Peringatan Usia Abah Landoeng, Satu dan Dua Tahun Menjelang 1 Abad - Beda Rasa Bernegara!

 

Sekoempoelan orang-orang hadlir pada pringetan ke-98 menoedjoe oesia ke-99 taoen dari diri Abah Landoeng jang lahir di Bandoeng pada 11 Djoeli 1926. Gefeliteerd Abah Landoeng, ik hoop dat je gezond blijft en lang leeft (Selamat ultah Abah Landoeng, semoga tetap sehat dan panjang umur). (Kolase: HS).


 


Kota Bandung --  Berita baku tentang Abah Landoeng, pada 11 Juli 2024  ia tepat berusia 98 tahun. “Nah usia Abah Landoeng kini ke-99 ‘jalan’ atau menapak ke-99, sabar Bah besok kita jelang ya menuju ke-100,” papar Kang Banu alias Bamban Nugraha sambil menunjuk lilin berangka terlanjur 99 yang bertengger di ujung kue tradisional awug atawa dodongkal yang kala itu wajib apinya ditiup Abah Landoeng! Wussh ...wussh...lilin itu padam...

 

Kang Banu yang hadir pada Kamis, 11 Juli 2024 di warung kuliner sohor berjuluk - Mie Nasi Goreng Ibu Sani Landoeng - di Jl. Mangga No.26 Kota Bandung, Jawa Barat, ia adalah salah satu pewarta yang ikut meramaikan peringatan HUT ke 98 ‘menuju’ ke-99 tahun usia Abah Landoeng.. Sosok hebat Abah Landoeng sebagai pensiunan guru SMP Negeri 2 dan 5 di Kota Bandung, di antaranya ia meluluskan Virgiawan Liestanto kelahiran 1961 atawa penyanyi balada Iwan Fals. Lainnya, ia meluluskan ratusan malah ribuan tokoh, maupun orang penting di Jabar dan nasional.


Artinya, sosok Abah Landoeng yang ‘multi facet’ selain sebagai guru dikenal juga sebagai aktivis lingkungan, aktivis anti korupsi, relawan sejak masa perjuangan, kemerdekaan hingga kini. Lainnya, melekat pada sosoknya, salah satunya sebagai inspirator lagu ‘Oemar Bakri’ karya Iwan FalsTas hitam dari kulit buaya//Selamat pagi//Berkata bapak Umar Bakri//Inihari aku rasa kopi nikmat sekali …

 

Selanjutnya, dari ingar-bingar HUT AbahLandoeng yang ke-98 menapak ke – 99 tahun, yang dihadiri puluhan tamunya dari berbagai kalangan mulai tokoh dan aktivis di Jabar dan Bandung Raya,”hebatnya Abah Landoeng dari pejabat hingga pengamen alias anak jalanan, tumplek-blek di Jalan Mangga No. 26 atau depan Toko Cairo, mereka datang bergelombang dari pagi hingga sore,” kata Harisman Subawijaya yang sehari-hari dikenal selaku pewarta destinasianews.com.

 

Lainnya, apa kata Adi Raksanagara, pewarta senior di Kota Bandung, Kang Adi seakan bernostalgia membentuk trio dengan Abah Iwan Lumintang, dan Abah Landoeng,”ini ari kita saperti dikasi oemoer choesoes pandjang, bertiga bikin foto djepret-djepret langsoeng afdruuk…” papar Kang Adi dengan gaya khas berbicara langgam Indonesia tempo doeloe.


Tambah Saudara ...


Maknanya,  selama perayaan HUT Abah Landoeng kali ini, selalu riuh-rendah pembicaraan para pengunjung pada Kamis pagi hingga sore itu,”ini benar-benar pertemuan para lintas aktivis dari segala level, hari ini perwakilannya ada di sini, berkat pertemuan ini, kita tambah saudara saja,” papar Silvia Adriana D.S yang hadir bersama Martin B Chandra dan puluhan rekan dari Paguyuban Bandungariung yang setiap Rabu malam kumpulan khas ini kerap berdiskusi di D’Botanica Bandung Mall Jl. Dr. Djundjunan Jl. Tol Pasteur, Bandung. "Ayo, ditunggu ya Bapak dan Ibu setiap Rabu di D'Botanica Bandung Mall," ajak Silvia Adriana D.S.    

