Sikapi Aksi Peduli Rempang di Bandung, Memet H Hamdan: Presiden, Piye Toh?
Algivon.com – Terkait aksi Peduli Rempang yang diikuti ratusan
warga se Bandung Raya dari berbagai elemen sosial-kemasayarakatan (26/9/2023),
di antaranya via ‘long march’ dari Gedung Sate di Jl Diponegoro melewati Gedung
DPRD Jabar, dan berakhir di Gedung Merdeka Jl. Asia-Afrika Kota Bandung,
menurut salah satu aktivis Memet H. Hamdan, SH MSc yang dikenal juga selaku
Pengamat Kebudayaan dan Pengangunan Jawa Barat:
Bentrok itu terjadi karena warga menolak pengukuran lahan
untuk proyek Rempang Eco City, akibatnya delapan warga ditangkap dan puluhan
masyarakat biasa lainnya mengalami luka-luka serius.
"Bentrok (di Rempang) itu ekses, pejabat di daerah,
tiba-tiba aja kasih tahu, kalau penduduk akan dipindahkan. Gimana urusannya? Mestinya
kan ada prosedur, diadakan dalam satu rapat, katakanlah rapat kabupaten,"
ujarnya saat ditemui pegiat media di depan Gedung Merdeka Jalan Asia Afrika
Kota Bandung, Selasa 26 September 2023.
Lanjutnya, Kang Memet menyatakan:”Semua harus diundang,
camat diundang, kepala desa diundang, tokoh masyarakat diundang, tokoh agama
diundang. Lalu katakan, bakal ada rencana investasi, begini dan begini," ujarnya
dengan menambahkan –“ Nggak boleh ada yang ditutup-tutupi.Kalau mau dijual,
jual itu pulau, jangan dengan dalih investasi,"
Ditanya tentang munculnya bentrokan antar warga dengan
aparat,”itu terjadi karena kesalahan dari pemerintah,” ujarnya.
Lebih lanjut menurut Kang Memet yang hari itu rela
berpanas-panas ria dari Gedung Sate ‘logh march ke Gedung Merdeka di Kota Bandung,"karena
itu kan merupakan investasi besar kan, nilainya mencapai Rp381 triliun, hingga
2080 mendatang.”
“Ada kewenangan presiden disitu, artinya bagaimana, lo kok
presiden piye, toh? Kok diem aja, gitu. Tidak ngontrol, atau mungkin
membiarkan, jadi disitu ada kesalahann presiden,” ungkapnya.
Lebih jauh kata Kang Memet, kalau aparat di bawah itu terjadi
kesalahan, ya teknis pelaksanaan ada yang tidak seharusnya . “Jadi ya, presiden
harus bertanggung-jawab. Dia harus segera mengambil sikap,” terangnya.
Kembali Kang Memet menegaskan soal kepastian investasi:
“Izin kepada investor itu, siapapun dia, kalau mau
diteruskan, diteruskan, kalau enggak, ya enggak,” ujarnya.
Adapun soal demo bela Rempang yang dilakukan ratusan massa
Kesatuan Aksi Masyarakat Jabar (KAMJ) di Bandung ini yang mendapat perhatian
khusus dari banyak kalangan, menurut Kang Memet adalah sikap kebudayaan.
“Solidaritas masyarakat sunda kepada masyarakat melayu.
Kalau bicara sunda, melayu, bugis dan sebagainya itukan bhineka tunggal ika,”
katanya.
“Kalau secara pribadi saya , itu namanya sikap yang
betul-betul bhineka tunggal ika,” tambahnya.
Adapun soal peristiwa memilukan di Rempang, menurut Memed,
hanyalah sebuah kasus, “kalau secara obyektif investasi itu perlu, bahkan ada
di undang undang (UU), yaitu UU tentang Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN)”.
“Itukan akan mendatangkan modal, akan menciptakan kerja,
jadi kalau dilaksanakan secara fair luar biasa itu. Karena dalam negeri, tidak
ada dana untuk melakukan pembangunan, padahal sumber dananya banyak,” ungkapnya.
Oleh karenanya harus dilakukan secara benar dan baik, kalau
mau dikasih, kasih. Kalau enggak mau, ya ditolak.
“Kan investor itu sama dengan pembeli, pembeli itu raja,
kalau buat saya, kalau mau dikasih izin, kasih. Kalau enggak, tolak. Jangan
diulur-ulur, nggak karu-karuan,” katanya.
“Saya dulu kan mantan pejabat. Kalau mau tolak, tolak. Kalau
diterima, nanti ada persyaratan, disitu,” pungkasnya.
Sekedar info, aksi bela Rempang ini dihadiri di antaranya oleh
Letjen TNI Purn. Yayat Sudrajat, SE (Koord Pejuang & Purnawirawan
Siliwangi/ PPS), Mayjen TNI Purn Deddy S Budiman (Ketum APP- TNI), Brigjen TNI
Purn. Hidayat Poernomo (Ketum Gerakan Bela Negara), Dindin S Maolani, SH
(Presidium FKP2B/ Inisiator PETISI 100), Raden Darmawan Dajat Kusuma, yang
akrab disapa Acil Bimbo, Andri P Kantaprawira Ketua Gerpis, serta beberapa tokoh
lainnya.
Menurut Tatang Sutisna (43) pejalan kaki yang melintas di
halaman Gedung Merdeka di Jl. Asia Afrika Bandung, melihat aksi kali ini
dimatanya termasuk besar:
“Terbukti itu penjagaan dari berbagai pihak keamanan
terbilang banyak, lalu lintas walaupun agak tersendat, masih boleh dilang lanca.
Terpenting, semua aman dan damai secara keseluruhan,” ujarnya. (HS).
Tidak ada komentar