Cacing Tanah Sebagai Sumber Protein Alternatif pada Unggas dan Ikan: Aplikasi Kini & Prospek
O P I N I
Oleh
Rita Rostika
Peneliti Bidang Perikanan - Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran
Algivon.com -- Di antara berbagai kegiatan pertanian, peternakan/perikanan adalah salah satu yang paling berdampak pada lingkungan. Pemberian pakan dari hewan seringkali menjadi penyebab utama dampak lingkungan yang merugikan terkait dengan produksi ternak/ikan. Utamanya untuk produksi dengan skala intensif, konsumsi pakan protein menjadi aspek kunci untuk mencapai proses produksi yang berkelanjutan. Konsumsi tepung kedelai dan tepung ikan saat ini tidak berkelanjutan karena berkaitan dengan dampak lingkungan dan harga yang terus meningkat. Di antara berbagai sumber protein alternatif dalam 20 tahun terakhir, pusat penelitian dan perusahaan swasta lebih fokus pada serangga, alga, dan invertebrata lainnya. Namun sampai sekarang, sedikit perhatian diberikan pada penggunaan cacing tanah segar atau tepung cacing tanah sebagai pakan protein untuk ikan dan hewan monogastrik.
Penggunaan cacing
tanah sebagai sumber protein alternatif untuk pakan ikan dan unggas merupakan
peluang untuk memberikan layanan lingkungan melalui teknologi yang lebih bersih.
Berkat cacing tanah, limbah organik dan produk samping yang dihasilkan oleh
kegiatan peternakan/perikanan dapat dimanfaatkan dan menjadi sumber pakan hewan.
Dalam konteks ini,
tulisan ini dirancang untuk merangkum masalah produktivitas, kesesuaian, dan
efektivitas yang terkait dengan penggunaan cacing tanah sebagai pakan protein
alternatif dalam produksi unggas maupun akuakultur. Studi yang menyelidiki penggunaan
tepung cacing tanah sudah cukup lama terutama yang dilakukan di Eropa; namun,
beberapa indikasi umum dapat ditarik, baik untuk ikan maupun ayam broiler,
parameter yang biasanya dievaluasi adalah pertambahan berat badan, laju
pertumbuhan, konsumsi pakan, dan rasio konversi pakan, tingkat penerimaan
tepung cacing tanah dalam diet ikan trout berkisar antara 25 dan 30% sementara diet ayam broiler lebih rendah dari
15%. Penyertaan tepung cacing tanah dalam diet dengan tingkat penyertaan di
bawah ambang batas penerimaan memungkinkan kinerja produktif yang baik tanpa
memengaruhi kualitas produk pangan akhir.
Permintaan yang
semakin meningkat akan produk hewan (daging dan ikan) membuat tekanan yang
lebih besar pada sumber pakan, terutama menghadapi persaingan bahan baku pakan yang semakin meningkat. Pemberian pakan berbasis
hewan, terkait dengan komponen protein pakan, dan inj merupakan aspek kunci
bagi keberlanjutan ekonomi dan lingkungan dari kegiatan peternakan (Khan et
al., 2016). Untuk keberlanjutan produksi peternakan dalam jangka panjang,
pencarian sumber pakan protein alternatif sangat penting, karena biaya pakan
konvensional seperti tepung kedelai dan tepung ikan terus tinggi.
Selain itu,
masalah lain yang mempengaruhi pakan yang digunakan dalam peternakan dan
akuakultur adalah keberadaan berbagai kontaminan lingkungan, yang dapat menyebabkan
konsekuensi merugikan bagi kesehatan hewan, mengurangi kinerja pemeliharaan, dan
merupakan risiko potensial bagi manusia karena bioakumulasi kontaminan lipofilik
dalam jaringan organisme yang dibudidayakan.
Cacing tanah (Gambar
1) dapat menguraikan limbah organik (misalnya, kotoran sapi dan babi) dengan
cepat dalam kondisi terkendali untuk memberikan kompos hortikultura berharga
dan protein berkualitas tinggi yang cocok untuk pakan hewan (Edwards, 1985),
dan mereka adalah sumber potensial berharga bagi pakan hewan yang dapat, di
satu sisi, mengembangkan pengelolaan yang efisien terhadap limbah pertanian dan
produk samping, dan di sisi lain, memperkenalkan kembali dalam proses produksi
pangan bahan organic yang pengelolaannya secara tradisional menimbulkan masalah
lingkungan yang serius (Gambar 2).
Penggunaan cacing
tanah sebagai sumber protein alternatif untuk pakan ikan dan unggas adalah
peluang untuk menyediakan layanan lingkungan melalui teknologi yang lebih
bersih.
Berkat cacing
tanah, limbah organik dan produk samping yang dihasilkan oleh kegiatan
peternakan dapat dimanfaatkan dan menjadi sumber pakan hewan dalam perspektif
siklus, mengurangi penggunaan protein tradisional yang berdampak tinggi dan
pada saat yang sama.
