Orasi Ilmiah 'Ekologi Laut Tropis' di Unpad, Prof. Dr. sc.agr. Yudi Nurul Ihsan: Inovasi Sumberdaya Kelautan & Perikanan
Algivon.com -- Anggaplah ini sebagai forum tersendiri, demi menguji konsistensi kepakarannya selama
ini, publik melalui upacara Pengukuhan dan Orasi Ilmiah Jabatan Guru Besar
di Fakultas Perikanan & Ilmu
Kelautan (FPIK) Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. sc.agr. Yudi Nurul Ihsan,
S.Pi., MSi., akhirnya resmi dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang Ekologi Laut Tropis. Prof. Dr. Yudi Nurul Ihsan, yang lahir di Bandung
tahun 1975, dan ia adalah suami dari Tri Dewi Kusumaningrum Pribadi beserta 3
putranya, memaparkan pidatonya dengan judul ‘Inovasi dalam Pengelolaan
Sumberdaya Kelautan dan Perikanan’ di Graha Sanusi Hardjadinata Jl. Dipatiukur
Bandung, Jawa Barat (28/5/2024).
“Praktis, kita amat butuh inovasi demi meningkatkan kesejahteraan.
Manfaatkanlah SDA kelautan dan perikanan dengan bijak,” tuturnya seusai Prof Yudi memaparkan orasinya.
Lebih lanjut disadari oleh Prof Yudi negara kita ini penuh
dengan paradox, yakni di satu sisi sumber kekayaan alam amatlah melimpah, di
sisi lain tingkat kesejahteraan rakyat dan pemerataan hasil pembangunan masih
memprihatinkan,”lebih dari 50% masyarakat kita hidup di bawah garis kemiskinan,’
ujarnya dengan menambahkan –“kembali lagi, lakukan inovasi dalam pengelolaan
SDA kelautan dan perikanan.”
Adapun inovasi itu dengan titik tumpu menggali potensi
kelautan, perlu digalakkan meliputi inovasi sosial, teknologi, bioteknologi, dan lingkungan. “khusus
untuk rencana pemecahan masalah secara sosial,” hendaknya harga mati didasarkan
pada nilai luhur Pancasila, khususnya keselarasan, kerakyatan, dan keadilan, ini
sesuai dengan apa yang dikumandangkan oleh para pendiri bangsa ini.”
Menyinggung pendekatan teknologi itu, Prof. Yudi menekankan pada era
disrupsi ini, harus direspon juga dalam konteks pengelolaan SDA perikanan dan
kelautan. Paling dekat,”lakukan penguatan sistem informasi dan big data, vessel
multi aid, and satellite, termasuk penempatan keramba jaring apung (KJA) yang
ramah lingkungan dan berdaya saing tinggi.”
Masih kata Prof. Yudi yang concern pada potensi kelautan dan perikanan yang menurutnya ,”masih
sangat kecil diberdayakan oleh kita, juga ada inovasi yang sedang kami garap di
antaranya aplikasi pada kosmetikal.”
Ekspor BBL, Maju 10 Langkah ...
Menyinggung tentang pembukaan kembali keran ekspor lobster
oleh Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP) yang tertuang pada tahun 2021, lalu Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan No. 17/2021 tentang Pengelolaan Lobster (panulirus Spp.), Kepiting
(Scylla Spp.), dan Rajungan (portunus Spp.) di Wilayah NKRI:
“Yang paling penting, kita juga bisa mengembangkan budidaya
lobsternya. Jadi kalau BBL (benih bening lobster) itu sekarang dikirim ke
Vietnam? Ini strategi pemerintah hingga Vietnam bersedia investasi di
Indonesia. Kita pun bisa belajar ke Vietnam yang telah berhasil membudidayakan
BBL. Ini memang strategi kita untuk mengembangkan BBL di dalam negeri ke depan,”
terangnya dengan menambahkan –“Dulu mereka belajar tentang ini ke kita, sekarang
kita belajar ke mereka.”
Sebagaimana diketahui MenKP Sakti Wahyu Trenggono di Jakarta saat konpers Indonesia Aquaculture Business Forum 2024 di Jakarta pada akhir April 2024, secara terbuka dirinya tidak bisa mencegah terjadinya penyelundupan BBL atau benur ke Vietnam. Hal inilah yang di antaranya mendasarinya membuka peluang kerja sama ekspor benur dengan Vietnam.
Terkait masih di ruangan yang sama di Graha Sanusi Hardjadinata, sesudahnya digelar pengukuhan yang dari rekan sejawatnya asal negeri Belanda Arnold Tucker dalam bidang Industrial Ecology pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad dengan orasi ilmiah berjudul Exploring Strategies for Well-being and Sustainability in Indonesia, dikonfirmasi kepada Prof Yudi:
"Ini juga hampir sama dengan yang saya sampaikan, bagaimana membuat sinergitas yang pas dalam konteks industrial ecology pada satu kawasan. Yakni, memanfaatkan potensi yang ada di daerah tersebut. Arnold Tucker ini, sangat mengapresiasi negeri kita, karena begitu banyaknya potensi ekonomi yang berkelanjutan, ini bisa kita garap untuk meningkatkan kesejahteraan," pungkasnya. (Harri Safiari).
Tidak ada komentar