FK DAS Kabupaten Cirebon Ajukan Mosi Tidak Percaya ke Kadishut Jabar Ditembuskan ke Bey Machmudin, Eka Santosa: Tidak Profesional
Algivon.com -- Ketua Forum Komunikasi (FK) Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten
Cirebon, yang juga Ketua Forum Masyarakat Cinta Sungai, Bambang Sasongko
mengajukan mosi tidak percaya kepada Kepala Dinas Kehutanan (Kadishut) Provinsi Jawa Barat
Dodit Ardian Pancapana, ST., M.Sc., pun mosi tidak percaya akan diteruskan
kepada Pj Gubernur Provinsi Jawa Barat Bey Triadi Machmudin.
Hal ini ditegaskan Bambang Sasongko kepada para awak
Media, Rabu malam, (13/12/2023), melalui sambungan telepon.
Mosi tidak percaya kepada Kepala Dinas Kehutanan Provinsi
Jawa Barat Dodit Ardian Pancapana, diajukan karena Forum DAS kab/kota, tersebab tidak
diundang di kegiatan Penyelenggaraan Kegiatan Pengembangan Kelembagaan
Pengelolaan DAS Tahun Anggaran 2023, dengan agenda Rapat Kerja Kelembagaan
Pengelolaan DAS Provinsi Jawa Barat (FGD Pengelolaan DAS di Wilayah Provinsi
Jawa Barat), Kamis-Jumat, (14-15/12/2023), di EL Royal Hotel Bandung jalan Merdeka,
kota Bandung.
"Apa yang kami kerjakan selama ini percuma saja, itu saya sesalkan, apabila yang mengundang kegiatan tersebut Dinas Kehutanan
berarti yang bersalah pimpinannya, yaitu Kepala Dinasnya," kata Bambang
Sasongko.
Lebih lanjut Bambang Sasongko mengungkapkan, ada
perorangan yang diundang di acara FGD Pengelolaan DAS di Wilayah Provinsi Jawa
Barat, "Bahkan yang diundang ada beberapa orang yang tidak mengerti peran
dan sungai Citarum itu sendiri, itu yang membuat saya bingung, orang yang sejak
dahulu nuraninya terpanggil mengurus DAS malahan tidak diundang, itu yang saya
sangat sayangkan," ujar Bambang Sasongko.
"Maka pada akhirnya saya melakukan koordinasi dengan
para sesepuh untuk diskusi salah satunya mantan Ketua Forum Daerah Aliran
Sungai Citarum Eka Santosa, dan akhirnya kami akan membuat mosi tidak percaya
kepada Kepala Dinas Kehutanan dan ditembuskan kepada Pj Gubernur Jawa
Barat," pungkas Bambang Sasongko.
Secara terpisah, Eka
Santosa mengatakan, pihaknya mendapat keluhan dari
teman-teman Forum DAS Kabupaten/Kota se-Jawa Barat yang menyayangkan atas
ketidakprofesionalan Dinas Kehutanan Jawa Barat yang mengadakan kegiatan resmi
pembahasan mengenai Daerah Aliran Sungai (DAS), tetapi justru Forum DAS yang
telah terbentuk berdasarkan SK Gubernur Jawa Barat tidak diundang.
"Seperti diketahui saat ini ada Forum DAS Jawa Barat,
lalu ada Forum DAS Kabupaten/Kota se-Jawa Barat, tetapi bila kita melihat
lampiran surat undangan dari Dinas Kehutanan Jawa Barat, banyak
perorangan-perorangan yang diundang tidak berkompeten dalam urusan
sungai," ungkap Eka Santosa.
"Saya menyayangkan sikap Dinas Kehutanan Jawa Barat
yang kurang bijak dalam hal menempatkan secara proporsional kepada pihak yang
memang memiliki kompetensi dan dedikasi terhadap Daerah Aliran Sungai,"
tegas Eka Santosa.
"Bagaimana jadinya membahas Daerah Aliran Sungai
tetapi Forum DAS nya tidak diundang, tapi malahan perorangan yang diundang
merupakan orang-orang yang tidak memiliki kompetensi, lalu apa relevansinya
membahas Daerah Aliran Sungai dengan perorangan itu, artinya perorangan yang
tidak kompeten mengalahkan lembaga," ujar Eka Santosa.
Tidak Profesional!
Eka Santosa mengungkapkan yang mengabdi dan mengurus sungai itu di antaranya Forum DAS, "Jadi saya tegaskan Dinas Kehutanan Jawa Barat tinggalkanlah cara-cara diskriminatif dan tidak menghargai pengabdian masyarakat," tegasnya.
Eka Santosa menegaskan, tidak mungkin program DAS itu akan
selesai bila tidak melibatkan masyarakat, dan tidak mungkin selesai kalau
pendekatannya bukan budaya, "Maka kalau pendekatannya proyek ya
kejadiannya seperti ini," ujarnya.
"Padahal sungai ini dalam persepsi budaya Jawa Barat
seperti urat nadi dalam tubuh kita yang harus dipelihara dan dijaga," kata
Eka Santosa.
"Saya 10 tahun lebih menjadi Ketua Forum DAS Citarum
yang pada akhirnya menghasilkan regulasi, dan kami menyampaikan langsung kepada
Luhut Binsar Panjaitan," ungkap Eka Santosa.
"Sekali lagi saya tegaskan Kepala Dinas Kehutanan
Jawa Barat tidak profesional, dan harus ada agenda ulang kegiatan tersebut, dan
Forum DAS harus dijadikan sebagai subjek dan bukan objek," tegas Eka
Santosa.
"Sebab salah satu keberhasilan penanganan DAS itu di
mana masyarakat yang tinggal di sekitar sungai yang dalam hal ini pengurus
Forum DAS aktif dan bekerja, sebab merekalah yang sehari-hari bersentuhan
dengan DAS," pungkas Eka Santosa. (HS/BRH).
Tidak ada komentar