Tengarai Produk MK Cacat Hukum, Gema 77/78 Siap Turun ke Jalan, Desak DPR Gunakan Interpelasi
Algivon.com – Fenomena kontroversi produk Mahkamah Konstitusi (MK),
ditengarai cacat hukum tersebab meloloskan Gibran Rakabumi Raka (35) putra
Presiden RI, sebagai cawapres mendampingi capres Prabowo Subianto, sangatlah mendominasi tatkala Gema 77/88 menggelar
Konsolidasi dan Diskusi terkait peringatan Sumpah Pemuda di Roemah Bersama
Alumni di Jalan Imam Bonjol, No.16 Bandung, Jawa Barat pada Sabtu 28 Oktober
2023.
Adalah nara sumber dalam diskusi ini di antaranya Pengamat
Politik Indro Tjahyono, Aktivis 77/78 Subur Dwiyono, dengan moderator dari sang
tuan rumah Gema 77/78 Dwi Soebawanto.
"Kalau dari awal, proses pembalonan, proses pengusulan
calon-calon itu sudah curang, kemudian hal itu melibatkan mahkamah
konstitusi," kata Indro Tjahyono.
"Yang nanti, ujung-ujungnya konflik pemilu pun harus
maju ke MK. Ini merupakan hal yang kritis ya? Selanjutnya, ya untuk orang bisa
mendapatkan kemenangan, dalam pemilu atau pilpres," terangnya.
Lebih lanjut kata Indro Tjahyono yang kerap lugas bertutur, menurutnya bila cara-cara itu sudah dilakukan, pesta rakyat lima tahunan ini
jadi nggak jujur adil (Jurdil) dan langsung tidak umum bebas rahasia (Luber)
lagi.
"Jadi nggak mungkin bersih lah, permainannya itu udah
kotor dari awal. Nah kita coba berpikir. Bagaimana sebenarnya, persoalan
ini," katanya.
"Ini masih belum pemilu. Persoalan konstitusinya aja
masih belum benar. Jadi pemilu boleh masuk, tetapi urusan urusan konstitusi itu
dibenahi," terangnya.
Memang MK kemarin cacat ya, jelas Indro, pertama saat memutuskan umur calon
Wakil Presiden yang tidak lain anak sulung Presiden, belum lagi ada soal
disenting opinion, yang abstain dianggap setuju.
"Nggak benar, masa Hakim MK menyetujui memanupulasi
umur, atau sudah pernah menjadi kepala daerah. Itu persoalan," ujarnya.
MKMK & Cawe-cawe
…
Untuk memutup kecurangan itu, kemudian dibuatkan komite etik
majelis kehormatan mahkamah konstitusi (MKMK) yang ketuanya adalah Jimly
Asshiddiqie.
"Tapi sudah beberapa kali oleh wartawan ditemui, Jimly
ini ngintil terus ya, dengan Prabowo. Bahkan setengah masuk timnya Prabowo.
Jadi nggak mungkin bisa nantinya MKMK itu mengadili konstitusi itu sendiri,"
terangnya.
"Jadi itu, yang kita anggap negara ini krisis
konstitusi, harus dibereskan dulu," katanya.
Selain itu, tambah Indro lagi soal Ketua MK itu sendiri, yang tidak lain adalah adik ipar dari
Presiden.
"Ini persoalan, karena hal ini bertentangan dengan TAP
(Ketetapan) MPR. Yang tidak memperbolehkan adanya nepotisme. Jadi harus mundur,
peraturannya demikian," terangnya.
Soal lainnya, Presiden itu ayahnya Gibran (Cawapres) yang
akan jadi kontestan Pilpres. Oleh karenanya, dia nggak boleh cawe-cawe.
"Cawe-cawe dia, bilangnya nanti ada kejutan, bilangnya
nanti calon presidennya berambut putih lah. Itu cawe-cawe, Nggak boleh itu. Nah
ini juga yang kita persoalkan dalam diskusi ini," terangnya.
Interpelasi &
Siap Turun …
Alhasil versi Indro, pemilu itu bukan soal kalah memang,
tapi andaikata ada kemenangan, kemenangan itu kemenangan dilakukan secara fair,
dengan aturan yang benar.
"Kalau di sepakbola itu, aturannya ditegakkan, bukan
sebelum main sepakbola, hakim garis, wasit, semua sudah diatur, ini yang nggak
boleh," terangnya.
"Oleh karena itu dalam konsolidasi dan diskusi tadi
kita sepakat mendorong DPR untuk menggunakan hak interpelasinya terhadap produk
MK yang cacat hukum ," katanya.
Persoalan itu, tambah Indro, tidak hanya akan didorong di
tingkat legislatif meminta DPR menggunakan hak interpelasinya, tetapi Gema
77/78 juga siap turun ke jalan.
"Bukan hanya didorong ditingkat legislatif, tapi kita
juga harus demo, karena ini persoalan moral bangsa, tidak boleh kita remehkan,"
terangnya.
Tuntutannya, kata Indro, meminta DPR RI menganulir produk MK
soal Gibran Rakabuming Raka yang bisa nyawapres berdasarkan UU yang cacat.
Baik karena produknya nggak benar, maupun karena ada
penyelundupan hukum.
"Kan sebagian hakim konstitusi juga bilang, aneh ini
prosesnya cepat tapi penyelundupan hukum ada di dalamnya," tutupnya. (HS/Aris).
Tidak ada komentar