Aktivis HAM Peringati 26 Tahun Reformasi di Kampus UPI Bandung – Demokrasi Mati Suri
Algivon.com -- Ada nuansa khas sore itu di area amphitheater
Museum Pendidikan Nasional Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI) di Jl. Dr. Setiabudi No 229 Bandung, Jawa Barat.
Tepatnya, pada Kamis sore, 6 Juni 2024, ada nuansa seru, malahan juga menyeramkan. Pasalnya, sekitar 2.000
tengkorak dan 1.000 kuburan, tampil dramatis, ini pun diperkuat oleh pameran
foto dokumenter yang merekam sejumlah peristiwa kelam penuh kekerasan sepanjang
waktu di Tanah Air.
“Aksi simbolik mencekam ini, ini galibnya berkisah tentang
kekerasan Orde Baru. Berbagai
literasi, ada lebih dari 500.000 jiwa melayang, dalam sekian banyak peristiwa
berdarah. Rerata terjadi untuk kepentingan
politik maupun ekonomi kekuasaan belaka. Ya, demi melanggengkan power dan
pengaruh para kroninya, kaum jelata dilibas saja,” ucap Aksa, Koordinator Keluarga Mahasiswa Bandung (Kembang).
Udin Bernas …
Lebih jauh menurut Asrul,
dalam konperensi pers-nya seusai beberapa rekannya dari berbagai perwakilan mahasiswa
universitas di Jawa Barat dan Provinsi Banten, yang mengisi acara melalui
penampilan puisi, musik dan aksi teaterikal, menyatakan:
“Ada sejumlah kasus pelanggaran yang menjadi sorotan hingga
saat ini, di antaranya Penembakan
Misterius 1982, Rumah Heudong 1989, Kasus Sutet, Pembunuhan Munir, Udin Bernas,
Marsinah, Pembunuhan Massal 1965, Peristiwa
Pahit di Poso dan Sampit, serta banyak lainnya. Hari ini kami renungkan
lagi, agar kisah pahit itu tak terulang,” papar Asrul yang diamini
rekan-rekannya.
Pantauan redaksi di lokasi para mahasiswa, pejabat negara,
media, dosen, fotografer, dan pembuat konten sosmed begitu antusias, mencermati
penampakan pertunjukan yang dilatarbelakangi di antaranya oleh 2.000 tengkorak
dan 1.000-an kuburan di salah satu sudut kampus UPI Bandung.
Mereka pun terlihat memperhatikan satu persatu instalasi
kuburan yang terbuat dari papan triplek. Di setiap istalasi kuburan itu juga
terdapat sejumlah nama korban pelanggaran HAM, diantaranya Munir, Widji Thukul, Marsinah hingga Udin Bernas.
Lainnya, taburan bunga pun menghiasi instalasi kuburan ini. Sebuah bendera merah putih dengan warna sudah
mulai pudar juga terpampang di atas tumpukan instalasi tengkorak. Aroma dupa
juga tercium menyengat di lokasi acara, ini diimbuhi pampangan poster besar
bertuliskan Peringatan 26 Tahun
Reformasi ‘Demokrasi Mati Suri’.
“Aku merasa sedih, ingatanku kembali pada sejumlah suasana
muram kasus pelanggaran HAM yang tak kunjung selesai hingga saat ini. Utamanya,
gegara bau menyengat asap dupa…” papar Henny W (22) mahasiswa perguruan tinggi swasta
yang sengaja datang dari Tangerang Selatan Provinsi Banten. (HS)
Tidak ada komentar