Warga RT 3 RW 12 Desa Sayang Jatinangor, Suguhkan 'Nyimas Sari Pohaci Unggah ka Nagara' di Karnaval Pembangunan 2023
LAPORAN KHAS
Momen gelaran 'Nyimas Sari Pohasi Unggah ka Nagara' yang membawa secara khusus padi geugeusan yakni bibit padi khusus di kalangan masyarakat adat, menarik banyak kalangan utuk memahaminya - Masihkah kita, hingga saat ini dan mendatang, memiliki ketahanan pangan yang memadai? (Foto: HS).
Algivon. com -- Rupanya, kemeriahan sebutlah kata banyak orang hari itu levelnya, 'tiada tara!'. Faktanya ribuan warga Desa Sayang Kecamatan Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, pada Minggu, 27 Agustus 2023 kompak, dan tumplek blek secara sukarela mengikuti himbauan Kepala Desa Sayang Dodi Kurnaedi S.PD.I, berparyisipasi aktif pada Karnaval Pembangunan.
"Ada 13 RW pesertanya, rutenya start dari Perum IKOPIN dan finish di Graha Soewarni Caringin. Ada ribuan pesertanya dengan berbagai kamonesan (penampilan unik). Kental bernuansa pedesaan plus sedikit suasana kekinian, tentunya," papar Ketua RT 3 RW 12 Dusun Caringin Desa Sayang, Jatinangor. yang bernama Zaenal Muttaqin.
Kembali, suguhan 'Nyimas Sari Pohaci Unggah ka Nagara (27/8/2023) di Desa Sayang Jatinangor - Mempertanyakan seberapa kuat bangsa kita dapat memenuhi kebutuhan dasar dalam hal pangan, pendidikan, kesehatan, juga papan? (Foto:HS).
Lebih jauh menurut Zaenal Muttaqin yang sehari-hari berprofesi sebagai dosen Universitas Padjadjaran (Unpad), dirinya merasa bersyukur pada Karnaval Pembangunan kali ini, atas inistiatif kuat dari warganya yakni Rinjani Kusumakertadinata akhirnya pada karnaval ini ditampilkan juga secara khusus dari RW 12 dihadapan Kepala Desa Sayang dan perangkatnya, berupa pagelaran yang cukup langka dewas ini 'Nyimas Sari Pohaci Unggah ka Nagara'.
"Serba simbolik dan sangat menarik dari segi budaya di Tatar Sunda. Intinya, kurang lebih, kita agar selalu ingat akan asal-usul kehidupan, tak boleh lepas dari akar budaya. Termasuk, bagaimana meningkatkan ketahanan pangan bagi NKRI. Tadi itu Ibu Rinjani membawa pare geugeusan. Di luar dugaan banyak pihak yang tertarik, dan tergugah atas penampilan dari warga saya ini. Semoga dari gelaran yang cukup sakral ini, dapat menggugah banyak pihak untuk kembali dalam hal kebutuhan pangan, mengapresiasi kembali produk-produk berbasis kearifan lokal," jelas Zaenal Muttaqin yang sehari-hari di lingkungan akademik dan kemasyarakatan aktif mengembangkan konsep APEL yang bermakna pentingnya kita mensinegikan secara bijak dalam kehidupan sehari-hari , menyangkut pengadaan Air, Pangan, Enerji, dan Lingkungan.
Dunia Bawah Tanah & Bumi
Secara terpisah Rinjani Kusumakertadinata yang biasa disapa Ii, menjelaskan secara runtun tentang maksud gelaran bertema 'Nyimas Sari Pohaci Unggah ka Nagara', seusai dirinya bersama para ibu-ibu dan kaum remaja serta anak-anak di lingkungan RT 3 RW 12 Dusun Caringin Desa Sayang, Jatinangor, mereka tampak kompak tampil secara khusus dengan iringan seorang penari khusus dari Kota Bandung yakni Dewi Ratnaning Puri, dihadapan jajaran perangkat Desa Sayang:
"Tentu saja, ini baru tahapan pertama untuk penyadaran kembali, tentang pentingnya kita menyadari bahwa sosok Nyimas Sari Pohaci, di antaranya diyakini lahir sebagai dewi yang menguasai dunia bawah tanah atau Bumi. Karenanya, segala hal yang berurusan dengan alam merupakan buah tangan dari Nyimas Sari Pohaci. Ini sekilas dari simbol gelaran tadi," jelas Ii yang diamini oleh para ibu-ibu di lingkungan RT-nya.
Kepada salah satu Ibu-ibu, redaksi sempat berbincang tentang gelaran secara khusus 'Nyimas Sari Pohaci Unggah ka Nagara':
"Kami tadi dalam gelaran ini, tak sekedar tampil di hadapan para perangkat Kantor Desa Sayang, beberapa hari sebelumnya malah belajar kembali memahami, tentang apa dan siapa Nyimas Sari Pohaci," papar Dewi yang diiyakan oleh ibu-ibu rekan lainnya seperti Asri, Imo, Gilang, Uzi, Ros, dan Lilis.
Komunitas Ibu-ibu dari bawah di Desa Sayang Jatinangor Sumedang, kembali membina kesadaran tentang pentingnya NKRI tetap kuat dan sejahtera, di antaranya melalui ketahanan pangan yang berkelanjutan. (HS).
Lebih jauh Dewi berharap dengan penampilan 'Nyimas Sari Pohaci Unggah ka Nagara' yang walaupun jauh sempurna:
"Semakin menarik, kita kaum ibu khususnya, agar lebih bijak dan semakin berdaya dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan. Gejala perubahan iklim, tata guna lahan yang semakin terbatas, bertambahnya populasi penduduk secara tak terkendali, jangan salah bisa diperbaiki dari pedesaan, justru," ujar Dewi dengan memungkas -"Penyadaran kami tentang sosok Nyimas Pohaci hari ini, adalah awal dari pemberdayaan ketahanan pangan!" (HS).
Tidak ada komentar