Yena Iskandar Ma’soem Kandidat Walikota Bandung: Ikhtiar Pengabdian, bukan soal syahwat politik
Algivon.com – Ini dia pengakuan blak-blakan kandidat Walikota Bandung Yena
Iskandar Ma'soem. Ia menolak
bila disebut pencalonannya sebagai langkah mubazir, atau hanya membuang-buang
energi. Ia pun menyebut keterlibatannya pada pilwalkot Bandung 2024, merupakan sebuah
ikhtiar pengabdian, bukan soal syahwat politik belaka.
"Ada yang bilang saya dijongklokeun oleh sejumlah orang. Tidak, tak ada seorang pun yang menjongklokan. Saya hanya masih memberi
kesempatan bagi diri untuk terus berjuang," ujarnya.
Yena Iskandar Ma’some meluahkan isi pikirannya dalam gelaran
Serial Diskusi Pilkada bertajuk Mencari Pemimpin Pilihan Rakyat, Minggu (30/6/2024)
di Café Kampring Jl. Maskumambang No. 39 Bandung, Jawa Barat. Diskusi digagas
oleh Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Jabar bekerjasama dengan PW
Muhammadiyah Jabar.
Bersama Yena, turut hadir pengamat politik Unpad Dr. Idil
Akbar dan anggota Majelis PW Muhammadiyah Jabar yang juga dosen UIN Dr.
Luqmanul Hakim. Serial Diskusi Pilkada digelar sepekan sekali, dengan
menghadirkan kandidat Gubernur, Bupati dan Walikota, yang kemudian dibahas
pengamat atau tokoh.
"Sekarang saya ikuti saja prosesnya dengan ikut
konvensi PDI Perjuangan. Kita tunggu kepada siapa tiket akan diberikan. Saya
yakin PDI Perjuangan akan memutuskan siapa yang terbaik buat rakyat Kota
Bandung," kata Yena Iskandar Ma’some yang juga dikenal sebagai Ketua
Ikatan Apoteker Indonesia Kota Bandung.
Bukan Syahwat
Politik
Yang jelas, lanjutnya, kegagalan dalam dua proses pemilihan
dijadikan pelajaran berharga untuk berbuat lebih baik lagi. "Ini bukan
syahwat politik, melainkan ingin mencoba mengabdikan diri lebih besar lagi
ketika menjadi pimpinan di Pemkot Bandung.
Idil Akbar adalah yang mengkritisi betul langkah Yena
mencalonkan diri. "Kenapa Teh Yena berani maju? Apa nggak kapok? Butuh effort, butuh uang, kenapa berani? Lalu
apa langkah strategi Teh Yena untuk menang di Kota Bandung?" katanya
setengah bertanya.
Di momen sekarang ini, lanjut Idil, sebaiknya Yena
konsentrasi untuk meraih tiket dari PDI Perjuangan. "Jadi di situ saja
dulu fokusnya, agar tak keluar energi terlalu hambur jika langsung tarung di
lapangan," katanya.
Sementara Hakim menyarankan agar Yena --seperti halnya
Muhammadiyah-- fokus pada pendidikan, kesehatan dan pelayanan masyarakat.
Karena ketiga hal inilah yang amat dibutuhkan oleh warga Kota Bandung. (HS)
Tidak ada komentar