Kacang Fava, Solusi Berharga Bahan Pakan Ikan Tambahan yang Berkelanjutan
Ilustrasi gambar dari Wikipedia
O P I N I
Oleh: Fittrie Meyllianawaty Pratiwy, Ph.D.
Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Padjadjaran
Algivon – Diuraikan sekilas tentang kacang Fava atau Kara
Oncet yang dikenal juga sebagai kacang
dieng. Ia adalah suatu tumbuhan dari genus Vicia. Ia mengandung protein, dan
juga karbohidrat, mineral, Vitamin A, dan Vitamin B. Menurut Wikipedia, Kacang
Fava ini berpotensi sebagai sumber protein
dalam makanan ternak. Mari kita kaji bersama.
Perubahan Formulasi
Pakan Ikan
Sejak pertama kali muncul pada tahun 1980-an, keberlanjutan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari industri akuakultur dan pakan ikan dalam dua dekade terakhir. Pakan ikan adalah kontributor besar terhadap jejak lingkungan industri akuakultur, terutama dalam budidaya spesies yang masih mengandalkan protein dan lemak laut seperti salmon dan spesies laut. Kontribusi pakan sampai batas tertentu dapat dipengaruhi oleh pengelolaan budidaya perikanan yang dapat meningkatkan Food Convertion Ratio (FCR) namun minim penggunaan pakan. Industri pakan ikan telah berkembang jauh dengan mengurangi kandungan tepung ikan dan minyak dalam pakan dan menggantinya dengan produk hasil sampingan nabati dan hewan.
Bahan Pakan Nabati
Konvensional
Tepung kedelai, konsentrat protein kedelai, gluten gandum dan jagung, biji bunga matahari dan tepung rapeseed, biasanya digunakan sebagai bahan nabati dalam pakan ikan. Sejak awal pandemi COVID-19 (2020), logistik dan kontinuitas pasokan telah menjadi faktor penting untuk dipertimbangkan saat mencari bahan pakan berkelanjutan. Dalam situasi yang sama, produsen pakan perlu menyadari perubahan persepsi terhadap bahan yang digunakan. Misalnya, hingga saat ini, produk kedelai seperti bungkil kedelai (SBM) dan konsentrat protein kedelai (SPC) harus produk non-GMO. Selain itu, baru-baru ini diterbitkan aturan, “deforestation free” atau “bebas deforestasi” menjadi standar baru dan sebagian besar perusahaan pakan multinasional telah mengadopsinya.
Kacang fava sebagai
sumber bahan pakan berkelanjutan
Kacang fava atau yang juga dikenal dengan nama kacang papan adalah jenis kacang yang termasuk ke dalam tumbuhan polong . Kacang fava tumbuh di dalam cangkang seperti kerang dan diselimuti oleh lapisan yang juga dapat dimakan.
Di Eropa, kacang fava saat ini digunakan sebagai salah satu sumber protein dalam bahan pakan pada ikan untuk salmon, trout, dan pakan laut dengan tingkat inklusi maksimal 5-6%. Kandungan nutrisi kacang fava yang belum diproses adalah ± 27% protein yang sangat mudah dicerna, ± 60% karbohidrat – di mana hingga 13% adalah serat dan ± 40% adalah pati. Kandungan serat yang tinggi mencegah tingkat inklusi yang lebih tinggi karena batas formulasi maksimum yang ditentukan oleh formulator pakan. Di sisi lain, kandungan pati kacang fava berkontribusi baik pada sifat pengikatan ketika digelatinisasi dengan benar dalam proses produksi pelet pakan ikan atau udang. Kombinasi kandungan protein sedang dengan kadar pati dan serat yang relatif tinggi dalam kacang fava membatasi tingkat inklusi yang lebih tinggi dalam pakan ikan untuk sebagian besar ikan budidaya.
Fava (Bean Protein
Concentrate)
Tingkat protein dalam konsentrat ditentukan minimal 63% pada bahan kering, masih mengandung sedikit pati, dan kandungan serat telah dikurangi secara drastis dengan pengupasan biji, yang membuat Fava bean protein concentrate juga cocok digunakan dalam pakan starter dan pra-tumbuh untuk salmon, trout, sefavass, dan seabream.
Komposisi nutrisi BPC menyerupai konsentrat protein kedelai. Dalam beberapa studi, BPC bersaing dengan protein nabati lainnya. Juga, dalam makanan ikan trout, BPC ini dianggap dapat menggantikan sebagian konsentrat protein kedelai dengan harga yang lebih terjangkau. Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa tingkat inklusi FPC 5 hingga 10% di sebagian besar pakan ikan merupakan solusi yang perlu dipertimbangkan untuk pemenuhan nutrisi ikan dengan harga yang lebih rendah.
Fava (Bean
Starch-rich Flour )
Jenis Fava lainnya adalah Fava starch rich flour dengan tingkat pati lebih dari 57% (bahan kering), penggunaannya setara dengan beberapa protein berkualitas (min. 21%) dalam formulasi pakan. Keunggulan lainnya, Fava kaya pati ini rendah akan serat kasar, serat kasar rendah merupakan indikator kualitas pakan yang baik. Penelitian menunjukan penggunaan fava bean starch-rich flour jika dikombinasikan dengan pengikat lain, seperti gandum dan gluten gandumdapat digunakan 5 sampai 10%. (HS/FMP)
Tidak ada komentar