DKPP Kota Bandung Atasi ketimpangan Akses Pangan Global Gelar Konperensi Internasional - Mau Ciptakan Future Work, Naon Eta?






Algivon – Syahdan pemerintah Kota Bandung akan menyelenggarakan Konperensi Internasional dengan tema: “Meningkatkan Ketahanan Pangan Kota dan Menciptakan Future Work Melalui Urban Farming Berbasis Budaya dan Teknologi.” Ini disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar di kantornya Jalan Arjuna No 45, Bandung  Jumat (08/07/22) .

 

Menurutnya, konperensi ini akan diselenggarakan  pada tanggal 3 dan 4 Agustus 2022 dengan rangkaian kegiatan: Hari pertama akan dilaksanakan di Auditorium Arnts Geise Building  Universitas Katolik Parahyangan. Di hari kedua dilakukan kunjungan lapangan ke lokasi urban farming Buruan SAE di Kota Bandung.

 

Penyelenggaraan konperensi ini merupakan salah satu satu cara Kota Bandung turut berperan dalam mengatasi persoalan ketimpangan terhadap akses pangan global. Kota Bandung, melalui DKPP selama ini sangat serius dalam persoalan pangan yang menjadi kebutuhan primer manusia. Terlebih, hampir 2,5 juta penduduk Kota Bandung saat ini dicukupi kebutuhan pangannya dari luar Kota. Karenanya, untuk meyakinkan ketersediaan pangan bagi warga kota, adalah sangat penting, juga agar tetap menjadi fokus perhatian.

 

Upaya Kota Bandung dalam hal ini tidak lepas dari keprihatinan  atas beredarnya data tentang tata kelola pangan dunia. Menurut laporan lembaga Embrace Relief dalam tulisannya yang berjudul:  World Hunger Facts: World Food Shortage 2021 (September 8/2021) ditampilkan banyak data yang salah satunya menyoal UN World Food Programme. Laporan tersebut mengagregasikan bahwa 957 juta warga dunia yang tersebar di 93 negara yang tidak terpenuhi kebutuhan makan yang paling dasar. Laporan lain juga menunjukkan bahwa setiap tahun terdapat 3,1 juta anak-anak yang meninggal karena kelaparan, sementara juga terdapat anak-anak dibawah umur 5 tahun yang kekurangan gizi dengan berat badan yang sangat kurang. Kondisi ini berakibat pada kondisi fisik yang lemah dan penurunan fungsi mental. Secara tidak langsung, laporan itu menyebutkan adanya ketimpangan akses pangan diberbagai kawasan di dunia, terutama terkait dengan distribusi dan akses yang belum dapat menjangkau secara merata, sebagai suatu gambaran kerentanan ketahanan pangan dunia saat ini. 

 





Pakta Milan

 

Lebih lanjut Gin Gin Ginanjar menyampaikan, Kota Bandung sudah terkoneksi dengan lembaga-lembaga yang mengkhususkan perhatiannya dalam tata kelola pangan. Pada 6 Agustus 2020 Wali Kota Bandung menandatangani Milan Urban Food Policy Pact (MUFPP) atau dengan sebutan lain “Milan Pact”. MUFPP adalah kesepakatan internasional antar kota yang berkomitmen untuk mengembangkan sistem pangan perkotaan yang berkelanjutan, inklusif, tangguh, aman dan ramah iklim, dengan menyediakan makanan sehat dan terjangkau untuk semua.

 

Hingga saat ini, untuk masa lima tahun perjalanannya, MUFPP telah menghimpun sebanyak 215 kota yang menandatangani Pakta Milan, memiliki 6 region (North and Central America, South America, Asia pacific, Europe, Africa, dan Eurasia and south east asia); menghimpun 13 kota sebagai steering committee; dan memiliki koleksi praktik baik pengelolaan pangan di 370 kota yang tersebar di seluruh dunia. Kota Bandung sendiri telah ditunjuk dan dipercaya memimpin steering committee untuk Asia Pacific region 2021 - 2023 bersama Kota Seoul Korea Selatan.

 

Dengan terkoneksinya ke jaringan ini, Kota Bandung dikenal terutama dalam praktik baiknya mengupayakan produksi pangan di perkotaan. Dengan mengusung Buruan SAE, DKPP menyampaikan praktik baik di Kota Bandung ini dalam beberapa kesempatan pertemuan. Dari yang sifatnya rapat internal, rapat steering committee, hingga pertemuan regional forum yang menjadi ajang tahunan bergengsinya MUFPP.

 

G-20

 

Melalui interaksi itu, pada saat Indonesia menjadi tuan rumah bagi negara-negara yang tergabung dalam G-20, Kota Bandung mendapat dukungan Food and Agricultural Organization (FAO) dan Milan Urban Food Policy Pact (MUFPP) untuk menyelenggarakan kegiatan dalam kerangka G-20.

 





Itu sebabnya  konperensi internasional 3-4 Agustus nanti diselenggarakan guna mendukung Presidensi G-20 karena terkoneksi juga dengan Sherpa U-20 dimana Propinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta sebagai co-chair nya. Konperensi Internasional ini memiliki empat tujuan penting. Pertama, menguatkan kesadaran bersama terhadap permasalahan ketimpangan akses pangan sehat yang terjadi di beberapa belahan dunia. Kedua mendorong generasi muda untuk peduli dan terlibat dalam upaya mewujudkan ketahan pangan kota. Ketiga, mendorong komitmen bersama negara-negara anggota G-20 dan anggota Milan Pact untuk melakukan gerakan urban farming dan pengurangan limbah makanan (food waste reduction).  Keempat, memperkuat jejaring dan kolaborasi baik skala nasional maupun internasional dalam mewujudkan Kota Cerdas Pangan (Food Smart City). 

 

Gin Gin juga menegaskan bahwa luaran kegiatan ini di samping akan mencetuskan Bandung Recommendation sebagai masukan bagi Gubernur Jawa Barat dalam Mayor Summit, juga mengajak peserta konperensi untuk mewujudkan sistem pangan kota yang berkelanjutan dengan melakukan gerakan Buruan SAE (Urban Farming). Gin Gin berharap, “Kesadaran dan keterlibatan generasi muda dalam mewujudkan ketahanan pangan kota yang berkelanjutan ini  juga menjadi harapan penting lainnya.”


Nah, rupanya semoga terjawablah 'buntut' dari judul artikel ini , yakni 'naon eta?' - Jawabnya, kita memang butuh perbahan sikap bagaimana memanfaatkan lahan sejengkal di kota-kota untuk bisa memenuhi, di antaranya kebutuhan pangan kita. Semoga ya?  (Harri Safiari/Rls) 

DKPP Kota Bandung Atasi ketimpangan Akses Pangan Global Gelar Konperensi Internasional - Mau Ciptakan Future Work, Naon Eta?     DKPP Kota Bandung Atasi ketimpangan Akses Pangan Global Gelar Konperensi Internasional - Mau Ciptakan Future Work, Naon Eta?       Reviewed by Harri Safiari on 12.40 Rating: 5

Tidak ada komentar