Dibalik Gercep Penghapusan Vandalisme Kota Bandung ala Taufik Hidayat - Gaskeun, Menular di Jabar
”Tak ada niat lain atau macam-macam bagi saya dalam upaya
membersihkan kota bandung dari vandalism. Semata, untuk kebersihan dan
keindahan kota, itu saja, titik.”
Ujaran ini Kang Taufik Hidayat paparkan dalam berbagai
kesempatan akhir-akhir ini dalam pertemuan dengan siapapun dalam kapasitanya
selaku pribadi maupun dalam jabatannya yang melekat sebagai Ketua DPD Gerindra
Jabar, misalnya:
“Ingat itu usahakan bandung kembali punya julukan manis
dahulu paris van java atau kota kembang. Sekarang bagaimana, semua serba
terbolik-balik? Taman-taman yang indah, kini hal yang langka. Aksi corat-coret di
tembok ada dimana-mana. Tiang listrk berkarat di tiap sudut. Belum lagi kabelnya
melintang seenaknya, merusak pemandangan. Jalan berlubang, sungai atau kali tak
sehat kondisinya, selokan penuh sampah. Korbannya, jutaan warga kota. Anehnya, warga
dan pemegang kewenangan, seperti diam seribu basa? Tak berdaya ya?!” ujarnya
seperti menyindir entah kepada siapa, sambil menambahkan –“Saya hanya
menghimbau, yuk kita benahi bersama kota ini. Agar jadi panutan, minimal bagi
warga jawa barat biar menular. Itu saja
keinginan saya dan rekan. Agar, kita hidup lebih nyaman ya? Saya ini hanya
menghimbau …”
Sekda Kota Bandung - Danlanud Husein Sastranegara
Salah satu puncak upaya Kang Taufik Hidayat dan rekan, demi
mewujudkan Kota Bandung kembali tertib, minimal dalam hal sirnanya vandalism, serta
pulihnya kesadaran masyarakat untuk memelihara lingkungan, pada Rabu sore, 28 September tak biasanya digelar rapat
khusus ‘gercep’ (gerak cepat) di kediamannya di Jalan Riau
Kota Bandung. Rapat terbilang istimewa ini dihadiri Sekda Kota Bandung Ema
Sumarna, serta Danlanud Husein Sastranegara kol. Pnb I Gusti Putu Setia, dengan
pendamping pihak tuan rumah di antaranya Ketua Komisi V DPRD Provinsi Jabar
Abdul Haris Bobihoe.
Suasana rapat khusus pada Rabu, 28 Septeber 2022 di Jl. Riau Kota Bandung kediaman Kang H Taufik Hidayat, semua sepakat perangi vandalisme tanpa jeda - pelakuknya tindak secara hukum. (Foto: BRH).
“Saya undang khusus Pak Sekda serta Danlanud Husein
Sastranegara, untuk merapatkan barisan. Alhamdulillah semuanya sepakat, dan
akan turut berpartisipasi sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya. Pak Sekda
akan lebih intensif melibatkan unsur kecamatan dan kelurahan serta warga di
titik biasanya vandalisme terjadi. Begitu juga Danlanud Husein Sastranegara
akan mendukung sepenuhnya gerakan ini,” ujarnya yang keesokan harinya dirinya seakan
menabuh genderang perang melawan vandalism di Taman Cikapayang Dago bersama
puluhan elemen masyarakat lintas komunitas dan bahkan lintas partai, sekalipun –
‘Ini mah estu buat kenyamana warga
kota bandung dan nanti menular ke warga jabar lainnya.”
Bukti Kerjasama ini
Tatkala genderang perang anti vandalism telah digaungkan
esok harinya Kamis, 29 September di Taman Cikapayang Dago Kota Bandung, paginya
langsung menyebar ke beberapa titik biasa peninggalan aksi corat-coret berada,
ya puluhan simpatisan pasukan pemulas anti vandalisme.
“Padahal pukul 10.00 WIB pagi ini saya harus pimpin rapat
paripurna DPRD Jabar, sebentar ke Taman Cikapayang dulu. Nanti, habis rapat
paripurna, saya sempatkan melihat hasilnya,” ujar Kang Taufik Hidayat.
