Tokoh Jawa Barat Pasang Sinyal Kuat untuk Pj Gubernur Jabar, Prof. Dr. Keri Lestari - Butuh Figur Ibu
Deretan para tokoh Jawa Barat dalam beragai kesempatan (Foto: Ist).
Kota Bandung – Seturut beredar kabar pada
Kamis pagi 31 Agustus 2023 di Tatar Sunda, mengarah kepada siapa akhirnya
pilihan Pj (Penjabat) Gubernur Jawa Barat? Ini sesuai mekanisme untuk
menggantikan masa kepemimpinan Gubernur Ridwan Kamil dan Wakil Uu Ruzhanul Ulum
yang berakhir pada Selasa (5/9/2023). Maknanya, pasangan Ridwan Kamil dan Uu
Ruzhanul Ulum harus lengser dari jabatannya. Nah, untuk sementara posisi
tersebut akan diisi oleh Pj Gubernur, hingga kontestasi Pilgub pada 27 November
2024 mendatang yang menetapkan kepala daerah definitif yang baru.
Santernya, Kamis siang ini Tim Penilaian Akhir (TPA) di
Kemendagri yang terdiri dari beberapa kementerian, menggodok tiga nama yang
direkomendasikan oleh DPRD Jabar. Adapun nama tiga kandidat Pj Gubernur Jabar
itu, Asep N Mulyana, Direktur Jenderal Perindang-undangan Kementerian Hukum dan
HAM, Guru Besar Farmasi Universitas Padjajaran Prof. Dr. Keri Lestari, dan
Deputi Bidang Pers dan Media Sekertariat Presiden Bey Triadi. Selain itu
pemerintah pusat via Kemendagri berhak mengusulkan kandidat lain sesuai tolok
ukur mereka, yang mana nantinya akan ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo,
melalui keputusan presiden (Keppres).
Sinyal Kuat itu
Sejurus hal ini redaksi mengontak representasi tokoh Jawa
Barat terkait kuatnya Prof. Dr. Keri Lestari disebut-sebut sebagai pengganti
pasangan Ridwan Kamil – Uu Ruzhanul Umum. Para tokoh ini di antaranya Nu’man Abdul Hakim mantan Wagub
Jabar (2003 – 2008), Iyus Sumpena Sekjen Presidium Corong Jabar, Henda Surwenda
Aktivis Senior Pergerakan Jawa Barat, Budayawan Raden Darmawan Dajat
Hardjakusumah S.H., M.Kn., yang akra disapa Kang Acil Bimbo, Pengusaha sekaligus
Politisi Pam Riadi, Mantan Pimpinan DPRD Jabar (1999 – 2009) Amin Suparmin, Gubernur
Jabar (2008 – 2018) Ahmad Heryawan, Ketua Umum Paguyuban Pasundan Prof. Dr. H.
M. Didi Turmudzi, Aktivis dan Pemerhati Lingkungan dari DPKLTS Taufan Suranto,
Ketua Gerpis Andri Kantaprawira, Senator dari Jawa Barat Dra. Ir. Hj. Eni
Sumarni, M.Kes., Sesepuh Jawa Barat Uu Rukmana, politisi Indonesia Dra. Hj.
Popong Otje Djundjunan, Wakil Ketua Umum AMS Ruli Alfiadi, Ketua Pitaloka Pusat
AMS Dr. Euis Purnama, Agung Suryamal Ketua
Kadin Jabar (2008 – 2018), dan Koordinator DPKLTS Supardiyono Sobirin.
“Hendaknya, Presiden tidak menutup mata akan aspirasi masyarakat
ini. Juga, realita politik DPRD Jabar yang sudah mendukung secara resmi melalui
lebaga DPRD Jabar. Dukungan penuh semua fraksi ini, tentu tak bileh dinafikan. Mereka
begitu antusias bersama para tokoh masyarakatjabar dan kemudian ditangkap oleh
seluruh fraksi. Ini sinyal kuat , Jabar perlu kehadiran sosok intelektual
perempuan yang selama ini mumpuni kinerjanya,” papar Nu’man Abdul Hakim.
Tokoh lainnya, Taufan Suranto menyatakan bahwa Prof. Dr.
Keri Lestari ini katanya, nyaris mendekati sosok intelektual yang sempurna,” Beliau
banyak melahirkan gagaran dan temuan baru di bidang kesehatan, juga cukup
memahami masalah kesehatan lingkungan, dan kita butuh figur ibu,” tuturnya dengan menambahkan:
“Bagi Jawa Barat yang kini dilanda masalah polusi dan
bencana lingkungan hidup, amatlah dibutuhkan kepemimpinan yang memahami arti
kesehatan lingkungan. Pengalamannya sebagai Komandan Satgas COVID-19 Jabar,
amatlah layak ditunjuk Presiden sebagai Pj Gubernur Jabar.”
“Jawa Barat memerlukan peran seorang ibu demi menciptakan
iklim yang sejuk ditengah suasana cukup gaduh, apalagi mejjelang pesta
demokrasi 20204,” papar Kang Acil Bimbo.
“Bagi saya partisipasi kaum wanita untuk tampil sebagai pemimpin
bukan hanya keharusan. Justru, tampilnya peran gender di Jawa Barat, merupakan
hal yang menggembirakan. Bukankah sudah puluhan tahun, laki-laki mendominasi di
Jawa Barat. Rasanya patut diapresiasi tinggi, bila Prof. Dr. Keri Lestari
terpilih sebagai Pj Gubernur,” ucap
Demikian pantau redaksi atas fenomena kuatnya sinyal dalam
kaitan calon Pj Gubernur Jawa Barat dikemudikan oleh sosok perempuan Prof. Dr.
Keri Lestari. (HS).
Tidak ada komentar