Geliat UMKM di RW 09 Riung Bandung, Perkenalkan Sate Madewi ala BUMM Al Ikhlas yang Khas



UMKM berdaya menjadikan tingkat kesejahteraan warga meningkat secara nyata. (Foto: Agus S)



Algivon.com -- Kemeriahan dan kekompakan warga RW 09 Kompleks Riung Bandung, Kota Bandung begitu terlihat, pada Sabtu dan Minggu, 27 - 28 Juli 2024. Siang itu warga dipimpin Ketua RW 09 Kelurahan Cisaranten Kidul Kecamatan Gedebage, Deni Komaransyah, menggelar lomba solawat, karaoke, dan bazaar UMKM. 


Kegiatan tersebut dalam rangka merayakan HUT 79 Republik Indonesia. Acara berlangsung di pelataran Masjid Al Ikhlas. Tampak warga begitu antusias menonton lomba karaoke Agustusan tingkat RW yang digelar selama dua hari. Tercatat 29 warga dari 10 ke-RT-an daftar menjadi peserta tarik suara. 


Alunan musik lagu wajib "Berkibarlah Bendera Negeriku" dari Gombloh pun akhirnya berpadu dengan aroma daging ayam bakar yang bersumber dari salah satu stand kuliner sate. Satu dari 8 stand yang dihadirkan panitia guna memeriahkan perlombaan. 

Stand lainnya, ada ubi bakar Cilembu, aneka jus, es kopsuren, es teh manis, buah-buahan, pentol, hingga kue ketawa.



Sate MaDewi, Wow!


Kuliner sate yang punya merek Sate MaDewi itu menjadi primadona jajanan pengunjung. Dagingnya yang empuk plus bumbu lezat serta nasi pulen membuat porsi sate yang ditawarkan memiliki rasa dan kelembuatan berbeda dibanding sate-sate lain. Cita rasa sate yang berbeda itulah yang menjadi ciri khasnya. 


Cita rasa itu tak didapat Dewi, sang pemilik Sate MaDewi, lewat mimpi. Ia tekun melakukan berbagai eksperimen agar daging yang dihidangkan terasa empuk, gurih dan renyah. 


"Saya sudah berkali-kali melakukan tes alias pengujian kepada teman-temannya untuk merasakan satenya. Hingga akhirnya mendapatkan komposisi rasa yang pas," ungkapnya. 


Karena cita rasa berbeda itulah, tak mengherankan jika pesanan demi pesanan datang silih berganti tanpa henti. Dewi dan tiga orang asistennya yakni Nita, Tante Lisna dan Mamah Mimin terpaksa berjibaku sampai tak sempat makan melayani pembeli yang datang. 


Hari itu 700 tusuk sate ludes hanya dalam hitungan jam. Itu artinya, sate Dewi mengalami kenaikan penjualan yang signifikan atau hampir dua kali lipat dari hari sebelumnya. Pada hari pertama acara, Sabtu (27/07/24), satenya laku terjual hingga 400 tusuk.


Bukan tanpa alasan Sate MaDewi laris manis. Salah seorang warga, Ustad Rosyid, yang terlihat lahap memakan potong demi potong 15 tusuk sate yang dipesan mengaku rasa satenya memang berbeda dari sate lain yang biasa ia makan. 


“Dagingnya empuk, bumbunya gurih. Pokoknya maknyusss,” ujar imam rawatib di Masjid Al Ikhlas itu.


BUMM Al Ikhlas


Sate MaDewi dan jajanan kuliner lain di bazaar ini, merupakan unit-unit usaha yang berhimpun dalam manajemen Badan Usaha Milik Masjid (BUMM) Al Ikhlas. Melalui program Satu Desa Satu Pujasera (Sadasapa), BUMM Al Ikhlas ingin menghadirkan pusat jajanan yang menyuguhkan berbagai produk, terutama di sektor kuliner.


Agus Setiawan, konseptor Sadasapa dan salah satu perintis BUMM Al Ikhlas berniat mewujudkan mimpi menguatkan ekonomi kerakyatan itu menjadi kenyataan. Karenanya ia aktif membangun berbagai gerakan pemberdayaan usaha mikro, meski melalui komunitas-komunitas kecil. Seperti yang dilakukan di lingkungan tempat tinggalnya tersebut.


Dalam pandangan Agus, sejauh ini usaha mikro belum mendapat perhatian yang layak dari pemerintah dan lembaga keuangan. Tidak adanya kementerian yang khusus mengelola usaha mikro menandakan pemerintah belum melihat potensi besar sektor ini.


Padahal usaha mikro menyimpan potensi ekonomi yang dahsyat jika semua stakeholder turut serta memberdayakannya.


“Selama ini, pemerintah berkutat dengan program pelatihan saja. Program pelatihan memang boleh-boleh saja. Tapi jika setelah pelatihan, pelaku (usaha) mikro dibiarkan tanpa diberdayakan, sama saja omong kosong. Jadi yang terpenting, bagaimana pemerintah bisa memberdayakan pelaku mikro agar bisa tumbuh dan kuat,” paparnya.



Ruh BUMM AlIkhlas - pemberdayaan secara total, bukan sekedar pelatihan biasa yang tidak memiliki keberlanjutan (Foto: Agus S).



Di lingkungan tempat tinggalnya itu, Agus termasuk salah satu yang memprakarsai hadirnya BUMM Al Ikhlas. Melalui unit usaha tersebut kebutuhan sembako warga RW 09 dan sekitarnya dipasok.


Pengelolaan BUMM ditekankan pada sistem manajerial usaha yang rapih. Salah satunya dengan mencatat setiap transaksi melalui aplikasi Sadasapa. Dengan cara itu, pengelolaan BUMM lebih transparan dan modern.


Kemudian, agar kelangsungan usaha BUMM berumur panjang, menajemen melakukan kerja sama dengan para pelaku usaha mikro yang memproduksi bermacam makanan dan minuman. Untuk itu, siapa pun warga yang memiliki produk, bisa menitipkannya di BUMM Al Ikhlas. 


Tentu saja tidak sembarang produk bisa didisplay di rak BUMM. Setiap produk pelaku mikro yang ditawarkan mesti melewati tahap pengujian rasa. Tes ini penting agar produk yang ditawarkan terjaga kualitasnya dan memiliki daya saing sehingga laku terjual. (R).

Geliat UMKM di RW 09 Riung Bandung, Perkenalkan Sate Madewi ala BUMM Al Ikhlas yang Khas Geliat UMKM di RW 09 Riung Bandung, Perkenalkan Sate Madewi ala BUMM Al Ikhlas yang Khas Reviewed by Harri Safiari on 22.50 Rating: 5

Tidak ada komentar