Halo, Ada Gerai Anggrek di 'C59-GP' Bandung
Algivon =- Ada yang serba baru dari spot 'raja ekonomi kreatif perkaosan C59' yang tumbuh era 1980 lalu, pelopornya Mas Wiwied (65) 'Marius Widyarto' yang ngepos di betulan Jalan Merak No. 2 Kota Bandung, Jawa Barat. Nah, sejak hari Minggu, 30 Oktober 2022 dan hari-hari berikutnya, di pelataran C59 itu, yang kini punya tambahan predikat Great People atawa GP menjadi 'C59-GP':
"Saya bersama isteri Mas Wiwied yaitu Ibu Maria, join buka gerai atau out let di pelataran C59, menyediakan aneka tanaman anggrek. Tak hanya aneka anggrek, bertahap bakal ada kaos ekslusif bertema serba anggrek, dan pernak-pernik unik lainnya," kata Kusnadi A (61) anggota Persatuan Anggrek Indonesia (PAI - Jabar) sejak 2017, yang kini duduk sebagai Ketua Bidang Program dan Evaluasi.
Lebih jauh menurut rekan Kusnadi yang sehari-hari menjaga stand aneka anggrek:
"Kami sedia jenis anggrek bulan hybrid, dendrobium bulat, vanda, cattleya, dan oncidium. Pokoknya pelengkapan pehobi anggrek, jangan khawatir bertahap bakal ada," papar Ronny A (45) yang duduk sebagai Bendahari II PAI Jabar.
Kembali ke Kusnadi yang dirinya merupakan pensiunan Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Jabar pada tahun 2017, membuka out let di C59 ini ada misi khusus juga:
"Bertahap, memperkenalkan ke kaum muda utamanya millenial. Dari hobi anggrek kita justru bisa berwirausaha, bisa dapat cuan lumayan. Ada persilangan, media, pembibitan, pemasaran dan banyak lainnya," papar Kusnadi yang siap memberi konsultasi seputar pengembangan anggrek.
"Minggu depan ini, sedang digagas kelas bimbingan teknis tentang budidaya anggrek. Ini sekaligus memupus kesan berhobi anggrek itu mahal. Justru, kalau tahu dalam-dalamnya malah mengasyikkan. Apalagi bagi kaum milenial, yang jelas mah cihuy ajah," tutur Kusnadi yang senang humor juga, ternyata.
Segmen Pasar
Pantauan redaksi, bibit botolan yang dipasarkan oleh para penyilang yang juga sebagai produsen ke masyarakat petani lain. Selanjutnya akan memproduksi tanaman remaja, dewasa, dan tanaman berbunga. Termasuk bunga potong yang segmen pasarnya para florist dan dekorator. Pun, tanaman berbunga dengan segmen pasar hotel, restoran, dan perkantoran, masih terbuka lebar pasarnya.
Sekilas prospek agribisnis tanaman hias anggrek, di Indonesia masih terbuka potensi untuk tumbuh dan berkembang. Dari segi kapasitas produksi, Indonesia terlihat masih jauh untuk mencukupi permintaan pasar. Baik pasar domestik maupun mancanegara. Contohnya, sejak 2015 ada tren kenaikan dari tahun ke tahun. Coba lihat pada publikasi Outlook Anggrek 2015 dari Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian.
Membahas perkembangan luas panen di sepanjang periode tahun 1997 – 2015, Outlook Anggrek 2015 mencatat, ada peningkatan rata-rata sebesar 3,95 persen. Sementara itu, kapasitas produksi anggrek di sepanjang 1997--2014 juga cenderung naik, rata-rata pertumbuhannya ialah 10,67 persen. Jika produksi anggrek pada 1997 barulah sebesar 6,50 juta tangkai, maka pada 2014 jumlah produksinya telah mencapai 19,74 juta tangkai.
Potret di tahun-tahun berikut tak jauh berbeda. Tren kenaikan masih muncul menyertai sektor budidaya anggrek ini. Berdasarkan sekilas rangkaian data di atas, tanaman anggrek sebagai sektor agrobisnis florikultura memperlihatkan prospek sangat menarik. Halo, ternyata masa depan budidaya anggrek kita, masih cihuy ya? Yo, ayo... (Harri Safiari & Tim)
Tidak ada komentar