SMP Muhammadiyah 5 Kiaracondong Kota Bandung Rilis Ijazah Siswa yang ‘Tertunda’ Sejak 2021
Toto Suwarto (51) orang tua siswa mendampingi putrinya MA siswi SMP MUhammadyah 5 Kiaracodong Kota Bandung lulusan tahun 2021, pada Senin, 29 Januari 2024 dengan rasa bungah memperlihatkan fisik atau lembaran ijazah yang diidamkan untuk dipersembahkan kepada putrinya. (Foto: HS).
Algivon.com -- Senin pagi, 29 Januari 2024 adalah hari yang
dinanti bagi orang tua siswa (ortusis) Toto Suwarto (51). Pagi itu Toto mengantar
putrinya M A (17) menerima ijazah di SMP Muhammadiyah 5 Kiaracondong Kota
Bandung di Jl. Sariwates Raya No 6
Antapani Kidul Bandung, yang nyaris baru 2 tahun kemudian ijazah yang
diidam-idamknya berada ditangan putrinya.
“Ya, ini sesuai janji tiga hari lalu Pak
Komarudin operator sekolah di SMP Muhaammadiyah 5, pengambilannya memang hari
ini (29/1/2024 – red). Cukup syaratnya, tinggal cap tiga jari, bereskan urusan administrasi
, sudah itu saja taka da ketentuan lain, sekarang ijazah ada ditangan saya.
Saya persembahkan untuk putri saya M A,” papar Toto setelah ijazah yang
seharusnya pada 2021 lalu kini berada ditangannya.
“Ya, ini untuk putri saya. Resminya ini saya persembahkan
untuk M A yang kini sudah duduk di kelas 2 SMK Pertanian Pembangunan Negeri
(PPN) Tanjungsari, Sumedang. Anak saya ini sudah kelas 2, semoga lancar dan
lulus mengabdi untuk keluarga, bangsa serta negara,” papar Toto dengan nada
bungah.
Atas Kebaikan Kepsek
SMAN 16 Kota Bandung
Sementara itu ananda M A sendiri, sangat bersyukur dirinya
kini sudah memperoleh secara fisik ijazah SMP,”punya sih legalisir ijazah SMP, tinggal
sisa satu lembar lagi. Dan lagi pihak SMK PPN Tanjungsari Sumedang, selalu
menanyakan mana ijazah aseli SMP?” papar M A dengan menambahkan –“Segera,
ijazah SMP yang asli ini akan diperlihatkan ke SMK PPN Tanjungsari Sumedang.”
Sebagaimana diketahui pengambilan ‘kembali’ ijazah yang
sempat tertunda di atas berawal dari aksi aktivis sosial – kemasyarakatan yang
dikoordinasi oleh Furqan AMC pada 17 Januari 2024. Pada saat itu Furqan AMC di
halaman Gedung Sate Kota Bandung, bersama puluhan ortusis menuntut sedikitnya 414
kasus penahanan ijazah mulai TK hingga SMA/SMK di Jawa Barat.
Salah satu tindak lanjutnya, redaksi memonitor ‘rilis’ atau
pelepasan ijazah yang tertunda diberikan kepada para siswanya tersebab berbagai hal.
“Ini berkat kebaikan dari Ibu Kepsek SMAN 16 Kota Bandung yaitu Ibu Eha
Julaeha pada Jumat lalu (26/1/2024 –red) walaupun ini terjadi bukan pada era
kepemimpinannya, ia dan staf-nya menyerahkan ijazah itu ke anak dsulung saya S E T, ya kakanya M A ini. Yang
diluar perkiraan saya, Ibu Eha Julaeha, justru memberikan semacam santunan
untuk sedikit memperlancar urusan administrasi anak saya di SMP ini, “ jelas Toto Suwarto
kembali dengan mata sedikit berkaca-kaca.
Diketahui kondisi ekonomi keluarga atau pasangan ortusis Toto
dan Gina sejak tahun 2021, ditambah fenomena COVID-19 yang melanda kita, otomatis keluarga ini mengalami keterpurukan,. Salah
satunya dampaknya, keluarga ini harus pindah temat tinggal dari daerah Kiaracndong Kota
Bandung ke Desa Cigembong Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang.
Secara terpisah tokoh atau sesepuh Jawa Barat Abah Landoeng
(99) yang mengetahui rentetan kisah ini, disertai kisah relatif mulu ortusis Toto dan Gina mampu
mempersembahkan ijazah SMA dan SMP sesuai hak anak-anaknya:
“Terus terang Abah Landoeng, merasa gembira atas kisah cukup mulus dan kembalinya 2
ijazah ini ke tangan mereka yang berhak. Harapannya, dari kasus ini segeralah
pihak sekolah lainnya merilis ijazah yang masih mungkin saja terselip di laci
sekolah,” kata Abah Landoeng melalui saluran tetepon.
Sebuah pengakuan Komarudin operator sekolah SMP Muhammadyah 5 Kiaracondong Kota Bandung saat serah terima ijazah atas nama siswa M A,
mengakui:
“Masih, ada beberapa ijazah yang belum diambil oleh para
siswa di sekolah ini. Melalui kejadian ini, kami menghimbau kepada semua alumni
dan orang tua untuk segera mengambilnya. Ya, tanpa ada syarat apapun. Intinya, datanglah dan silahkan ambil saja ke sekolah,” pungkas Komarudin. (HS).
Tidak ada komentar