Agenda Mentan RI Syahrul Yasin Limpo ke Alam Santosa, Rizki Akbar Fatoni PADI: Desa Kuat Negara Kuat
Algivon
– Melanjut kabar sebelumnya dari Ketua Umum DPP Gerakan Hejo, yang merangkap
Duta Sawala (Sekertaris Jenderal) BOMA (Baresan Olot Masyarakat Adat) Jabar,
Eka Santosa, ini terkait ihwal rencana kehadiran Mentri Pertanian RI Syahrul
Yasin Limpo (SYL), beranjangsana ke Alam Santosa di Pasir Impun Desa Cikadut,
Cimenyan Kabupaten Bandung:
”Betul, semula akan hadir ke Alam
Santosa pada 29 Oktober 2021, berdasarkan rapat hari ini (5/10/2021), ada
sedikit perubahan. Pegangannya akan hadir pada di antara 25 Oktober hingga 5
November 2021. Hari ini kami bahas kembali. Makanya, kami rapat,” jelas Eka
Santosa.
Hadir dalam hari Selasa itu di
area Balekambang Alam Santosa, selain Eka Santosa dan jajarannya dari DPP
Gerakan Hejo, juga ada Rizki Akbar Fatoni, S.E, M.M Ketua Umum PADI (Perhimpunan
Anak Desa Indonesia), Betha Kurniawan CEO Hejotekno, Rusli Hidayat Manager
Pemasaran & Penjualan PT.Pindad (Persero), Abah Ilin (85) dari Kampung Adat Cikondang Kabupaten Bandung, Kang Henda selaku tokoh
masyarakat, serta beberapa aktivis lingkungan dan kebudayaan di Kota Bandung
dan Jabar.
Kepada redaksi, Rizki Akbar F
yang di Jabar sudah terbentuk kepengurusan PADI di 18 kabupaten, fokus utama sejak 2016 pendirian organisasi ini,
selalu menekankan pada karakter dan pola tindak generasi muda agar hidup
mandiri di pedesaan:
”Desa itu sumber dari segala
kehidupan. Beralihlah ke kegiatan di pedesaan. Sesuai dengan kata Kang Eka tadi,
yakni desa kuat negara kuat. Termasuk urbanisasi pun, cegahlah pemuda pergi ke
kota. Caranya, ciptakan berbagai program pembangunan yang menarik utamanya buat
kaum milenial di pedesaan.”
Masih di pertemuan ini yang
didominasi unsur pemuda, Betha Kurniawan sebagai CEO Hejotekno yang erat kaitannya
dengan program penuntasan sampah melalui program KaMiSaMa (Kawasan Minimasi
Sampah Mandiri), ini merupakan upaya memecahkan persoalan sampah di desa maupun
di kota melalui keterlibatan incinerator smokeless yang ramah lingkungan ‘StungtaXPindad’,
tampak ada yang tertarik untuk menggalang kerjasama dengan organisasi PADI:
“Saya tertarik dengan implementasi
Sekolah Tani Indonesia, upaya penyetopan urbanisasi, menempatkan desa sebagai
pusat kegiatan ekonomi dan budaya, serta itu TORA (Tanah Obyek Reforma Agraria –
red) yang baru-baru ini dilaksanakan di Warung Kiara Kabupaten Sukabumi. Ini
merupakan peluang di antara kita untuk mempertajam kesamaan dalam hal perbaikan
lingkungan, dan SDM,” ujar Betha Kurniawan.
Jabar Lumbung Pangan Nasional
Kepada redaksi Eka Santosa yang
didampingi Rizki Akbar F, dan Betha Kurniawan pada akhir pertemuan ini memberikan
sekilas kongklusi atas thema bahasan ‘Kembalikan, Jabar sebagai Lumbung Pangan
Nasional’, ini disampaikan dalam kaitan menyambut kehadiran Mentan RI SYL ke
Alam Santosa:
“Salah satu pemantik rencana pertemuan
dengan Pak Mentan RI SYL, tak lain dari kebaikan CEO Minaqu Home Nature Kang
Ade Wardhana Adinata, beliau menjembatani ide-ide dasar antara kiprah Gerakan
Hejo dengan kesuksesan dirinya mengekspor tanaman hias ke Eropa – AS senilai
Rp. 2,3 Triliun pada April 2021,” jelas Eka Santosa sambil menambahkan –“Rupanya,
kisah sukses ini ingin beliau tularkan untuk membentuk kluster baru kebangkitan
ekonomi kerakyatan, di antaranya melalui penyaluran bantuan sedikitnya ke – 24
kampung adat di Jabar.”