Gambar 1. Penggunaan cacing tanah sebagai sumber protein alternatif untuk pakan ikan dan unggas
Keunikan utama
dari tinjauan ini adalah memberikan penilaian holistik terhadap penggunaan
cacing tanah dalam perspektif ekonomi sirkular, menyoroti peranannya dalam
transformasi limbah organic menjadi pakan protein bernilai tinggi, serta tren
dan tantangan lingkungan saat ini. Pembahasan cacing tanah sebagai bahan baku
alternatif pakan ikan adalah pembahasan yang melibatkan potensi pemanfaatan
sumber daya alami untuk kepentingan pertanian dan perikanan.
Beberapa hal baik
pada penggunaan cacing tanah sebagai bahan baku pakan ika/ternak.
1. Sifat nutrisi
cacing tanah: Cacing tanah memiliki komposisi nutrisi sebagai pakan ikan. Mengandung
protein tinggi, lemak sehat, vitamin, mineral, serta asam amino yang dibutuhkan
oleh ikan untuk pertumbuhan dan kesehatan yang baik.
2. Ketersediaan
dan biaya: Cacing tanah dapat ditemukan dengan relatif mudah di tanah, terutama
di lingkungan organik yang kaya nutrisi. Dalam beberapa kasus, pengembangan
budidaya cacing tanah juga dimungkinkan. Biaya produksi cacing tanah sebagai
pakan ikan umumnya lebih rendah dibandingkan dengan pakan ikan komersial yang
dijual di pasaran.
3. Kompatibilitas
dengan ikan: Banyak spesies ikan, terutama ikan herbivora dan omnivora,
memiliki kecenderungan alami untuk memakan cacing tanah. Oleh karena itu,
memberikan cacing tanah sebagai pakan dapat meningkatkan asupan makanan alami
ikan, menciptakan lingkungan yang lebih mirip dengan kondisi alaminya.
4. Kualitas air dan lingkungan: Penggunaan cacing tanah sebagai pakan ikan juga dapat berdampak positif pada kualitas air dan lingkungan akuakultur. Pakan alami seperti cacing tanah lebih mudah dicerna oleh ikan, mengurangi limbah pakan yang tidak tercerna dan potensi pencemaran air.
5. Keamanan pakan:
Penting untuk memastikan bahwa cacing tanah yang digunakan sebagai pakan ikan
bebas dari kontaminan atau racun yang dapat membahayakan ikan. Oleh karena itu,
pengolahan dan pemilihan sumber cacing tanah yang tepat harus diperhatikan.
6. Pengaruh
terhadap pertumbuhan dan kualitas ikan: Studi dan penelitian lebih lanjut
diperlukan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian cacing tanah pada pertumbuhan,
kesehatan, dan kualitas ikan. Pemantauan parameter seperti laju pertumbuhan,
rasio pakan-berat, dan komposisi nutrisi ikan perlu dilakukan untuk memahami
dampak pemberian cacing tanah sebagai pakan ikan.
Meskipun cacing tanah memiliki potensi sebagai
bahan baku alternatif pakan ikan yang menarik, penting untuk menyadari bahwa
pilihan pakan harus disesuaikan dengan kebutuhan spesies ikan yang dituju dan
kondisi budidaya yang spesifik.
Konsultasikan
dengan ahli perikanan atau peternakan ikan lokal sebelum mengadopsi penggunaan
cacing tanah sebagai pakan ikan dalam praktik budidaya.
Kesimpulan
Cacing tanah
memiliki sifat nutrisi yang baik sebagai pakan ikan. Mereka kaya protein, lemak
sehat, vitamin, mineral, dan asam amino yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
kesehatan ikan. Penggunaan cacing tanah sebagai pakan ikan dapat menjadi
pilihan yang ekonomis. Mereka dapat ditemukan dengan mudah di lingkungan
organik yang kaya nutrisi dan biaya produksinya umumnya lebih rendah dibandingkan
dengan pakan ikan komersial. Cacing tanah kompatibel dengan banyak spesies
ikan, terutama ikan herbivora dan omnivora. Memberikan cacing tanah sebagai
pakan dapat meningkatkan asupan makanan alami ikan dan menciptakan lingkungan
yang mirip dengan kondisi alamnya. Penggunaan cacing tanah sebagai pakan ikan
dapat berdampak positif pada kualitas air dan lingkungan akuakultur. Makanan
alami seperti cacing tanah lebih mudah dicerna oleh ikan, mengurangi limbah
pakan yang tidak tercerna dan potensi pencemaran air. Alhasil, pemafaatan cacing tanah sebagai sumber alternatif pada unggas dan ikan, memiliki banyak prospek yang cerah. Selamat mencoba. (HS/RR)
Referensi
:
Parolini,M., A.
Ganzaroli, J. Bacenett. 2020. Earthworm as an alternative protein source in
poultry and fish farming: Current applications and future. Jurnal Science of the Total Environment. Volume & Halaman 734
Tidak ada komentar