Abah Landoeng & 68 Tahun KAA – Jamuan Teh Petang, Pengibaran 109 Bendera, pun OTT KPK, WOW!
Laporan Khas
Algivon – Alhatsil inilah secuplik pergerakan teranyar dari pria gaek yang ‘super power’ Abah Landoeng (97) kelahiran Bandung, 11 Juli 1926. Pria ini tak pernah diam, apalagi seiring menjamurnya anomali gejala sosial- kemasyarakatan, korupsi dan aneka penyimpangan di seputar lingkungan hidup, juga gegar budaya plus politik licik yang menyengsarakan rakyat. Semua anomali ini, di mata pria yang pernah ditahbiskan sebagai duta pencegahan korupsi oleh Komite Pemberantasan Korupsi (KPK), tepatnya mengusung #BeraniJujurHebat sejak 2011:
“Hayu ikuti Abah, hari ini (11/4/2023) penasaran koq banyak
orang mengelu-elukan keluarnya Bung Anas Urbaningrum (AU) setelah divonis 8
tahun. Padahal ia kan kena kasus korupsi. Dulu Pak Karno (Soekarno-Red) ada
setahun ditahan Belanda (31/12/1930 – 31/12/2931) di Pendjara Soeka Miskin,
masih itu namanya. Sekeluarnya dia, jauh dari ramai-ramai dielu-elukan seperti
Bung AU. Amatlah aneh bin adjaib, Pak Karno itu kan ditahan tersebab membela
bangsa agar soepaja kita merdeka…,” kata Abah Landoeng sambil menambahkan – “Soedalah
ini semoea sapertinja ada kehendak zaman jang tjoekoep edan! Mangkanjah Abah
hadlir di Pendjara Soeka Miskin ini ari… ”
Asal tahu saja Abah Landoeng ini selaku salah satu inspirator
lagu balada ‘Omar Bakrie’ yang dirilis Iwan Fals salah satu muridnya tatkala
bersekolah di SMPN 2 Kota Bandung era 1980-an, pernah mengenyam dijebloskan ke
Pendjara Soeka Miskin. Pasalnya Abah Landoeng yang kala remaja suka nyambi
bekerja sebagai ball boy di Lapang Tenis Taman Maluku yang hanya bisa dimasuki
atau dipakai oleh orang Belanda kala itu:
“Misih inget kala itoe waktoe (14 Desember 1941) , saat
djadi ball boy lempar bola tenes dari pinggir lapang, kasie lempar tangan ke
toean Belanda. Malah, boekan dia tangkep itoe bola tenes?! Pasalnya, si toean
Belanda ini tak mampoe tangkep itoe bola setjara bener. Akibat itoe hal, si toean
ini saperti naik pitam,“ kata Abah Landoeng disela-sela masih memperhatikan
elu-eluan dari fans AU yang berdesak-desakan, sembari ada yang cium tangan
segala.
Lalu lanjut Abah Landoeng:”Si toean ada bitjara tak pantas kepada
Abah. Begini katanya, Je bent stom dat je de bal niet kunt gooien, he? (Kamoe
ini bodoh tidak mampoe lempar bola ja?). Yang bodoh itoe dalem ati Abah, djoestroe
si toean Belanda ini. Ia tak tjakap
atawa bisa tangkep itoe bola tenes!”
Mau tahu apa konsekuensi dari naik pitamnya si toean Belanda
yang tak mau mengakui kelemahan atau kekurangan dirinya? Esoknya, Abah Landoeng
dipaksa masoep ke Pendjara Bantjeuj (dahoeloe: Bantjeujweg di Jalan ABC Kota
Bandung) untuk sehari merasakan makanan ransum di pendjara eks Ir. Soekarno (kurun
1930) presiden pertama RI bersama para criminal kala itoe. Esoknja lagi, Abah dipaksa
masoep ke Pendjara Soeka Miskin. Di sini oentoek tjitjip en rasaken idoep
selakoe orang boei.,”jelas Abah Landoeng sambil menambahkan – “Mahoe tahoe,
siapa jang printahken Abah masoep ke kedoea pendjara ini? Ternjata, tak lain en
tak boekan itoe toeh si toen jang tak bisa tangkep lemparan bola tenes Abah. Si
Toean ini adalah kepala djaksa di Bandoeng kala itoe! Saat itoe tiada poen
orang brani, bantah printah toen aanklager (djaksa).”
Itulah secuplik kisah Abah Landoeng menyambut ‘pembebasan Anas
Urbaningrum’ di LP Sukamiskin Bandung, plus flash back dirinya pun pada 1941
kala masih remaja, pernah mengenyam pahitnya tinggal walau hanya sesaat di
Pendjara Bantjeuj dan Soeka Miskin. Yang jadi soal, menurut Abah Landoeng –
gara-gara si toen Belanda tak betjoes tangkap bola, ternyata!
Aksi Sejarah KAA,
Kibar 109 Bendera, & OTT KPK
Asal tahu saja sosok Abah
Landoeng ini dalam setiap tahun peringatan Konperensi Asia Afrika (KAA), sejak
era 2000-an masuk pada daftar khusus Saksi sejarah KAA 1955 (pengumpul
kendaraan tamu VVIP KAA 1955). Tercuplik via Lampiran Surat No.
06720/DM/04/2023/77, hal Undangan Menghadiri Acara Jamuan the Petang (Afternoon
Tea Diplomatic Rception) Bersama Saksi Sejarah KAA Bandung, 17 April 2023, Abah
Landoeng masuk pada urutan no. 3 setelah Hj. Popong Otje Djundjunan, 2. Letjen
TNI (Purn). Solihin Gautama Purwanegara, 4. Inen Rusnan, 5. Sarbili Sutejo, 6.
