Menguak Ablasi Mata yang Mempengaruhi Reproduksi Induk Lobster: Molting Series (3)
O P I N I
Oleh Rita Rostika
Peneliti Lobster Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran
Algivon – Masih ingakah pada tulisan seri 2? Di sana disebutkan bahwa ablasi mata dapat dilakukan
pada lobster remaja maupun dewasa. Pada
lobster dewasa yang diablasi, akan berpengaruh secara signifikan pada aktivitas
dan perkembangan gonad (Fernandez 2002).
Ablasi pada P. Homarus homarus pada awal intermoult membutuhkan lebih
banyak waktu sampai ke tahap premoult
dibandingkan dengan yang diablasi pada intermoult akhir. Pada mereka yang
diablasi pada tahap pra molting, proses ini selesai dengan cepat. Lobster
dewasa atau lobster dewasa yang diablasi pada tahap awal pramoult (D0-D1)
menyerap ovarium yang telah berkembang penuh sebelumnya, sedangkan pada lobster
ablasi pada tahap intermoult, ovarium mengalami perkembangan sebelum waktunya
dan ovum yang tidak dibuahi diovipositkan ke endopoda pleopoda bahkan tanpa
adanya perkawinan. Lobster dapat molting bahkan ketika telur/ovum masih berada
di pleopoda (Fernandez dan Radhakrishnan 2016). Penghilangan tangkai mata akan
menghilangkan blok fisiologis, dan hilangnya MIH dan GIH secara bersamaan tentu
saja mempercepat proses molting dan perkembangan ovarium di P.homarus berbeda
dengan lobster Amerika yang aktivitasnya dominan pada saat ablasi batang mata,
dengan demikian pertumbuhan atau reproduksi bisa dipercepat. Ovarium yang
diresorbsi tidak pernah muncul kembali
pada periode pergantian kulit berikutnya dan secara permanen rusak.
Vitellogenesis ditekan sepanjang siklus molting berikutnya dengan aktivitas
molting mendominasi proses reproduksi.
Studi
tentang ablasi mata pada lobster scyllarid terbatas. Kizhakudan (2007)
melaporkan bahwa ablasi mata pada Thenus orientalis menghasilkan peningkatan
frekuensi molting pada jantan dan betina remaja dan subdewasa. Periode intermoult meningkat dengan
meningkatnya ukuran pada lobster ablasi dan kontrol dari kedua jenis kelamin,
dan durasi relatif ditemukan lebih rendah pada lobster lobster yang diablasi.,
lobster remaja maupun subdewasa betina,
ditemukan memiliki durasi intermoult lebih pendek daripada jantannya. Perbedaan
ini tercermin pada kedua kelompok, lobster ablasi dan kontrol. Lobster kontrol
jantan dan betina molting tiga kali dalam waktu 100 hari, sementara sebagian
besar lobster ablasi molting empat kali
dalam waktu 100 hari.
Berdasarkan
klasifikasi kekerabatan antara lobster dan udang windu tampak bahwa 2 spesies
ini merupakan satu ordo, sehingga teknik reproduksi pada udang yang lebih
dahulu berkembang sejak tahun 1980 dapat diaplikasikan pada lobster.
Teknik
ablasi mata pada udang yang digunakan untuk merangsang perkembangan gonad udang
dengan memanfaatkan sistem saraf yang ada di dalam tubuh udang tersebut.
Diketahui, di dalam tubuh udang terdapat saraf khas yang sangat berbeda dengan
organisme lain, dan salah satunya terletak pada mata udang.
Selain
sebagai indera penglihatan, ternyata mata udang juga berpengaruh terhadap
sistem reproduksinya. Prinsip dari teknik ablasi mata ini adalah merusak sistem
saraf tertentu yang ada pada tubuh udang, dalam hal ini ialah memanfaatkan
sistem hormonalnya dengan cara merusak salah satu batang mata.
Diketahui
bahwa pada batang mata udang terdapat suatu hormon penghambat ovari yang
mencegah peningkatan kedewasaan dari kandungan telur. Nah, ablasi mata ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi hormon penghambat tersebut, sehingga
pematangan kandungan telur dapat terjadi lebih cepat.
Teknik Ablasi Mata
Biasanya,
teknik ablasi mata ini dilakukan dengan cara menggunting tangkai mata udang.
Untuk itu, peralatan yang dibutuhkan juga tergolong sederhana, antara lain
adalah baskom berkapasitas 20 liter, gunting, larutan iodin, gas pembakar, dan
pembatas pangkal mata. Berikut ini caranya.
• Siapkan baskom kemudian isi dengan air
sebanyak 15 liter. Tambahkan 1 ml iodin ke dalamnya lalu aduk hingga merata,
selanjutnya masukkan dan rendam gunting ke dalam larutan tersebut.
• Setelah itu, siapkan gas pembakar dan
panaskan gunting di atas bara api.
• Ambil induk betina yang akan dipotong
tangkai matanya, celupkan terlebih dulu ke dalam larutan iodin yang telah
disediakan, kemudian beri batas di antara kedua pangkal matanya.
• Setelah selesai, kemudian potong mata
kanannya dengan gunting.
• Setelah pemotongan selesai, selanjutnya
masukkan induk ke dalam larutan iodin sekali lagi dan kemudian masukkan kembali
ke wadah pemeliharaan.
Pada Gambar
1 berikut ini adalah teknik ablasi mata pada induk udang windu betina.
Gambar 1.
Teknik Ablasi Mata Pada Induk Betina Udang Windu (Penaeus sp) menggunakan silet
steril
Gambar 1.
Teknik Ablasi Mata Pada Induk Betina Udang Vaname (Litopenaeus sp) menggunakan
gunting steril
Demikian
sharing info terkait telah menjelaskan bagaimana ablasi mata mempengaruhi reproduksi induk lobster, semoga dapat
bermanfaat bagi para breeder lobster. Saatnya lobster kita – harus bangkit di
mata dunia! (HS/RR)
Tidak ada komentar