Abah Landoeng – Bu Sani Gelar Haul, Hadirkan Ustad Ahmad Salimul Apip, Bahas 5 Perkara Hidup
Kebahagiaan saat haul Abah Landoeng - Sani Suningsih dihadapan jemaah pengajian yang dihadiri Ustad KH Ahmad Salimul Apip (3/7/2022) di Jl. Sentral Cibabat-Kota Cimahi - Membahas 5 perkara hidup. (foto:Dok)
Algivon – Kembali,
sekedar mengingatkan, siapa yang tak kenal Abah Landoeng (96) di Bandung? Ia dikenal
sebagai pria tangguh yang hidup lebih dari tiga zaman kelahiran 11 juli 1926 di
Bandung. “Ya mulai zaman sebelum RI Merdeka (1945) itu ada zaman kolonial Belanda,
lalu pendudukan Jepang,, zaman Orba dan Orla, lalu reformasi, dan sekarang
katanya zaman milenial. Intinya manusia 3 zaman plus plus…,” papar jurnalis
senior Adi Raksanagara yang biasa
disapa Wa Adi oleh rekan-rekannya, sambil menambahkan – “Yang hebat, pada 2001
selama 7 bulan pada usia ke75 tahun sempat sendirian naik sepede berhaji ke
Mekah.”
Wa Adi (65) yang hadir pada hari itu (3/7/2022), ini
bertepatan acara haul Abah Landoeng –
Sani Suningsih (52) di kediamannya
kini di Jalan Sentral Gang Jameng V, Kampung Baru RT 2 RW 5 Cibabat, Kota
Cimahi. “Sungguh kehormatan besar dari Abah Landoeng sebagai tokoh langka dewasa
ini, tadi saja dari 6 putra-putrinya dari pernikahannya terdahulu, Abah punya 6
anak, 9 cucu, 2 uyut, dan 1 bao. Berarti di lingkungan internal keluarganya
saja sudah ada 4 generasi. Terpenting pula umur panjangnya, selalu diisi dengan
hari-hari yang bermanfaat bagi warga sekitarnya. Termasuk hari ini kita bisa
bersilaturahim sambil mengaji bersama mengundang KH H Ahmad Salimun Apip,” papar Wa Adi.
Usai acara pengajian bersama yang sebelumnya digelar di masjid
di dekat rumah Abah Landoeng, sempat digelar doa bersama untuk mendoakan di
antaranya:”Ini keinginan Abah dari dulu,
mendoakan khsusus teman Abah seperti alm Pak Mubiar Purwasasmita yang meninggal pada 2017 lalu, H. Ama Soewarma yang wafat di usia 101
(2018), terakhir Pak Arifin Panigoro
di usia 77 tahun (2022). Lalu semoga ada kesembuhan untuk Mang Ihin (Solihin GP, 96 tahun), sebagai rekan
sekaligus rekan sejawat semasa di DPKLTS (Dewan Pemerhari Kehutanan dan
Lingkungan Tatasr Sunda). Dan tentu bagi rekan-rekan lainnya. Termasuk rekan
wartawan Bandung Mas Don (Seca Berbudhy
Laksono)dan Kang Isur jurnalis Radar
Tasikmalaya yang wafat pada Juli 2021 lalu,” papar Abah Landoeng didamping istrinya
kini Sani Suningsih.
Lebih lanjut menurut Abah Landoeng, ada 5 intisari dari
pengajian yang dikumandangkan ustad Salimun Apip dengan tema ‘Makna Doa
Sapujagat Kepada Alloh SWT untuk Kebahagiaan Hidup di Dunia’:”Benar itu yang
terpenting harus ada keseimbangan antara harta, kesehatan, ilmu yang kita
miliki, amal ibadah, serta keberadaan keluarga yang harus selalu rukun dan
damai. Ini 5 perkara penting itu, mungkin ini jadi resep umur panjang kita.
Silahkan kita terapkan saja, dengan riang gembira dan tulus,” tuturnya.
Kembali ke Wa Adi secara terpisah ia mengemukakan bahwa
resep umur panjang Abah Landoeng yang mampu melewati era tiga zaman plus plus:”Hendaknya
kita ambil sari pati kehidupannya ang kerap terbuka, tanpa pamrih berbuat baik
kepada siapapun, dan dalam bentuk apapun,” ujarnya dengan memungkas sambil
menambahkan –“Rasanya, agak sulit dizaman serba penuh perhitungan rumit yang
serba berkedok macam-macam menemukan person yang masih berlandaskan kesederhanaan
hidup - jujur itu hebat. Sebagian itu
ada di legenda hidup Abah Landoeng.” (Harri Safiari)
Tidak ada komentar