Mahfud MD Terkait Hari Anti Korupsi Sedunia: Pelembahan via revisi UU KPK tahun 2019
Algivon.com – Mahfud MD, calon wakil presiden nomor urut 3, tidak
akan ragu alias akan bertindak tegas, utamanya bagi para koruptor yang memakan
uang negara. Mahfud MD yang tak lain selaku pasangan calon presiden Ganjar
Pranowo, mengumpamakan dirinya bak akan berlaku sebagai peluru tak terkendali demi
memberantas korupsi!
"Hati-hati kami adalah peluru tak terkendali untuk
memberantas korupsi. Kami berani, maka koruptor pun jadi ngeri," ucapnya
tatkala berorasi di Hari Anti Korupsi Sedunia di Hotel Grand Preanger, Kota
Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu (9/12/2023).
Lebih lanjut menurut dirinya, bahwa pasangan Ganjar-Mahfud
memegang tiga prinisip untuk memberantas korupsi di negeri ini. "Ya, kami memegang
tiga prinsip utama, taat kepada Tuhan, patuh pada aturan hukum, dan setia
kepada rakyat," kata Mahfud MD yang disambut ratusan hadirin di Hotel
Grand Preanger, Kota Bandung.
Dalam pengamatannya, tindak korupsi di Indonesia sudah
sangat parah, dan berakibat menyengsarakan rakyat. Dampaknya, di antaranya
harga bahan pangan semakin tinggi, juga terjadi kelangkaan lapangan kerja. "Lapangan
pekerjaan baru yang bisa diciptakan menjadi hilang akibat korupsi. Buruknya
tata kelola di sektor ekonomi mengakibatkan ekonomi berbiaya tinggi yang
dampaknya merugikan warga dan konsumen karena naiknya harga," terang Mahfud
MD dengan berapi-api.
Kesimpulan, atas fenomena maraknya korupsi di negara
Indonesia akhir-akhir ini, “tagakkan hukum tanpa pandang bulu,” ujarnya sambil
menerangkan tentang turunnya indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia pada tahun
2022. “Ya, ini adalah imbas dari revisi Undang-undang KPK pada tahun 2019,”
ujarnya.
Sekilas diuraikan Mahfud MD, merujuk pada laporan Transparency International, “IPK Indonesia pada tahun 2022 turun sebanyak empat poin menjadi 34 dari skor 0-100,” ujarnya dengan nada gemas. Lainnya, masih kata Mahfud MD, Indonesia menempati posisi ke 110 dari 180 negara berdasarkan urutan negara terkorup di dunia.
"Asal tahu saja, skor Indonesia turun bukan secara tiba-tiba tapi diawali upaya pelembahan KPK via revisi Undang-undang KPK tahun 2019,” paparnya dengan menambahkan – “Kala itu terjadi protes besar-besaran dari berbagai kalangan, namun rasanya seperti tak digubris.” (HS)
Tidak ada komentar