Soeria Disastra, 7. Hj. Sopiah (Colenak Murdi Putra), 8. Keluarga Bapak Ali
Sastroamidjojo, 9. Keluarga Bapak Roeslan Abdulgani, 10. Keluarga Bapak
Rooseno, 11. Keluarga Ibu Inggit Garnasih (Tito Asmarahadi), 12. Keluarga Wiranatakusumah
(Roedy Wiranatakusumah).
Barang tentu memenuhi undangan khusus pada 17 April 2023 di Hotel Savoy Homan, yang dilanjutkan esok harinya (18/4/2023), menghadiri Upacara Pengibaran 109 Bendera Negara-negara Peserta KTT Asia Afrika, dan 1 Bendera PBB pada 18 April 2023, di Kompleks Gedung Merdeka, Kota Bandung. Khusus, pada Peringatan 68 Tahun KAA kali ini mengusung tema besar "Road to 2025: Towards Stronger Asia-Africa", Abah Landoeng tak urung kembali, mengatakan:
“Betapa perdjoeangan bangsa Indonesia via KAA 1955 dengen
ada hatsil antara laen Dasa Sila Bandoeng, menggalang persatoean en kerdja sama
negara-negara Asia en Afrika. Lalu moentjoel Bandoeng Spirit, ada poeloehan
negara di doewa benoewa ini bisa merdeka dari kolonialisme. Haroes poela kita inget
ada lahir Gerakan Non Blok (GNB) atawa Non Aligned Movement/NAM. Ada 100 negara
yang tergabung di NAM,” ujarnya dengan nada bangga.
Korupsi itu …
Uniknya, di antara para pegiat kaum muda di Bandung yang
tergabung dalam aktivitas Museum Konprensi Asia Afrika (MKAA), yang sebagian
besar sudah mengenal Abah Landoeng sangat akrab. Disela-sela mereka mengikuti
kegiatannya, beberapa di antaranya selain saling menyapa lalu lazimnya diakhiri
dengan foto bersama. Alhatsil, ada juga beberapa di antaranya yang bertanya
cukup menarik, karena mereka tahu Abah Landoeng adalah sosok yang cukup gigih
dalam hal pemberantasan korupsi – melalui caranya yang tersendiri via
pendidikan akhlak berani jujur!
Pertanyaan itu, di antaranya tanggapan Abah Landoeng atas
bebasnya tokoh politik nasional baru-baru ini (11/4/2023) dari LP Sukamiskin
Bandung, dan terakhir tentang OTT Walikota Bandung (14/4/2023).
Bila dirangkum atas pertanyaan ini, Abah landoeng merasa
kecewa atas munculnya fenomena aneh, koruptor bebas dielu-elukan oleh lautan
manusia di LP Suka Miskin. Menurut Abah landoeng yang melihat dengan mata
kepala sendiri, hanya bisa geleng-geleng saja.
“Bukan Abah saja yang merasa heran, coba itu di medsos,
banyak sekali yang mengecam fenomena aneh ini,” ujarnya sambil menambahkan –“Semoga
saja, ada perbaikan sikap dari masyarakat kita terhadap para koruptor ini.”
Lebih lanjut kata Abah Landoeng tentang fakta dua walikota
Bandung, bergiliran masuk bui gara-gara korupsi, semua sudah tahu Dada Rosada
divonis 10 tahun penjara dan keluar penjara pada 26/8/2022, dan terakhir Yana
Mulyana kena OTT KPK (14/4/2023):
“Nih, Abah merasa malunya bukan kepalang. Ya, seperti yang
lainnya warga Bandung. Bandung ini ibarat ibu kota dari benua Asia Afrika. Sayang,
dua walikotanya terjerat korupsi. Sudahlah ambil hikmahnya, semoga ini kejadian
pahit bagi kita, “ ujarnya disertai gestur sumringah – “Kabarnya, menelisik
kekayaan yang tidak wajar, DPR RI bersedia memasukkan itu ke dalam UU
Pemberantasan Tipikor. Ini biar bikin mudah penyidik mengusut harta pejabat tak
wajar.”
Usulan Abah Landoeng …
Toean en njonja, inilah satjoeplik kisah paling anjar dari
aktiviteit Abah Landoeng jang teroes bergerak setjara fisik atawa moral, bikin
Indonesia idoep! Entah soenggoe-soenggoe atawa tidak ja? Abah Landoeng kepada
redactie pernah oetjap kala digelar Afternoon Tea Diplomatic Reception di Savoy Homan Bandung (17/4/2023) dan besoknya saat
penaikan bendera:
“Sesekali Abah ingin juga jalan-jalan ke luar negeri,
minimal ke India, Pakistan, Sri Langka, atau negara Afrika sana, atau kemanalah
dari Kemenlu RI? Maksudnya, mau lihat museum yang berhubungan dengan KAA 1955
di Bandung ini. Pasti banyak tokh, hubungannya ada kan? Abah ingin buktikan
dampak nyata dari KAA 1955, tak sekedar cerita-cerita saja,” ujarnya yang katanya
sudah disampaikan ke pejabat teras Kemenlu yang menghadiri peringatan KAA ke-68.
“Semoga saja ada tanggapan positip. Biar perjalanan Abah ke luar negeri itu, dicatat juga sebagai bekal
bagi generasi mendatang. Sesekali boleh tokh Abah punya usulan seperti ini?”,
tutupnya dengan low profile. (Harri Safiari & Tim).
Tidak ada komentar