R Dhani Wirianata Calon Walikota Bandung Ungkap Ide Digitalisai Pilkada dan Pemilu Mendatang
R Dhani Wiriadinata membuka peluang jangka panjang dan penuh kehati-hatian untuk penyelengaraan Pilkada dan Pemilu yang 'Jurdil' dengan digitalisasi searah era menuju 5.0. (Foto: HS.)
Algivon.com – Seturut Ridwan Dhani Wirianata ditetapkan
sebagai Calon Walikota Bandung 20204,
yang penetapannya dibacakan oleh Sekretaris
Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra, Ahmad Muzani, pada Deklarasi Cawalkot Partai Gerindra di Ballroom Hotel Grand Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang 45, Kota Bandung,
Jumat (19/7/2024).
Masih di hari yang sama pada petang itu, R Dhani Wirianata
di Rooftop Gedung DPRD Jabar Jalan Diponegoro No. 27 Bandung, seusai pertemuan
bersama komunitas politik kepemudaan di Kota Bandung yang juga memperkenalkan visi
dan misinya sebagai Calon Walikota Bandung, ditanya tentang rencana berikutnya,
sesuai dengan perintah partai,”tentu mencari koalisi dan setelah itu turun ke
masyarakat,” ujarnya sambil menjawab bahwa pasangannya kelak – “Saat ini masih
konsolidasi ya”.
Lebih lanjut R Dhani Wirianata ditanya tentang rencana
sosialisasi berikutnya,”ya, tentu akan dilakukan sambil terus melaporkan
perkembangannya ke DPP,” ujarnya.
Mengklarifikasi dari lontaran ide dari R Dhani Wirianata
ketika dirinya diperkenalkan dengan bakal calon walikota lainnya seperti Arfi
Rafnialdi dari Golkar, Dandan Riza Wardana dari PDIP, Marshall dari PSI, dan
Erwin dari partai PKB, selama di Rooftop Gedung DPRD Jabar, di antaranya ia
melontarkan ide tentang penguatan peran teknologi berupa digitalisasi secara
bertahap untuk proses Pilkada dan Pemilu ke depan, tujuan selain untuk
menghemat biaya, juga demi mengurangi tingkat kecurangan:
“Nah, ini kan persoalan jangka panjang kita. Bilapun kita
akan gunakan, perlu kita undang para ahli. Bagaimana kita bisa menekan
anggaran. Dengan teknologi dengan opsi-opinya tentu masih harus kita kaji lebih
lanjut. Kita pun masih mengalami
kekhawatiran, justru dengan digitalisasi malah bisa terjadi kecurangan.
Untuk itu kita perlu para ahli, agar bisa membuat pengamanan yang baik,
tentunya.”
Masih seputar lontaran ide perlunya digitalisasi pada
Pilkada dan Pemilu yang dilakukan secara bertahap, R Dhani Wirianata,
menyatakan:
”Makanya para petugas KPU itu rata-rata 2 tahun sebelum
Pilkada dan Pemilu telah mengumpulkan data secara sistematis. Nah, bagaimapun
nanti pada suatu saat dimasa depan, utamanya menghadapi era digitalisasi dan
bertransformasi ke 5.0, dirasa perlu menentukan langkah-langkahnya ke arah itu,”
pungkasnya. (HS/Arismen)
Tidak ada komentar