Yan Sebastian Pemerhati Lingkungan Palabuhanratu, Sukabumi, ke Pihak Terkait: Jangan Tebang Pohon Ketapang!
Algivon.com – Kembali, Proyek Pelabuhan laut Pengumpan Regional
PLPR) yang berada di Karang Pamulang Palabuhanratu,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang dikenal oleh warga setempat sebagai proyek
yang gagal, ini dikarenakan di lokasi yang diduga dipaksakan, alias digarap tanpa studi kelayakan yang benar. Hal ini di antaranya bila merujuk pada pemberitaan tempo.co (11 Januari 2016 - Proyek Drmaga Pelabuhan Ratu Dinilai Serampangan). Warga setempat, kerap menyatakan
sepertinya PLPR ini dibiarkan mangkrak selama 8 tahun terakhir – “hingga Juni 2023 tak
jelas bagaimana kelanjutannya”, kata Yan Sebastian aktivis lingkungan yang juga
pengelola Hotel Bunga Ayu Sea Side Resort.
Diketahui, Yan Sebastian telah berinisiatif sendiri menanam
pohon ketapang di pesisir pantai Karang Pamulang Palabuhanratu yang kondisinya kini ‘sareukseuk’, itu kata
warga setempat kepada dirinya:
“Tujuannya mah, supaya menambah asri dan teduh di tempat
itu. Karena, kan 10 atau 20 tahun ke depan pohon – pohon itu akan rindang dan
menjadi hutan kota. Selain itu, akan menghasilkan oksigen, juga akan menjadi
hutan kota yang rimbun. Ini kan kemauan warga setempat, utamanya yang waras
terhadap pentingnya, penghijauan,” papar Yan Sebastian.
Pohon ketapang atau katapang (Terminalia catappa) adalah
sejenis pohon tepi pantaiyang rindang. Ia cepat tumbuh , dan kelak biasanya
membentuk tajuk indah yang bertingkat-tingkat. Pohon ketapang ini kerap dijadikan
pohon peneduh di taman-taman dan pinggir jalan. Pohon katapang ini, sangat
bermanfat dari buah, hingga kulit pohonnya terutama untuk habitat ikan.
Kembali ke pemerhati lingkungan Yan Sebastian, ia menyatakan
merasa miris melihat lahan terbengkalai seperti itu:
“Karena itu saya menanam 100 pohon ketapang, sambil menunggu
realisasi diteruskannya PLPR. Artinya, apabila proyek ini tidak berlanjut lahan
tersebut akan menjadi hutan kota atau Ruang Terbuka Hijau (RTH). Ini bisa
dimanfaatkan warga Palabuhanratu sebagai taman kota. Namun, yang terjadi, duh
saya sedih …sekali ...” lanjutnya dengan menambahkan:
“Hari ini tanggal 26 Juni 2023 datang rombongan dan saya
tidak tau dari mana, berusaha membabat pohon Ketapang yang saya tanam dan
pelihara selama 5 tahun ini. Jujur saya pribadi sangat keberatan dan mencoba
diskusi dengan rombongan tersebut supaya tidak membantai pohon – pohon Ketapang itu. Biarkanlah dia tumbuh
jikalau kelak proyek tersebut akan diteruskan baru nanti saya relakan untuk
ditebang, karena selama ini proyek tersebut hanya sebatas wacana saja. Saya
mohon ke pemerintah daerah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dishub atau
komunitas masyarakat agar mehon sama – sama kita menjaga kelestarian alam ini ”
tutupnya denga nada bergetar. (Harri Safiari)
Tidak ada komentar