Bima Arya: Pilkada Saat Ini Defisit Gagasan, Namun Surplus Gimmick dan Algoritma Kekinian
Algivon.com -- Proses pemilihan kepala daerah belakangan ini disinyalir
miskin gagasan. Faktanya, warga lebih menyukai gimmick dan algoritma
kekinian, ketimbang membedah ide dan gagasan yang dimiliki para calon.
"Yang saat ini terjadi adalah defisit kontestasi
gagasan, tapi surplus gimmick dan algoritma
kekinian. Padahal kalau kita terjebak pada gimmick,
kita tak akan pernah dapatkan kontestasi poitik yang mencerahkan," kata kandidat Gubernur Jabar Dr. Bima Arya.
Narasi ini muncul tatkala Bima Arya menjadi
narasumber pada serial diskusi pilkada bertajuk "Mencari Pemimpin Pilihan Rakyat", yang digagas Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Jabar
dan PW Muhammadiyah Jabar, Minggu
(7/7/2024). Paparan Bima Arya pun
dibahas oleh tiga panelis, yakni Dr.
Affan Sulaeman, pengamat politik Unpad
Dr. Firman Manan, dan Dewan Pakar ICMI
Dr. Muslim Mufty.
Bima mencoba mendobrak "politik salah kaprah" ini
dengan berusaha menularkan gagasan pada setiap pertemuan yang diikutinya,
termasuk ketika jadi narasumber acara JMSI Jabar. "Saya akan fokus pada
tiga hal mendasar, yakni pendidikan,
kesehatan, lapangan pekerjaan. Bukan nggak boleh punya jalan-jalan,
bangunan-bangunan dan taman-taman yang bagus. Tapi yang diinginkan warga adalah
sekolah yang dekat dan murah, layanan kesehatan gratis namun mudah diakses, serta
mudah dapat kerjaan," katanya.
"Yang dibutuhkan warga sekarang adalah basic needs. Gimana caranya ketika masuk
rumah sakit atau UGD, langsung kebagian kamar, ga perlu lapor dulu ke anggota
Dewan supaya dapat prioritas. Warga ingin sekolah favorit yang dekat dengan
rumahnya. Gimana mungkin ada zonasi, tapi tak ada sekolah negeri di dekat
rumahnya," ujar Bima mengkritisi fenomena terkini di Jawa Barat. (HS/DDN)
Tidak ada komentar