Siangnya, Asep Komara alias Gondring pimpinan dari salah
satu komunitas Snapling Club yang bergabung dengan relawan anti vandalisme
seperti Moonraker Sukagalih Kota Bandung, Brigez, Paguron Galuh Kuta dari
Cibaduyut, dan tokoh masyarakat Jabar seperti Kang Memet Hamdan, dan Kang Henda
Surwenda Atmaja, serta beberapa anggota legislatif tingkat DPRD Kota Bandung
dan Provinsi Jawa Barat, mengabarkan bahwa salah satu titik krusial vandalisme
yang diakui sebelumnya oleh Sekda Kota Bandung amat sulit dihilangkan dan sudah
lama menjadikan pusat kota sareukseuk:
“Eh, kawan-kawan ternyata, vandalisme yang berada di simpang
Jl. Asia Afrika tepatnya dekat atau di sebrang Hotel Preanger, itu sudah bersih
terhapus corat-coretnya. Padahal itu kan sangat sangat berat kalau kita
kerjakan. Kata para penyanyi jalanan yang suka mangkal di perempatan itu
(Jl.Tamblong – Asia Afrika), tiba-tiba pagi tadi ada rombongan ‘Gober’ memulas,
ya menimpa itu corat-coret di gedung. Pengamen jalanan itu juga, heran koq
tiba-tiba jadi bersih hari ini di daerah mereka biasa mangkal?” jelas Gondring menebar
kabar gembira.
Menurut Henda Surwenda Atmaja mengomentari gercep alias gerak cepat ‘Gober’ menghapus vandalisme di
perempatan Jl. Tamblong – Asia Afrika Kota Bandung, “ini menandakan, sebetulnya
bila digeuingkeun atau diingatkan
para aparat dan warga itu bisa mengatasinya. Tinggal niat dan siapa yang
mengingatkan itulah jadi faktor penting,” ujarnya yang seharian dirinya ikut
bersama para relawan keliling sudut-sudut kota.
Contoh kasus lain dari kegiatan para relawan anti vandalisme
ini, Maman Uwes (bukan nama sebenarnya) anggota KPJ menuturkan kepada redaksi.
Dirinya, punya kontak anggota DPRD di kota ini, tatkala suara diri dan rekan-rekannya
dibutuhkan begitu intensif calon legislator ini mengontaknya.
“Anehnya, setelah
jadi anggota dewan di kota ini, ketika kami butuh bantuan cat saja untuk
memoles vandalisme di beberapa fasum dan fasos. Ketika di WA memohon sekedar perhatiannya, cuma muncul tanda contreng. Ya sekedar dibaca,
tanpa mau membalas sedikitpun sampai sekarang,” ujarnya dengan nada lirih.
“Bersyukur kali ini, kami dibantu untuk ikut memelihara
kebersihan dan keindahan kota. Pokoknya, kami siap mengerjakannya apabila
disediakan bahan-bahan dasarnya, seperti sekarang ini,” tambah Maman Uwes
sambil memoles tanpa seakan tanpa jeda kawasan ‘coreng moreng’ di Jl. Suniaraja
kota Bandung hingga menjadi kinclong.
Rupanya, inilah sedikit sekelumit cerita dibalik gencarnya
aksi vandalisme di Kota Bandung yang diharapkan dapat menular ke daerah lainnya
di Jawa Barat, mau tahu salah satu penyebabnya?
“Cukup sering Pak Prabowo Subianto Menhan itu ke Bandung
akhir-akhir in terutama ke PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI), yang selalu
diucapkan ketika tiba di kota yang diingatnya pada tahun 1970-an sangat resik,
indah, berudara sejuk, ya seperti Paris van Java itu, namun sekarang serba
terbolik-balik,” papar Kang Taufik Hidayat dalam beberapa kali kesempatan.
Lebih jauh masih kata Kang Taufik Hidayat,”sakalian we ku saya digaskeun. Toh, ini
semua gerakan demi kebaikan kita bersama. Memang benar Pak Menhan Prabowo
Subianto, sering mengatakan itu semua. Dasarnya, beliau sangat mencintai Tanah
Pasundan ini, yang katanya tercipta tatkala Tuhan sedang tersenyum,” ujarnya.
Sementara itu, kembali pengamat perkotaan dan kebudayaan
Budiman Eko Wibowo S.Sos., M.Ag, dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung, mengetahui
mengapa aksi ‘gercep’ ala Kang Taufik Hidayat ini begitu direspon baik oleh
berbagai komunitas di Kota Bandung:
“Mungkin sudah cukup lama warga Bandung tidak disapa secara
khusus, berpartisipasi langsung bersama para pemimpinnya. Saya percaya, warga
Bandung itu sangat akomodatif, dan senang bergotong-royong atau guyub. Terbukti
‘gercep’ anti vandalisme ini saya amati ternyata direspon baik oleh warga. Berduyun-duyun
mereka turun ke jalan, meluangkan waktu dengan penuh gembira,” pungkasnya. (Harri Safiari & Tim)
Tidak ada komentar