Eka Santosa via Pro 1 RRI Bandung FM 97,6 Dialog dengan Widya Perdani, Kumandangkan: Kembalilah ke Jati Diri Bangsa
Algivon.com -- Kembali, Eka Santosa selaku Tokoh Masyarakat Jawa Barat angkat bicara (22/1/2024) tentang fenomena perilaku genersi muda, atau kini populer disebut dari generasi Milenial dan Gen Z. Dugaannya, menurut Eka Santosa yang berbicara beberapa menit sebelumnya dalam acara 'Dialog Bandung Pagi ini' dengan sub tema 'Kita Indonesia Sesungguhnya' di jaringan Pro 1 RRI Bandung FM 97,6 , yang dipandu oleh presenter Widya Perdani:
"Sepertinya sudah menjadi pemandangan biasa, bila unggah-ungguh dan tata-titi, serta budi pekerti di antara kaum yang berusia 18 - 40-an masa kini, cukup drastis terjadi menurun kualitas di berbagai segi," papar Eka Santosa dari kediamannya di Alam Santosa, Pasir Impun, Cimenyan Kabupaten Bandung.
Lebih jauh menurut presenter Widya Perdani yang mengeksplorasi Eka Santosa tentang fenomena sikap selfish atau egois alias ingin menang sendiri, yang berujung semakin menguatnya sikap intoleransi di antara Generasi Milenial dan Gen Z, apalagi ini kan bisa berbahaya bila dikaitkan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara?
Menurut Eka Santosa, kekhawatiran atas lunturnya semangat membina masyarakat yang dulu kental dengan prinsip gotong royong, silih asah silih asih dan dan silih asuh, kini sudah tergantikan oleh perilaku katanya 'modern', malah berunsur 'globalisasi' yang trendy segala:
'Ya, cara berkomunikasi dewasa ini, sudah jauh berbeda. Formatnya, masih belum ketemu. Artinya, generasi senior dan generasi muda sekarang inipun sedang bingung pula seakan ada jurang pemisah yang makin dalam. Persoalannya, untuk saling memahami saja, menjadi persoalan. Tak heran, makin luntur sikap toleransi, sebaliknya sikap mementingkan diri sendiri makin menguat, ini mengkhawatirkan kita. Ya, sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara lama -lama bisa terancam, bila kita tak saling mengingatkan bahayanya," papar Eka Santosa yang kini aktif sebagai Ketua Forum Penyelamat Hutan Jawa (FPHJ), dan sebelumnya salah satunya dikenal sebagai Ketua DPRD Jabar (1999 -2004), dan Anggota DPR RI (2004 - 2009).
Selanjutnya, dalam dialog antara Eka Santosa dan presenter Widya Perdani yang juga mengelaborasi, selain permasalahan fenomena sosial Generasi Milenial dan Gen Z, masalah kebudayaan, lingkungan hidup, serta soal kebangsaan, dalam hal kebudayaan dan lingkungan hidup ia menyoroti:
"Pentingnya, jati diri bangsa dikuasai atau dipakai sebagai pedoman hidup sehari-hari. Katakanlah, China dan Jepang sekarang bisa melesat hampir sejajar dengan negara maju, menurut saya karena mereka kuat memegang jati diri bangsa. Termasuk Vietnam, dalam hal pengelolaan lingkungan di sana, keberadaan Sungai Mekong dijadikan halaman rumah. Ini beda jauh dengan sungai-sungai di kita yang berada di belakang rumah atau diounggungi. Akibatnya, sungai dijadikan tempat sampah," paparnya dengan menambahkan -"Sudah lebih dari 70 tahun kita merdeka, persoalan sampah serta bencana yang diakibatkannya, masih kita alami di merata tempat di negeri yang indah ini, ada apa sesungguhnya?"
Rukun dan Akur Pemilu 2024
Menyinggung tentang harapan apa yang harus terjadi untuk Pemilu 2024? Eka Santosa yang dalam dialog bertajuk 'Kita Indonesia Sesungguhnya' yang sempat disela oleh pendengar setia bernama Muslim yang mengapresiasi konten dan konteks dialog di ruang publik Pro 1 RRI Bandung FM 97,6,"kita haruslah bersyukur ke para pendiri bangsa yang jauh-jauh hari memikirkan melalui Soempah Pemoeda 1928, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maknanya, hingga hari ini 270 juta lebih bangsa kita masih tetap tegak bernegara dalam naungan NKRI."
Intinya, masih kata Eka Santosa dalam menghadapi pesta demokrasi via Pemilu 2024, hendaknya tanpa kecuali siapapun itu, harus bersedia dan harus mampu menjadi perekat bangsa,"melalui Pemilu 2024 ini, kita hilangkan perasaan untuk menang sendiri, marilah kita menangkan pesta demokrasi ini dengan cara-cara yang jurdil serta menekankan pentingnya keutuhan NKRI, di atas segala-galanya," pungkasnya. (HS/WP).
Tidak ada komentar