Pesilat Belanda Kunjungi Padepokan Putra Sinar Kancana di Parongpong KBB, nikmati Seni Dubrig, Latihan Bersama, & Naik Nanagaan!
LAPORAN KHAS
Gino, pesilat Naga Kuning Institut dari Belanda berpose bersama para pesilat tuan rumah Padepokan Putra Sinar Kencana di Parongpong KBB, Jawa Barat - Bersama, kita dukung seni penca silat sebagai warisan dunia tak benda. (Foto:HS).
“Malam ini, luar biasa ada Kang Gino dari Belanda tepatnya
dari Naga Kuning Institut. Kang Gino ini sudah 6 tahun belajar silat, alirannya
Sera. Di Bandung dan Jawa Barat salah satu pengajar silat aliran Sera, tak lain
Ki Daus yang kita kenal sebagai komedian. Kita pun, sering bertemu, kan
dengan Ki Daus?,” papar Santi Sartika Ketua Padepokan Putra Sinar Kancana.
Pernyataan bahwa Gino pesilat dari Belanda datang belajar ke
Bandung, khusus berguru silat pada Ki Daus, malam itu dimata puluhan warga
Padepokan Putra Sinar Kancana, menjadikan sebuah kekaguman tersendiri:
“Selamat datang Kang Gino ke padepokan kami,” seru beberapa
pesilat Padepokan Putra Sinar Kancana yang dihadiri lengkap para sesepuh di
antaranya Jajang Rukmana, Andin Lesmana, serta Wakil Ketua Zery Aman H, serta
Sekertaris Kiki Komara, juga Bendahara
Warso.
Kepada redaksi Jajang Rukama dan Andin Lesmana, berharap
kunjungan pertama Gino ini harus ada kelanjutannya,”Kami ingin sekali bila tak
keberatan pada masa-masa mendatang dari Belanda yang tertarik seni beladiri
silat, dan seni Sunda lainnya bisa rutin berkunjung. Di sini tak hanya silat,
ada pertunjukan seni Sunda lainnya,” papar Jajang Rukmana yang diiyakan Andin Lesmana.
Dubrig, Latihan
Bersama & Nanagaan
Sambutan hangat atas kehadiran Kang Gino, demikian mereka
menambahkan kata tambahan Kang adalah penghormatan khas Sunda kepada tamunya,
sebelumnya dilakukan sederet penampilan demo pencak silat dari Padepokan tuan
rumah. Suguhannya, mulai dari demo para pesilat cilik, remaja dan dewasa.
“Saya terkejut sekaligus haru, dengan penyambutan ini.
Tentu, ini akan saya ceritakan kepada keluarga dan teman-teman di Belanda sana.
Ada seni dubrig yang melibatkan para
pesilat hingga kesurupan, sempat latihan bersama, dan naik replica nanagaan
(dragon). Semua sangat berkesan bagi saya, terima kasih ya,” ucapnya dengan
tulus serta bernada gembira kepada sang tuan rumah.
Kembali ke seni dubrig yang menurut Santi Sartika sebagai seni
yang berasal dari daerah Parongpong sejak 1920 – 1942 dan kini telah
berkembang, terutama sejak 2007 waktu itu digelar Cihideung Festival di
Parongpong, “malam ini kami suguhkan untuk Kang Gino, ternyata tadi itu ia bisa
menikmatinya, walaupun awalnya agak heran ya, karena ada proses tiba-tiba yang
kesurupan. Tetapi, bersyukur sekitar beberapa orang yang kesurupan tadi,
semuanya kembali sadar,” terangnya.
Lainnya yang menarik, Kang Gino ini sempat latihan bersama
untuk Pencak Silat aliran Cimande,”ternyata menyenangkan ya, seni silat bisa
untuk saling mengenal satu sama lainnya, kata Kang Gino sambil ngos-ngosan juga
sambil menambahkan – “Tadi saya sempat demo dihadapan puluhan warga Padepokan
tuan rumah, yang unik demo silat saya memakai ensemble gamelan Sunda. Ini baru
pertama bagi saya. Mereka katakana musiknya silat padungdung ya? Sanga, sangat
menarik.”
Pantauan redaksi, penutup dari kunjungan Gino ini, ia sempat
diarak oleh sejumlah pesilat tuan rumah dengan menaikkannya pada replica naga
(nanagaan). “Nah, itu sangat di luar dugaan saya bisa naik replica naga.
Sangat, sangat berkesan sekali. Semoga di lain waktu bisa membawa rekan-rekan
lain dari Belanda berkunjung ke sini lagi,” tutupnya dengan nada gembira.
(Harri Safiari & Shahadat Akbar).
Tidak ada komentar