Penutupan Pelatihan Budidaya Jamur Tiram oleh YHPG Disikapi Serius oleh Peserta - Siap Terjun !
Foto bersama para peserta Pelatihan Budidaya Jamur Tiram pada saat penutupan hari kedua (7/9/2022) (Foto Dok : HS).
Algivon – Seturut kegiatan yang digelar oleh YHPG (Yayasan
Harmoni Purnabakti Ganesa) pada hari pertama (6/9/2022) di Wismajoglo Hotel Jl.
Raya Resor No. 19, Resor Dago Pakar, Bandung yang diikuti oleh 27 peserta para purnabakti maupun yang menjelang
masa purnabakti dari Intitut Teknologi Bandung (ITB), yang mengupas Pelatihan
Budidaya Jamur Tiram, pada hari kedua (7/9/2022) lokasinya berubah tak melulu
teori dan praktik secara terbatas:
“Hari ini kita melihat langsung dan berpraktik di kumbung
(rumah pembibitan jamur –red), tentang apa dan bagaimana jamur tiram (Pleurotus
ostreatus) itu kita budidayakan. Selanjutnya, hingga didatangi setiap hari oleh
pengepul, maksimal rata-rata 7 ton per hari bila panen raya. Selanjutnya kurang
dari itu antara 4 atau 5 ton per hari. Semua dibawa ke sentra-sentra pasar di
Bandung, Jakarta, Tangerang dan sekitarnya,” papar H Syarif Hidayat di
kumbungnya yang berlokasi di Kampung Keboncau
Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.
Pantauan redaksi selama para peserta yang antusias ingin
memahami seluk-beluk budidaya jamur tiram, oleh H Syarif Hidayat diperkenalkan
dua pemuda yang sehari-hari mengelola puluhan kumbung yang rata-rata diisi oleh
ribuan baglog, dan ditangani oleh puluhan warga Kampung Kebon Cau yang dalam10
tahun terakhir ini tampak telah mahir mengolah budidaya jamur tiram.
Belakangan dua pemuda itu, salah satunya Adhiguna adalah
putra dari H Syarif Hidayat, sedangkan M Naufal Fadlurahman, S.P adalah tadinya
mahasiswa Unpad angkatan 2018 jurusan Agri Bisnis yang pernah magang dua tahun
lalu di Kampung Kebon Cau ini:
“Ya, sejak 2 tahun lalu sedikit demi sedikit sudah punya 5
kumbung diisi sekitar 80 ribu baglog. Tak langsung sukses tentunya. Berkat
belajar intens ke Pak H Syarif Hidayat dan putranya Kang Adhiguna, sekarang
dibantu 11 pekerja setempat,” ujar Naufal Fadlurahman sambil menambahkan –“Adalah
omzet per bulan sekitar 45 sampai dengan 60-an juta rupiah.”
Menarik disimak pada intinya tiga nara sumber di atas yakni H Syarif Hidayat, Adhiguna, dan Naufal Fadlurahman saat disinggung tentang pentingnya 'kawasan wisata jamur' di daerah Kampung Cau atau Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat?
"Tentu kami sangat berharap ada perhatian dari berbagai pihak atau instansi terkait. Banyak hal akan terdongkrak seperti pembukaan lapangan kerja, peningkatan budidaya jamur secara keseluruhan termasuk kuliner, juga PAD mungkin bagi pemerintah KBB dan sekitarnya," ujar Adhiguna yang diamini Naufal Fadlurahman.
Kepada redaksi salah satu peserta pelatihan ini yakni Agustinah dari SF (Sekolah Farmasi) ITB, menyatakan sangat tertarik untuk mulai serius belajar budidaya jamur tiram:”Tetapi saya tentu akan berunding dengan suami dan keluarga dulu. Kalau bisa ya melakukan joint atau kerjasama dengan para rekan di sini. Justru inilah bagusnya, kami bisa hadir dan dialog langsung dengan yang sudah sukses di bidang ini. Intinya, sangat menarik dan berprospeklah.”
Para peserta berkumpul di sekitar kolam ikan - mengisi kegiatan dinamis dengan serius dan rileks . (Foto:HS)
Secara terpisah Dora
Indrianie D selaku Ketua Penyelenggara mengapresiasi atas keseriusan dari
para peserta, “para peserta sudah melihat sendiri bagaimana dinamika budidaya
jamur tiram di tempat asalnya. Tadi para pengepul datang sendiri ke tempat ini,
siap menyerap produk dengan harga cukup menggiurkan. Intinya, kan apapun jenis
usahanya, ya harus tekun dan ulet sebagai modal utamanya,” ujarnya dengan
menambahkan –“YHPG dalam waktu dekat akan merancang dan mewujudkan sejumlah
program pelatihan lainnya, tentu aktivitasnya yang happy – happy dan menyehatkan lahir bathinlah.”
Mencermati ujaran nara sumber - Jamur Tiram adalah sesuatu yang memiliki aneka kelebihan. (Foto: HS).
Pengamatan redaksi dari 27 peserta pelatihan ini baik yang sudah purnabakti maupun masa menjelang purnabakti dari ITB, rata-rata menyatakan akan serius membudidayakan jamur tiram ini. Tentu katanya, dengan catatan mereka akan kembali lagi mengontak para nara sumber di pelatihan ini.
"Biar kami tak salah langkah, selalu harus banyak bertanya ke nara sumber. Bila perlu kami akan melakukan kerjasama permodalan dengan rekan lain. Pokoknya, sudah ada tekad kuat untuk siap terjun. Tunggu saja tanggal mainnya," pungkas salah satu peserta pelatihan ini." (HS)
Tidak ada komentar