FK-TANI Sambangi Petani Jagung ‘Corn Belt Jabar’ di Cicalengka Kabupaten Bandung – Siap Bermitra
Kang Hale (ketiga dari kiri) dan Edi Kusnadi (keempat dari kiri) ketika bertemu di Desa Citaman Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung - siap bermitra ...(Foto - Harri Safiari)
Algivon -- Kembali rombongan pengurus DPP FK-TANI pada
Selasa (15/2/2022) menyambangi area tanaman jagung di Kecamatan Cicalengka
Kabupaten Bandung. “Terpenting hari ini kami berkenalan dan bertemu pimpinan
informal petani jagung setempat. Tidak sembarangan tokoh yang kami temui itu
mantan Camat Cilengkrang Kabupaten Bandung Kang Edi Kusnadi,” papar Kang Hale
sapaan akrab H.Lenny Sukarni, Ketua Umum DPP FK-TANI, yang redaksi temui di
lapangan.
Lebih jauh menurut Edi Kusnadi yang sempat berbincang di
kediamannya di Kampung Cibunar Desa Citaman Kecamatan Nagreg, bahwa dirinya setelah
pensiun pada Oktober 2021 lalu semakin fokus bersama petani jagung di daerahnya.”Sedikitnya
ada 60 hektar jagung hibrida yang akan dipanen pada akhir Februari 2022 ini di dua
desa yang ada di kecamatan Cicalengka,”ujar Edi Kusnadi sambil menambahkan –“Pisang
raja bulu pun kami tanam, dan peminatnya pun ternyata lumayan.”
Lebih jauh menurut Nanda Juanda, Sekertaris Umum DPP FK-TANI
yang hari itu menyertai rombongan Kang Hale kepada redaksi menyatakan
ketertarikannya untuk membina kerjasama dengan petani jagung di Cicalengka:
“Ini seperti gayung bersambut, para petani jagung yang
bersama-sama Kang Edi Kusnadi ternyata antusias akan membina kerjasama dengan
FK-TANI. Setidaknya, akan ditingkatkan akses terkait pupuk, pengolahan pasca
panen, dan akses pasar yang lebih memadai,” ujar Nanda Juanda yang diamini rekannya
Kang Ozenk atau dikenal sebagai Deni Tudirahayu, Bendahara DPP FK-TANI – “Paling
dekat akan kita cermati kondisi menjelang panenan jagung pada akhir Februari
2022 di Cicalengka dan Kabupaten Bandung umumnya.”
Corn Belt Jabar
Kembali menurut Kang Hale yang sepintas menyimpulkan dari
kunjungan ke lapangan hari ini, faktanya petani di Cicalengka dan Kabupaten
Bandung pada umumnya, memiliki kesamaan dalam hal budidaya tanaman jagung:
“Rata-rata menghasilkan 6 sampai 7 ton jagung per hektar, perihal
harga ya tergantung kualitas pengolahannya, terutama sesuai tingkat persentase kekeringannya.
Tinggal dalam hal pengolahan pasca panen ini memang harus hati-hati, dan ada
sedikit sentuhan teknologi, tak sepenuhnya mengandalkan penjemuran secara
alami.”
Secara terpisah, redaksi mengontak Ir Aep Suyoto, mantan
Kabid Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Sumedang,
yang selama ini menjadi mitra dari petani jagung di Kabupaten Sumedang, yang juga
bermitra bersama FK-TANI, diberitahu kini ada sekitar 10 ribu – 15 ribu hektar
tanaman jagung di Kabupaten Bandung:
“Saya mendukung semoga panenan jagung di Kabupaten Bandung yang juga terkenal memiliki corn belt Jabar bisa maksimal hasilnya.
Artinya menuju swa sembada jagung di Jabar dan nasional itu harus terwujud
segera. Komoditas jagung ini amatlah strategis, sebagai pelengkap mata rantai
pengadaan pangan secara nasional, pungkasnya.” (Harri Safiari)
Tidak ada komentar