 2

Berikutnya, ini kata Sulhan Syafi’i yang dikenal juga sebagai jurnalis senior Kang Aan dari Tatali:”Hari ini momentum bersejarah tersendiri dari sosok Abah Landoeng. Diusia yang cukup lanjut dari rata-rata bangsa Indonesia, Abah Landoeng masih beraktivitas relatif normal. Terpenting, ia memberi contoh tentang nilai-nilai kehidupan sejak era sebelum merdeka, era perjuangan mempertahankan kemerdekaan, Orla dan Orba, hingga masa reformasi. Satu hal lagi soal keterlibatan langsung Abah Landoeng saat KAA 1955 sebagai pengumpul kendaraan bagi VVIP kala itu, serta perjuangan di balik layar lainnya. Semua ini ada di diri Abah Landoeng, terakhir baru-baru ini, ia atau kita justru baru saja merasa kehilangan sobatnya, yakni Bapak Solihin GP. Harapannya, nilai-nilai dari Abah Landoeng ini, dapatlah kita abadikan," ujarnya yang sejurus kemudian Kang Aan ini akan menerbitkan buku tentang ‘peran penting’ Abah Landoeng, dengan mengatakan –“Semoga saja, buku sekitar 120 halaman ini akan segera terbit dalam beberapa bulan mendatang.”  


Doa Bella ...

 

Selanjutnya ada yang hadir secara khusus, penyanyi jalanan Bella namanya yang biasa mangkal di sekitar fly over Kopo, Bandung. Bella hadir dengan penuh ketulusan mewakili puluhan rekan-rekannya,”berarti Abah Landoeng, satu atau dua tahun lagi pada 2026 akan 100 tahun ya?” spontan Bella memaknai Ultah Abah Landoeng yang spesial ini dengan penuh kekaguman dan hormat.

 

Menurut Bella, bila Abah Landoeng ultah yang ke – 100 tahun:”Semoga tetap ya, dirayakan seperti sekarang ini, kami boleh ikut merayakan bersama bapak dan ibu seperti sekarang. Kami nanti mah mau bikin persembahan khusus buat Abah Landoeng,” paparnya.

 

Menurut Abah Landoeng sendiri yang didampingi istri tercinta Ibu Sani, tak putus-putusnya mereka berdua mengucap rasa syukur atas kehadiran para hadirin,”padahal kami hanya mengumumkan secara sederhana saja via medsos, diluar dugaan berbagai pihak teman-teman Abah pada datang, terpenting kita bersilaurahmi lintas generasi di sini, sekaligus mari kita tata kembali rasa persaudaraan dan rasa bernegara kita,” ujarnya. 




Tangkapan layat, tiup lilin ala Abah Landoeng - usia panjang yang bermaslahat bagi alam semesta dan sesama. (Dok.video Silvia Adriana D.S).



Ketika ditanya lebih lanjut ke Abah Landoeng, memangnya rasa persaudaraan dan rasa bernegara  kita ada bedanya dengan jaman Abah dahulu? Seakan tertegun sejenak akan pertanyaan ini, sejurus itu Abah Landoeng menjelaskan: 


"Ini hanya renungan Abah sendiri, dahulu Abah ikut membangun negeri ini, rasa persaudaraan dan bernegara kala itu sungguh tulus tanpa ada embel-embel. Sekarang, mungkin ini sedikit kritik Abah yang sudah renta, sepertinya terkadang penuh kepalsuan. Miris, ada jutaan warga Indonesia di pelosok Nusantara, hak-hak azasi-nya masih belum sepenuhnya terwujud. Masih kontras dengan keinginan para pendiri bangsa. Tentang bagaimana wujudnya, kita sama-sama tahulah. Sebaiknya, kita renungkan bersama, dan cari solusinya," pungkas Abah Landoeng. (Harri Safiari).




Peringatan Usia Abah Landoeng, Satu dan Dua Tahun Menjelang 1 Abad - Beda Rasa Bernegara! Peringatan Usia Abah Landoeng, Satu dan Dua Tahun Menjelang 1 Abad - Beda Rasa Bernegara! Reviewed by Harri Safiari on 23.44 Rating: 5

Tidak ada komentar