Kuliah Perdana FPIK 2024 Unpad, Menteri KKP Sakti W Trenggono & Rektor Unpad Bedah Ekonomi Biru & 5 Program Prioritas
Algivon.com -- Suasana Bale Sawala Gedung Rektorat Lt. 1 Unpad Jatinangor (5/3/2024) saat Ir. Sakti Wahyu Trenggono,M.M. Menteri Kelautan dan Perikanan Repubik Indonesia, hadir mengantarkan Kuliah Perdana 2024 di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad, tajuknya ‘Blue Ekonomi dalam Perspektif Pembangunan Nasional Menuju Indonesia Emas 2045’. Pidato pembukaannya dari ‘tuan rumah’ Rektor Unpad Prof. Dr. Rina Indiastuti, S.E., M.SIE., "masa depan Indonesia sebagaian besar sejatinya ada di dunia kelautan dan perikanan," paparnya.
Sementara itu ,“beruntunglah kita hari ini kedatangan Pak
Menteri dengan segudang pengalaman dan
wawasannya, anggaplah ini share plus
… tentu amatlah berguna bagi kita semua” papar Dekan FPIK Unpad Dr. Sc. Agr. Yudi Nurul Ihsan, A.P.I., M.Si yang turut mengantarkan pada Kuliah Perdana 2024 yang amat diapresiasi ratusan hadirin.
Salah satu tilikannya, Sakti Wahyu Terenggono memaparkan aneka
kebijakan Ekonomi Biru yang selama ini menjadi ladasan 5 Program Prioritas KKP
yang berkelanjutan. “Pengelolaan sumber daya Kelautan dan Perikanan,
menempatkan ekologi sebagai panglima yang harus dijaga untuk masa depannlah
kita. Inilah yang akan menjadikan Indonesia sebagai poros maritime dunia!”
terangnya.
Yang menarik, sebelumnya Sakti Wahyu Trenggono meneken
kesepakatan bersama antara KKP dengan Unpad menyangkut sinergitas program
Kelautan dan Perikanan berbasis Ekonomi Biru via Tridarma Perguruan Tinggi. Dan
pada pagi itu sebelum memasuki Bale Sawala, ia sempat berdialog intensif dengan
para mahasiswa dsn dosen FPIK Unpad tentang berbagai produk serta prototype
riset yang mereka lakukan selama ini. “Teruskanlah riset semacam ini, demi
kejayaan kelautan dan perikanan kita,” demikian pesan singkatnya kepada para
mahasiswa yang memamerkan aneka karyanya.
Pantauan redaksi, Sakti Wahyu Trenggono yang mengupas cukup
mendalam tentang ladasan 5 Program Prioritas KKP yang berkelanjutan, juga
mengingatkan kembali,”kita ini bukan orang yag tinggal di main land dengan segala persepsi dan gaya hidupnya, kita ini tinggal
di negara maritim dengan potensi laut serta garis pantai yang panjang kedua di
dunia setelah Kanada.” Lainnya, Sakti Wahyu Trenggono menyitir cukup tajam,
tentang prospek bagi generasi muda utamanya,” coba itu gali lebih dalam tentang
jualan karbon. Lokasi kita maritim kita ini, termasuk sebagai tempat pemijahan
ikan, makanya mari kita dalami potensi ini,” ujarnya dengan menambahkan –“Budidaya perikanan kita,
masih sambilan dan kita perlu lebih focus, malah.”
Masih perihal ‘sharing plus’ dari Sakti Wahyu Trenggono,
disinggung pula salah satu keprihatinan kita dalam pengelolaan potensi maritim
yang belum optimal,”sampah plastic kita sekarang malah nomor satu di dunia,
makanya kita lebih galakkan lagi implementasi program bulan cinta laut,”
terangnya.
Dalam sesi Tanya jawab yang banyak diminati para audiens,
Wahyu Sakti Trenggono dengan cukup sabar dan lugas menjawab kegamanngan audiens
tentang ‘mengapa Indonesia dalam konteks kelautan dan perikanan seperti nggak
maju-maju? “Kita sedang intensif membuat dan mengimplementasikan midel konservasi
laut, di antaranya.”
Yang menaruk menjawab salah satu PNS dari Kabupaten Sumedang
yang merasa kewlahan dengan fenomena ‘tsunami perencanaan’ di daerahnya, salah
satunya mempertanyakan bagaimana sebaiknya menangani merajalela fenomena
Keramba Jaring Apung (KJA) di Waduk Jatigede oleh warga setempat, padahal kan
hal ini dilarag? Dijawab cukup lugas, bahwa ‘di dunia ini, hanya di Indonesia
saja ada budidaya di danau’.Intinya, Wahyu Sakti Trenggono menyatakan dalam
kesempatan ini,”sejatinya, yag memanfaatkan waduk itu dalam hal budidaya
(perikanan) ini hanya pengusaha.”
Yudi Nurul Ihsan,
ini Perspektif itu …
Masih sekaitan tajuk
Kuliah Perdana 2024 yakni ‘Blue Ekonomi dalam Perspektif Pembangunan Nasional
Menuju Indonesia Emas 2045’, Yudi Nurul Ihsan selaku Dekan FPIK Unpad secara
terpisah, “MoU tadi adalah perpanjangan, sejak era Ibu Susi Pudjiastuti (2019 –
red), diperpanjang hingga 2029 mendatang,” ujarnya.
“Kali ini ada, di antaranya kerjasama pemanfaatan BBL (Benih
Bening Lobster – red.) untuk dibudidayakan lebih intensif,” ujarnya yang menyebutkan
ada pola kerjasama baru dengan negara Vietnam.
Diketahui, dulu Vietnam justru pada era 1980-an mereka
belajar ke negeri kita. “Nah, sekarang justru kita dalam kerjasama ini melibatkan
juga pihak swasta di antaranya produk inovasi kelautan dan perikanan dari
Aquatec, untuk budidaya lobster di Jembrana Bali, ini masih dalam penjajagan
lanjutan,” lanjutan dengan menambahkan –“Sejumlah kerjasama produktif ini, tak
menempatkan FPIK Unpad sebagai menara gading.”
Lebih lanjut Yudi Nurul Ihsan, pada sore hari masih di tempat yang sama akan menerima rombongan,
sebagai bagian dari program kemitraan lembaganya yang melibatkan akademisi, pebisnis,
kalangan pemerintah, dan masyarakat umum:
“Pihak Kedubes AS ingin melihat, hasil riset kita seperti
apa? Amankah sebagai pangan yang dikonsumsi, makanya mereka bersama para Dubes untuk
ASEAN, akan datang membawa 40 scienties dari ASEAN, kita akan bertukar pikiran
dan pengalaman, ya saling memperkaya, riset khususnya pangan yang aman, saat
ini dan mendatang,” pungkasnya. (Harri Safiari)
Tidak ada komentar