Tia Fitriani Anggota DPRD Jabar Sambut Mentan SYL di Alam Santosa: Benteng Terakhir, Menjawab Keresahan kita ...
Salah satu tahapan penganugerahan gelar kehormatan dari BOMA Jabar untuk Mentan Syahrul Yasim Limpo (SYL) - 'Sapuk, para Olot (pemangku adat) mengapresiasi kinerja Mentan SYL dengan gelar Sinatria Tatanen Nusantara yang juga berdimensi internasional ...(3/11/2021).
Algivon -- Tia Fitriani Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat asal Dapil Jabar II (Kabupaten Bandung) Dra. Hj. Tia Fitriani turut hadir kala kunjungan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dianugerahi gelar ‘Sinatria Tatanen Nusantara’ dari para pemangku adat (Olot), yang tergabung dalam BOMA (Baresan Olot Masyarakat Adat) Jawa Barat, tempatnya di Kawasan Ekowisata dan Budaya Alam Santosa, Pasir Impun Desa Cikadut, Cimenyan Kabupaten Bandung (3/11/2021).
“Saya hadir demi
memenuhi undangan dari tokoh Jabar Bapak Eka Santosa, kebetulannya ini juga berkaitan
dengan kunjungan kerja Pak Menteri SYL ke Jawa Barat, khususnya ke
Kabupaten Bandung. Saya kira ini suatu kehormatan tersendiri, bisa hadir bersama,
menjalin tali silaturahim di Alam Santosa. Kebetulan pula Bupati
Bandung Kang DS (Dadang Supriatna – red) ada di tengah-tengah kita,” ujar
Tia Fitriani yang selama ini dikenal kuat mempunyai komitmen untuk memajukan warga
di dapilnya dalam hal pertanian, juga kepariwisataan.
Menjawab Keresahan itu
Tia Fitriani
ditanya tentang tema pertemuan 'Masyarakat Adat sebagai Benteng Terakhir Ketahanan Pangan' yang berskala akbar di Alam Santosa antara
Menteri SYL yang dikenal sebagai Ketua G-20 Bidang Pertanian, merangkap Ketua
FAO (Food and Agriculture Organization) Regional Asia, yang saat itu pertemuannya dikoordinasi oleh
kolaborasi BOMA Jabar, Gerakan Hejo, PADI (Perhimpunan Anak Desa Indonesia), Minaqu
Indonesia, serta unsur lainnya:
”Sungguh
saya apresiasi tema pertemuan ini. Ini seakan menjawab keresahan kita. Sesungguhnya,
siapa sih yang menjaga ketahanan pangan di negara kita? Jawabnya, tak lain
masyarakat adat yang mayoritas tinggal di pedesaan dan Sebagian pesisir, mereka
tetap teguh memegang dan menjalankan kearifan lokal, di bidang pertanian dan
budaya serta kemasyarakatan. Sejatinya, para olot (tetua adat) itu, mereka benteng
terakhir kita dalam hal kedaulatan pangan,” ujar Tia yang merasa sangat
terkesan oleh kekompakan masyarakat adat berkumpul bersama dengan berbagai
lapisan masyarakat lainnya di Alam Santosa, bertekad memajukan dunia pertanian
kita.
Kekaguman
lainnya, Tia Fitriani seusai mengikuti dan menyaksikan penanaman tanaman hias (tropical
Garden) hoya (wax flower) di salah satu spot area Alam Santosa, ia menilai
pesan moral dari Mentan SYL pada poin – kala kita bekerja dengan
sungguh-sungguh maka apapun rintangan dan halangan, niscaya dapat kita atasi:
”Ya, kita harus
memiliki kemauan kuat. Saya setuju sekali dengan pidato yang pragmatis langsung
ke tatanan pola kerja di lapangan. Perlu, dikuatkan lagi bergotong-royong, demi
meningkatkan hasil terutama di dunia pertanian. Buktinya, selama 2 tahun
terkena dampak Covid-19, kita tidak ada yang terkena fenomena kelaparan. Malah
ekspor pangan pun meningkat. Ini memacu kita untuk terus berprestasi dalam kondisi
apa pun.”
Secara
terpisah Eka Santosa selaku tuan rumah utama, saat kunjungan Mentan SYL ke Alam
Santosa, dikonfirmasi tentang hadirnya Tia Fitriani:
“Saya
apresiasi sekali atas kehadirannya Ibu Tia Fitriani dan rombongan. Betul ini,
kita sebut saja ajang silaturahim yang produktif dan fungsional. Selain pemberian
gelar dari BOMA Jabar untuk Pak Menteri SYL, tadi ada penanaman tanaman hias
hoya. Terdekat, pada tahun 2022 di bulan Juni Tropical Garden ini akan menerima
sekitar 2.000 buyer dari Eropa dan Amerika. Kami perlu sekali kerjasama dari
berbagai pihak untuk mengembangkan Tropical Garden ini,” tutup Eka Santosa. (Harri Safiari/SA)
Tidak ada komentar