Lebih jauh menurut Eka Santosa,
dari inventarisasi awal untuk menggeliatkan ekonomi kerakyatan dan meneguhkan kembali
eksistensi Jabar sebagai lumbung pangan nasional, menurutnya sudah terdata
beberapa kampung adat telah mengajukan penanaman jagung dan jenis holtikultura
lainnya di berbagai daearah yang bekerja sama dengan unsur Perhutani Divre J abar-Banten,
maupun dengan PTPN VIII.
“Namun yang unik ada permintaan tegas
dan jelas dari para olot (tetua adat) yang dikoordinir oleh Wa Ugis Suganda
dari kabupaten Sukabumi (Kampung Adat Cipta Gelar, Kampung Adat Sirna Resmi, dan
Kampung Adat Cipta Mulya -red), karena tiga kampung adat ini dikatakan surplus
dalam hal pangan, dan tak pelu pupuk karena mereka memiliki sendiri sejak
ratusan tahun. Akhirnya, kalau mau membantu warga adat di sana, beri saja kami bantuan
kerbau atau kambing, lainnya kami cukup punya dari tanah sendiri,” terang Eka
Santosa yang menjelaskan tentang betapa mandiri dalam hal pangan untuk kalangan
masyarakat adat tertentu di Jabar.
Lebih jauh menurut Eka Santosa
yang dalam kesempatan kunjungan Mentan RI SYL ke Alam Santosa nanti Gerakan
Hejo secara khusus akan meresmikan ‘Alam Santosa Tropical Garden’ sebagai
sentra tanaman hias di Priangan Timur, dalam hal inventarisasi awal kebutuhan untuk
kampung adat di Jabar, ternyat ada beberapa kampung adat yang memerlukan lahan,
dalam konteks menggenjot swa sembada tanaman jagung dan semacamnya:”Perlu perluasan
lahan dari areal milik Perhutani maupun hasil kerjasama dengan PTPN yang berada
di sekitarnya. Hal inilah yang kami rundingkan saat ini, termasuk dengan Lembaga
dan dinas terkait di beberapa daerah.”
Akademisi & Kampung Adat
Sekedar info, bahwa kunjungan
Mentan RI SYL, yang salah satunya dipicu oleh polemik ‘ada atau tidak, maupun
cukup atau tidak’ kebutuhan jagung di negara kita? Polemik pada semester pertama
2021, terjadi antara Kementrian Perdagangan RI versus Kementrian Pertanian RI, makanya
menurut Kang Henda dan Ade Wardhana yang sudah beberapa kali melakukan dialog
khusus: “Kita buka mata khalayak dengan sejumlah program nyata. Ini khusus peningkatan
ketahanan pangan, pada sedikitnya 8 juta jiwa masyarakat adat yang ada di
pelosok Jabar,“terang Kang Henda yang sebelumnya pada kunjungan Mentan RI SYL
ke Alam Santosa ada agenda khusus - “Pagi harinya, berdiskusi pok pek prak
bersama para akademisi dan pegiat di bidang peningkatan pangan.”
Tercatat dalam agenda diskusi
yang yang dilakukan para akademisi dan praktisi di bidang pangan itu, antara
lain, Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia (mantan Rektor Unpad ke-10), Dedy Djamaluddin
Malik, dan Ir. Entang Sastraatmadja Ketua Harian DPD HKTI Jabar.
Informasi lainnya, inilah susunan
24 Kampung Adat yang tergabung dalam BOMA Jabar, antara lain: A. Kab. Sukabumi terdiri atas 1. Kampung Adat Cipta Gelar, 2.
Kampung Adat Sirna Resmi, 3. Kampung Adat Cipta Mulya B. Kab. Bogor terdiri atas 1. Kampung Adat Urug.
C. Kab. Bandung
terdiri atas 1. Kampung Adat Cikondang, 2. Kampung Adat Mahmud, 3 Kampung Adat
Bumi Alit. D. Kota Cimahi terdiri
atas a. Kampung Adat Cireundeu . E. Kab. Garut terdiri atas 1. Kampung Adat
Dukuh, 2 Kampung Adat Ci Ela, 3. Kampung Adat Pulo, 4 Kampung Adat Sancang. F.
Kab. Tasikmalaya terdiri atas 1. Kampung Adat Naga, 2 Kampung Adat Sanaga. G. Kab. Ciamis terdiri atas
1. Kampung Adat Kuta, 2. Kampung Adat Cibodas 3. Kampung Adat Geger Sunten 4.
Kampung Adat Panjalu Cibangban 5 Kampung Adat Bunter. H. Kota Banjar terdiri atas Kampung Adat Rawa
Onom. I. Kab. Pangandaran terdiri
atas Kampung Adat Cibanter, 2 Kampung Adat Badud. J Kab. Indramayu Kampung Adat
Bumi Dayak Segandhu di Kec. Losarang. K . Kab. Sumedang 1. Kampung Adat Rancakalong. (Harri Safiari)
Tidak ada komentar