” tegasnya. (Harri
Safiari/Adi Raksanagara)
Tidak ada komentar