Warga Rancanumpang Tuntut Hentikan Pembangunan Jembatan Bailey dari Summarecon, Camat Gedebage: Akan Koordinasi Dulu Ya …
Kolase aksi demo pembangunan jembatan bailey di Rancanumpang Gedebage Kota Bandung (18/82023) (Foto: HS).
Algivon.com – Simpang siur proses pembangunan jembatan Bailey di
Kelurahan Rancanumpang, Gedebage Kota Bandung yang dipertanyakan warga karena
ketidakjelasan fungsi dan jangka waktu penggunaannya hingga Jumat siang, 18
Agustus 2023 masih menuai protes.
Puluhan warga Rancanumpang mempertanyakan keberadaan proyek
ini ditengah-tengah pemasangan pasak bumi dari sisi Kawasan Summarecon Bandung,
yang rencananya akan melintas Kali Cinambo yang berada di Rancanumpang
Gedebage:
“Kami keberatan pisan dengan proyek ujug-ujug ini. Ijin
belum ada sudah mangkas pohon. Ini jembatan Bailey, tapi di dua sisi kali
Cinambo akan dipasang pasak bumi. Getarannya bikin kami takut, waktu dipasang.
Masa bikin Bailey tapi permanen, kami tidak bodoh walau nggak sekolah tinggi.
Hentikan dulu pembangunannya, kan ijin serta buat apa ini belum jelas semua,”
kata seorang Emak-emak yang mengaku bernama Nenih.
Tentu saja ujaran Nenih serta-merta dalam suasana memanas
kala itu, diiyakan oleh puluhan pengunjuk rasa lainnya. Lainnya, Deden Basari
aktivis warga Rancanumpang, kembali ia mempertanyakan ijin pembuatan jembatan
Bailey yang dianggapnya ‘serba ajaib’. “Bayangkan Pak Camat Gedebage, seperti
kena angin apa? Jadi serba setuju dan serba ajaib bin aneh dengan Summarecon.
Warga minta kejelasan proyek apa ini? Belum ada ijin, pohon sudah dipapas.
Hentikan dulu, sebelum serba jelas buat apa ini?”
Pendemo lainnya Dadang Sudirman dengan tegas mempertanyakan
para pihak yang memberi kewenangan membuat proyek jembatan Bailey tanpa
sosialisasi sedikitpun:”Kalau mau bikin akses menuju Tegalluar ke KCIC, pakai
saja atau teruskan pembangunan jembatan bunting tuh di sana beberapa ratus
meter ke sebelah utara dari sini. Urus segera, ganti rugi warga yang terkena
proyek di jembatan buntung itu?!” ujarnya dengan nada tinggi.
Sementara Dadang Sujana Ketua LPM Kecamatan Gedebage yang
berada di lapangan pada Jumat itu, menyatakan dirinya memantau dinamika protes
warga Rancanumpang:”Intinya, warga hanya minta kejelasan, penuhi ijin-ijin
pembangunannya. Jangan seperti ini, dikatakan sebagai perintah dari atas, dari
kementrian, dan bawa-bawa RI Satu segala. Warga di jaman sekarang ini, kalau
belum jelas, pasti mempertanyakan. Pak Camat memang harus menjelaskannya secara
meyakinkan.”
RI Satu ?
Semakin siang pada Jumat itu, para pendemo diterima dialog
bersama Camat Gegebage Jaenudin AP
di halaman Kantor Lurah Rancanumpang di Jalan Raya Rancanumpang No. 1 Kota
Bandung. Jalannya dialog sempat memanas karena Camat Gedebage masih belum bisa
meyakinkan tentang SOP (Standard Operational Procedure) pembangunan jembatan
Bailey di daerahnya. Terbukti selama dialog ini, para pendemo di antaranya
Deden Basari dan Dadang Sudirman secara bergantian, mempertanyakan tentang
aneka pelanggaran terkait SOP yang relatif mereka para pendemo ketahui.
“Jangan bawa-bawa RI Satu atau Kemenko Marinvest. Yang
penting proyek ini untuk berapa lama? Bila sifatnya sementara paling untuk 3
bulan, setelah itu ya bongkar! Kalau untuk jangka panjang, kenapa yang jembatan
gantung, tak diteruskan atau segera lakukan ganti rugi dengan warga di sana? Papar
Deden Basari.
Selanjutnya, Dadang Sudirman senaga dengan rekan pendemo
lainnya, memeprtanyakan tentang ijin pemangkasan pohon: “Kalau tidak diketahui,
mungkin sudah ditebang habis, ini bagaimana aturannya koq dialnggar seenaknya?
Belum lagi dampak lingkungan lainnya, Pak Camat sebaiknya menjelaskan hal ini
dengan sejelas-jelasnya.”
Terkait tuntutan warganya, salah satunya mendesak agar
mundur dari jabatannya, karena merasa tidak mampu menjelaskan serta meredam
kekecewaan warganya, kepada redaksi Camat Gedebage menyatakan: “Kewajiban kami
adalah memfasilitasi atau menjembatani aspirasi masyarakat dan juga, agar
program pemerintah itu bisa nyambung, “ujarnya.
Lebih lanjut Jaenudin
AP mengatakan:”Nggak apa-apa dialog tadi itu hal yang wajar, ada aspirasi yang
akan kami sampaikan ke pihak yang lebih berwenang lagi, karena bukan kapasitas
Camat untuk memenuhinya.”
Ditanya pendapatnya tentang tuntutan para pendemo yang
menginginkan proyek ini dihentikan sementara? Saat itu Camat Gedebage
menyatakan,”mereka hanya ingin kejelasan saja, apakah ini untuk umum ataukah
hanya sampai Pak Presiden lewat saja?”
Masih, Camat Gedebage ditanya pendapatnya tentang tuntutan
para warga Rancanumpang, kembali mereka merasa perlu ada kejelasan atas proyek
ini, termasuk tuntutan ‘saklek’ agar semua pada proyek ini serba tertulis dan
jelas, ia menjawab:”Kita akan koordinasi dulu ya, dengan dinas terkait,”
pungkasnya. (HS/SA).
Tidak ada komentar